Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kali ini, kumparanBOLA mengajak kalian memasuki 'mesin waktu', kembali ke tanggal 24 Februari 2002. Kala itu, Il Toro dan Bianconeri masih berbagi kandang di Stadio delle Alpi.
Sekadar gambaran, pada masa itu, Juventus masih diperkuat oleh Alessandro Del Piero, Gianluca Zambrotta, Pavel Nedved, bahkan Antonio Conte juga masih jadi pemain. Mereka diarsiteki Marcello Lippi.
Di sisi lain, Torino masih punya duet bomber Cristiano Lucarelli dan Marco Ferrante. Simone Vergassola hingga Fabio Galante juga masih membela tim yang kala itu masih dinakhodai Giancarlo Camolese itu.
Performa Torino--yang pada musim sebelumnya menjuarai Serie B-- di Serie A 2001/02 tak buruk-buruk amat. Saat Derbi Turin pada 14 Oktober 2001, Torino tampil cukup eksplosif: Sempat tertinggal 3-0, lalu memaksa skor berakhir 3-3.
ADVERTISEMENT
Nah, kali ini, ceritanya berbeda. Usai sempat tertinggal 1-0 lewat gol sundulan David Trezeguet yang memanfaatkan umpan silang Edgar Davids, mereka mampu membalik skor menjadi 2-1 berkat gol Ferrante dan Benoit Cauet.
Khusus gol pertama, usai mencetak gol, Ferrante melakukan selebrasi unik dengan menempatkan dua telunjuk di kepalanya, menyerupai banteng--binatang yang lekat dengan citra Torino. Ikonik.
Tuan rumah sangat ngotot mempertahankan keunggulan. Namun, harapan itu buyar usai Enzo Maresca mencetak gol via sundulan kepalanya, memanfaatkan umpan lambung Lilian Thuram.
Setelahnya, Maresca membuat selebrasi yang cukup provokatif: Menempatkan dua telunjuk di kepalanya, menyerupai banteng, mengulang selebrasi Ferrante.
Maresca memeragakan gestur itu sambil berlari melintasi jalur atletik Delle Alpi dan menghampiri jubah berwarna merah (mirip warna khas Torino) yang dipegang oleh staf tim, seolah ingin meniru aksi adu banteng Spanyol.
ADVERTISEMENT
Singkat cerita, laga itu berakhir 2-2. Namun, bunyi peluit panjang wasit Gianluca Paparesta tak mampu meredakan tensi laga begitu saja.
Berdasarkan kisah yang dimuat Matteo Carnevale di The Cult of Calcio, beberapa pemain Torino tampak hendak memburu Maresca usai laga berakhir. Sepertinya, mereka hendak mengajarinya sesuatu.
Alhasil, Maresca disuruh segera meninggalkan lapangan. Para pemain Juventus dan Torino pun dicegah untuk saling berhadapan. Beberapa petugas polisi juga harus terlibat untuk menenangkan keadaan yang chaos.
---
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.