Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Menakar Pola Timnas U-19 dengan Adanya Jim Croque, Kai Boham & Max Christoffel
22 Juni 2022 19:12 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Jika berkaca pada permainan Timnas U-19 di Toulon Cup beberapa waktu lalu di Prancis, Timnas U-19 kerap bermain dengan dua striker: Ronaldo Kwateh dan Hokky Caraka. Di turnamen itu, Timnas U-19 tidak dikomandoi Shin Tae-yong.
Namun, strategi dua striker memang tak asing bagi Shin Tae-yong. Di timnas senior, Shin awalnya menerapkan permainan dengan dua striker, sebelum berganti ke satu striker tidak murni.
Kehadiran Jim Croque bisa menjadi opsi Shin Tae-yong untuk bermain dengan striker tunggal. Apalagi, Croque juga merupakan tipe striker yang disenangi Shin Tae-yong. Ia bisa bermain melebar dan membuka ruang, alih-alih seorang target man.
Jim Croque merupakan penggawa tim Belanda, Vitesse U-18. Menurut statistik Transfermarkt, musim ini Jim Croque sudah bermain di enam pertandingan dan mencetak delapan gol. Terbilang bagus, bukan?
Soal kemampuannya bermain melebar, Jim Croque sering dimainkan sebagai penyerang sayap. Tercatat, enam dari delapan gol yang ia cetak musim ini tercipta saat dirinya bermian sebagai penyerang sayap. Enam gol itu juga hanya dicetak dari dua pertandingan. Pada akhir April dan awal Maret lalu, Croque mencetak hattrick di dua laga beruntun melawan AFC Amsterdam U-18 dan Groningen U-18.
ADVERTISEMENT
Dua pemain keturunan lainnya, yakni Max Christoffel dan Kai Boham adalah pemain bertahan. Christoffel merupakan bek kiri dan Boham adalah bek tengah.
Shin Tae-yong pernah menggelar pemusatan latihan Timnas U-19 di Kroasia pada 2020 lalu. Saat itu, Timnas U-19 juga menjajal kekuatan tim-tim Eropa dan Timur Tengah.
Untuk posisi bek kiri mutlak menjadi milik Pratama Arhan kala itu. Di bek tengah, ada Elkan Baggott. Arhan adalah pemain gesit dan punya umpan-umpan akurat. Sementara, Elkan punya postur tubuh tinggi besar khas pemain Eropa. Keduanya menjadi andalan hingga kini di timnas senior.
Nah, Max Christoffel dan Kai Boham diproyeksikan untuk menjadi penerus Arhan dan Elkan Baggott.
Max Christoffel musim ini menjadi andalan Willem II U-18. Ia diturunkan lima kali dalam tujuh pertandingan terakhir. Max Christoffel terbiasa bermain cepat khas kompetisi Eropa. Ia juga punya pengalaman bermain melawan tim besar Belanda, seperti FC Utrecht U-18 dan Twente U-18.
ADVERTISEMENT
Untuk Kai Boham, ia sudah naik satu tingkat dibanding rekan-rekan sepantarannya. Kai Boham kini berusia 18 tahun, namun sudah bergabung bersama tim U-21 Almere City.
Kai Boham memiliki postur yang ideal sebagai bek tengah. Memang, ia tidak setinggi Elkan Baggott, namun Boham terlihat kokoh dengan postur atletisnya. Ini menandakan Boham memperhatikan tingkat kebugaran fisik dan asupan gizinya.
Jika Jim Croque, Kai Boham dan Max Christoffel dimainkan, besar kemungkinan pola permainan Timnas U-19 tak akan jauh-jauh dari timnas senior. Shin Tae-yong bisa bermain skema striker tunggal dengan Jim Croque.
Dalam bertahan, Shin bisa bermain dengan empat bek atau tiga bek tengah, di mana Kai Boham akan berada di depan kiper. Di bek sayap kiri, Max Christoffel dengan bekal pengalamannya di Eropa tentu juga bisa diandalkan.
Meski memiliki proyeksi cerah, ketiganya belum tentu akan mendapatkan status Warga Negara Indonesia. Usai sesi latihan sore kemarin, Shin Tae-yong menegaskan bahwa dirinya hanya ingin melihat kemampuan tiga pemain itu.
ADVERTISEMENT
''Calon pemain naturalisasi tidak dapat main di Piala AFF U-19. Untuk kali ini memang saya mau cek langsung dan ingin melihat saja,'' kata Shin Tae-yong usai memimpin latihan.
Terdekat, Timnas U-19 akan berlaga di Piala AFF U-19 pada 2-15 Juli 2022. Indonesia akan menjadi tuan rumah di dua kota berbeda: Jakarta dan Bekasi.