Menakar Calon Jawara Assist Premier League 2019/20

7 Agustus 2019 16:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pogba pada sebuah laga bersama Manchester United. Foto: Peter Powell/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Pogba pada sebuah laga bersama Manchester United. Foto: Peter Powell/Reuters
ADVERTISEMENT
Tiga hari lagi peluit tanda dimulainya pertandingan Premier League 2019/20 bakal berbunyi. Sebelumnya kami sudah meramal kans 'Big Six' untuk menggamit gelar juara dan juga kandidat topskorer. Nah, kini tiba gilirannya untuk menakar calon pendulang assist terbanyak di Premier League.
ADVERTISEMENT
Perlu diingat kalau Eden Hazard sang top assist musim lalu telah hengkang ke Real Madrid. Oh, ya, kami juga tak mencantumkan para penggawa Manchester City.
Bukan apa-apa, sebab pasukan Pep Guardiola itu punya opsi melimpah untuk mengkreasi serangan. Sebut saja Leroy Sane, Raheem Sterling, Bernardo Silva, David Silva, Kevin De Bruyne, hingga Sergio Aguero. So, kecil kemungkinan penggawa City untuk menjadi top assist di musim ini dengan banyaknya alokasi kreator serangan mereka.
Lantas, siapa-siapa saja yang bakal moncer sebagai pendulang peluang di Premier League 2019/20?
Christian Eriksen
Sebagaimana di musim lalu, kami masih akan mencantumkan Christian Eriksen dalam daftar top assist. Alasannya, ya, karena ia berhasil mengukir 12 assist di edisi lalu atau 12,5 bila dirata-rata dalam empat musim ke belakang.
ADVERTISEMENT
Konsistensi Eriksen itu didukung oleh banyaknya alternatif serangan Tottenham Hotspur. Tak cuma Harry Kane, mereka juga punya Son Heung-min dan Lucas Moura yang mencetak dua digit gol pada Premier League 2018/19.
Luapan semangat Eriksen. Foto: REUTERS/Peter Nicholls
Belum lagi dengan kehadiran Tanguy Ndombele yang makin membebaskan Eriksen untuk bergerak ofensif. Meski, yah, mantan penggawa Ajax Amsterdam itu masih berpotensi untuk hengkang dari Spurs sebelum jendela transfer musim panas ditutup.
Ryan Fraser
Jangan heran kalau Ryan Fraser ada dalam daftar ini. Wong, 14 assist dibuatnya di Premier League musim lalu. Jadi memang sudah selayaknya winger asal Skotlandia itu mulai diperhitungkan. Makin memadai untuk diapresiasi lagi karena Bournemouth bukanlah tim yang bertabur bintang.
ADVERTISEMENT
Begini, moncernya Fraser tak bisa dilepaskan dari perubahan format dasar Eddie Howe dari tiga ke empat bek. Skema yang membuat Fraser lebih leluasa untuk membantu serangan dari sisi sayap kiri.
Ryan Fraser merayakan gol ke gawang Arsenal Foto: Warren Little
Nah, besar potensi Fraser untuk mencuat kembali. Pasalnya, Bournemouth kemungkinan besar masih akan mengaplikasi pakem dasar 4-4-2. Selain itu, Kehadiran Arnaut Danjuma, winger yang dibeli dari Club Brugge, juga makin memperbanyak opsi lini depan The Cherries --melengkapi Callum Wilson dan Joshua King sebagai duo penyerang utama.
Trent Alexander-Arnold
Benar bahwa Liverpool punya banyak kreator peluang dalam timnya. Ada Mohamed Salah, Roberto Firmino, serta Sadio Mane di lini depan. Disusul duo full-back, Trent Alexander-Arnold dan Andrew Robertson.
ADVERTISEMENT
Nama yang disebut belakangan itu bahkan sukses mengemas 11 assist pada edisi termutakhir. Namun, jika harus memilih satu, maka kami akan menunjuk Alexander-Arnold. Adalah efektivitas yang jadi dasarnya.
Aksi Trent Alexander-Arnold, si 'Akamsi' Liverpool. Foto: Action Images via Reuters/Paul Childs
Full-back berusia 20 tahun itu menjadi pemasok assist tertinggi untuk Liverpool pada edisi sebelumnya di angka 12. Hebatnya lagi, ia membukukannya dengan menit bermain yang relatif sedikit: 2.467.
Dengan kata lain Alexander-Arnold cuma membutuhkan 205,5 menit untuk memproduksi satu assist --masih lebih baik ketimbang Fraser (226,6), Eriksen (226,8), dan juga Robertson (292,6).
Paul Pogba
Paul Pogba mengalami start lambat di Premier League 2018/19. Hanya 3 gol yang dibuatnya dalam 14 pertandingan awal. Namun, performanya mulai meningkat drastis setelahnya, kala Ole Gunnar Solskjaer menggusur Jose Mourinho di kursi pelatih. Total 13 gol dan 9 assist dikemas Pogba hingga akhir musim.
ADVERTISEMENT
Sistem permainan Solskjaer yang relatif lebih ofensif dan dinamis membuat jadi alasan moncernya Pogba. Ia tak lagi dibebani setumpuk tugas untuk bermain defensif. Sebaliknya, pemain berdarah Guinea itu diberi akses untuk menyerang dan leluasa untuk memainkan perannya sebagai playmaker.
Pogba dalam pertandingan melawan Cardiff City. Foto: Reuters/Craig Brough
Nyatanya, Pogba memimpin hampir seluruh aspek menyerang United. Mulai dari jumlah gol, assist, tembakan tepat sasaran, serta kreasi peluang.
Ada tapinya, Pogba belum digaransikan bertahan di Old Trafford. Isu kepindahannya masih santer terdengar hingga saat ini. Yah, berdoa saja semoga ia tetap berbaju United di musim ini.
James Maddison
Well, cuma 7 assist yang didulang James Maddison di edisi 2018/19. Tapi jangan salah, gelandang Leicester City itu menjadi nomor wahid soal rata-rata umpan kunci di tiap pertandingan. Menurut data WhoScored, Maddison mencatatkan rata-rata 2,8 key pass per laga --masih lebih banyak ketimbang Hazard yang mencatat 2,6.
ADVERTISEMENT
Lalu, apa yang membuat Maddison kalah dari Hazard dalam urusan assist? Yah, gimana, ya, cuma James Vardy yang jadi corong serangan Leicester. Alhasil, semakin minim juga kreasi kans Maddison yang berakhir menjadi gol.
Pemain Leicester City, James Maddison. Foto: REUTERS / David Klein
Kabar baiknya, The Foxes telah mendatangkan para personel anyar untuk memudahkan tugas Maddison: Mempermanenkan Youri Tielemans dan menggaet Ayoze Perez. Nama yang disebut belakangan adalah topskorer Newcastle United di musim lalu, sedangkan Tielemans bisa menjadi alternatif serangan dari lini kedua.