Media Jerman Beberkan 3 'Dosa' Man City, Ada Curangi Financial Fair Play

8 April 2022 15:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Manchester City di Etihad Stadium. Foto: Reuters/Jon Super
zoom-in-whitePerbesar
Logo Manchester City di Etihad Stadium. Foto: Reuters/Jon Super
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Media Jerman, Der Spiegel, menyudutkan Manchester City. Media yang berbasis di Hamburg itu baru saja merilis hasil investigasi yang menyatakan adanya 'dosa' dalam arti dugaan kecurangan yang dilakukan manajemen Man City.
ADVERTISEMENT
Der Spiegel membeberkan, setidaknya ada tiga tuduhan yang dapat berimbas langsung terhadap roda kehidupan The Citizens. Pasalnya, pemilik Man City, Mansour bin Zayed Al Nahyan alias Sheikh Mansour, diduga menjadi otak utama dari penyelewengan yang dilakukan.
Pertama, Der Spiegel melaporkan Man City terbukti melakukan perjanjian kerja sama atau meneken kontrak dengan pemain di bawah umur. Manajemen Man City diduga menyogok agen sang pemain dan melakukan transaksi secara diam-diam.
“Ada pemain di bawah umur yang diduga meneken kontrak dengan Manchester City. Manajemen dan agen sang pemain melakukan transaksi secara langsung yang melanggar aturan,” tulis laporan Der Spiegel seperti dikutip dari Marca.
Pemilik Manchester City, Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan. Foto: ANDREW YATES / AFP
Salah satunya yang terlibat dalam kasus ini adalah agen Jadon Sancho dan Brahim Diaz. Agen Sancho dikabarkan telah meneken kontrak profesional dengan Man City saat pemain berpaspor Inggris itu baru berusia 14 tahun pada 2014 silam.
ADVERTISEMENT
Tak berbeda dengan Sancho, agen Diaz pun turut melakukan hal serupa. Diaz diduga telah menerima kontrak profesionalnya pada usia 14 tahun, tepatnya pada akhir 2013 lalu ketika pemain Spanyol itu masih menimba ilmu di Malaga.
Sementara, bila melihat dari aturan FIFA, seorang pemain baru bisa menerima kontrak profesionalnya pada rentang umur 16-18 tahun. Sehingga, bila tuduhan Der Spiegel terbukti, tentu akan menjadi masalah bagi Man City di kemudian hari.
Ilustrasi FIFA. Foto: REUTERS/Arnd Wiegmann
Lalu, poin yang kedua berkaitan dengan urusan sponsor. Der Spiegel melaporkan Man City diduga menyuntikkan dana pribadi melalui perusahaan lain yang kelak berperan layaknya sponsor sungguhan guna mengakali Financial Fair Play (FFP).
“Man City mendapat banyak sponsor dari Abu Dhabi. Namun, sponsor-sponsor tersebut terkesan mencurigakan. Ada dugaan, Sheikh Mansour sendiri yang menyuntikkan dana terhadap sponsor tersebut dan dana asli yang dikucurkan oleh sang sponsor nilainya sangat kecil,” lanjut laporan Der Spiegel.
ADVERTISEMENT
Walau begitu, Man City sejatinya pernah berurusan dengan UEFA terkait FFP. Hal tersebut terjadi pada 2019 silam ketika Der Spiegel mengeluarkan laporan keuangan milik Man City.
Alhasil, The Citizens dijatuhi hukuman larangan tampil selama dua musim oleh UEFA. Namun, tak berselang lama, Man City berhasil keluar dari jeratan tersebut usai melakukan banding ke Badan Arbitrase Olahraga (CAS) pada 2020.
Pelatih Timnas Italia, Roberto Mancini. Foto: Andreas SOLARO / AFP
Poin terakhir yang dituduhkan oleh Der Spiegel adalah perihal gaji eks manajer Man City, Roberto Mancini. Pelatih asal Italia itu meneken kontrak pada 19 Desember 2019 dengan kesepakatan gaji sebesar 1,45 juta poundsterling plus bonus sebesar 4 juta poundsterling bila pekerjaannya memuaskan.
Namun, Der Spiegel menemukan dokumen yang menyatakan Mancini turut meneken kontrak lain di waktu yang sama. Ia meneken kontrak bernama ‘kontrak konsultasi’ untuk Al Jazira (klub Sheikh Mansour di Uni Emirat Arab).
ADVERTISEMENT
Nah, atas kesepakatan bersama Al Jazira, Mancini disinyalir mendapat kompensasi sebesar 1,75 juta poundsterling untuk jasanya. Lalu, yang menjadi masalah adalah kompensasi yang diterima dari Al Jazira tidak terkena potongan pajak layaknya gaji yang diterima dari Man City.
Selebrasi pemain Manchester City Kevin De Bruyne usai mencetak gol ke gawang Atletico Madrid pada pertandingan leg pertama perempat final Liga Champions di Etihad Stadium, Manchester, Inggris. Foto: Lee Smith/REUTERS
“Saat melatih Manchester City pada periode 2009-2013, Mancini menerima kompensasi lain secara diam-diam. Mancini diduga meneken kontrak lain dan menerima kompensasi dari kontrak konsultasi fiktif,” tutup laporan Der Spiegel.
Kini, Der Spiegel sendiri telah menghubungi pihak terkait, termasuk pihak Liga Inggris untuk meminta penjelasan. Namun, Liga Inggris memilih untuk bungkam dan enggan memberikan respons terkait dugaan ‘main mata’ yang dilakukan Man City.