Memorabilia bagi Choirul Huda di Surajaya

18 Oktober 2019 18:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Choirul Huda, legenda Persela Lamongan Foto: FOTO/Rahbani Syahputra
zoom-in-whitePerbesar
Choirul Huda, legenda Persela Lamongan Foto: FOTO/Rahbani Syahputra
ADVERTISEMENT
Saat itu tanggal 15 Oktober 2017. Persela Lamongan sedang menghadapi Semen Padang di ajang Liga 1.
ADVERTISEMENT
Tim berjuluk 'Laskar Joko Tingkir' itu sedang unggul satu angka atas Semen Padang. Tertinggal, 'Kabau Sirah'--julukan Semen Padang--melakukan hal yang memang semestinya mereka lakukan: Mengambil inisiatif serangan.
Pada menit 44, mereka melepas umpan silang ke lini pertahanan Persela. Momen nahas itu pun terjadi. Ramon Rodrigues (saat itu bek Persela), yang berniat menghalau bola, bertabrakan dengan Huda yang juga memiliki tujuan serupa.
Huda terkapar. Ia tak sadarkan diri dan langsung dibawa ke RSUD dr. Soegiri, Lamongan, untuk mendapatkan perawatan intensif. Namun, nyawa Huda tak tertolong. Ia pun pulang ke haribaan Sang Pencipta.
Choirul Huda saat diberi pertolongan pertama. Foto: ANTARA FOTO/Rahbani Syahputra
Surajaya berduka. Pekan ke-30 Liga 1 2017 diwarnai oleh serangkaian aksi mengheningkan cipta dan pemakaian pita hitam. Semua berduka atas meninggalnya sosok yang dikenal sebagai pesepak bola Indonesia paling setia itu.
ADVERTISEMENT
Dua tahun berselang, ingatan tentang Huda masih terperam. Kesetiaannya terkenang di benak pecinta sepak bola Indonesia, terkhusus para pendukung Persela. Alhasil, sebuah upaya dilakukan untuk mengenang Huda.
Selain ziarah yang dilakukan ke makamnya pada Selasa (15/10), Persela menggelar momen mengheningkan cipta pada menit 44 saat Persela menjamu PSIS di Surajaya, dalam laga pekan 23 Liga 1 2019, Jumat (18/10) sore WIB.
Pertandingan bergulir. Menit demi menit berlalu, sampai akhirnya laga memasuki menit 44. Semua pemain langsung berhenti menyepak bola. Announcer di stadion mengumumkan bahwa mengheningkan cipta dimulai. Semua diam, larut dalam doa
Sementara, tribune sudah penuh dengan gambar-gambar Huda. Di tribune selatan, spanduk besar membentang, bergambarkan Huda yang mengenakan jersi kuning Persela, jersi terakhir yang ia pakai sebelum meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Selepas mengheningkan cipta, di tribune utara, sekelompok suporter meneriakkan nama Choirul Huda. Sama seperti tribune selatan, tribune utara juga mengibarkan bendera besar. Bendera bergambarkan Huda yang sedang berteriak lantang.
Menyeberang ke tribune barat, tampak istri Huda hadir. Mengenakan kerudung putih dan kacamata coklat, ia larut dalam hening. Sesekali ia tersengguk, pertanda bahwa ada air mata yang mengalir di balik kacamatanya.
Tidak hanya suporter Persela, pendukung PSIS yang juga hadir di Surajaya turut dalam momen mengheningkan cipta ini. Hal itu menambah kekhusyukan suasana stadion. Semua ikut mengenang Huda.
Memang, momen ini tak berlangsung lama, hanya satu menit saja. Meski begitu, hal ini menunjukkan bahwa ingatan tentang Huda tak lekang dimakan waktu. Walau absen secara fisik, sosoknya akan selalu ada di hati suporter dan skuat Persela.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, tampak bahwa di laga ini, stadion tidak terlalu penuh. Tribune timur tidak terisi seluruhnya. Mengingat bahwa ada sebuah memorabilia di laga ini, kosongnya tribune timur itu sedikit disayangkan.
Starting XI terakhir Persela bersama Choirul Huda (posisi di kanan atas). Foto: ANTARA FOTO/Rahbani Syahputra
Sayang, sore itu Persela gagal memberikan hadiah bagi Huda. Mereka kalah tipis 0-1 dari PSIS. Semakin menyesakkan, manakala gol tim berjuluk 'Laskar Mahesa Jenar' itu dicetak di menit akhir laga oleh Hari Nur Yulianto.
Kekalahan ini membuat Persela belum beranjak dari zona degradasi. Saat ini, mereka menghuni posisi 16 klasemen sementara liga, dengan torehan 20 poin. Di sisi lain, PSIS naik ke posisi 12 dengan torehan 24 poin berkat hasil ini.