Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Menanti Pijar Alexis Sanchez di Tangan Solskjaer
2 Januari 2019 15:40 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
ADVERTISEMENT
Manchester United menggeliat. Total 12 gol berhasil mereka sarangkan sejak Ole Gunnar Solskjaer mengakuisisi takhta kepelatihan, atau 4 gol bila dirata-rata per laga. Angka tersebut jauh lebih menyilaukan dari catatan rezim Jose Mourinho yang cuma mengukir rata-rata 1,7 gol di tiap pertandingan, atau 29 gol dari 17 laga.
ADVERTISEMENT
Menariknya, mayoritas gol United lahir dari pemain yang bukan penyerang murni. Masing-masing satu gol dari Ander Herrera, Nemanja Matic, dan Anthony Martial, disusul sepasang gol yang disumbangkan Jesse Lingard, plus 4 gol dari Paul Pogba. Sementara dua penyerang utama United, Romelu Lukaku dan Marcus Rashford, sudah menyarangkan 3 gol bila dikalkulasi.
Tunggu, masih ada satu nama produsen gol lain yang belum mentas di kepemimpinan Solskjaer, Alexis Sanchez . Laga versus Crystal Palace pada November lalu jadi pementasan terakhirnya di musim ini. Adalah cedera hamstring yang memaksa Sanchez menepi lebih dari sebulan lamanya.
Namun, Solskjaer telah mengisyaratkan kembalinya Sanchez ke dalam skuatnya, tepatnya saat melawat ke markas Newcastle United, Rabu (3/1/2019) dini hari WIB, pada pekan ke-21 Premier League.
ADVERTISEMENT
"(Sanchez) telah melakoni latihan hebat dalam beberapa hari terakhir. Dia ingin berada di sini hari ini juga, tetapi kami harus mempertimbangkannya. Jelas dia sudah menepi selama sebulan, tetapi, ya, dia akan terlibat (dalam pertandingan nanti)," kata Solskjaer, dikutip Sky Sports.
Lalu, sebesar apa impak yang akan diberikan Sanchez kepada United nanti?
Well, seperti beberapa pemain bintang lainnya, pendar penggawa Tim Nasional Cile itu juga meredup di bawah arahan Mourinho. Cuma sebiji gol yang diproduksi Sanchez dari 10 pertandingan Premier League musim ini.
Kontribusinya di edisi 2017/18 juga tak spesial-spesial amat karena cuma mengukir 7 gol dan 3 assist dari 1.508 menit mentas. Artinya, Sanchez membutuhkan paling tidak 150 menit untuk menyumbangkan gol atau assist. Jumlah tersebut jauh lebih sedikit dari torehannya di Arsenal pada musim 2016/17, saat mencatatkan rasio gol atau assist per 95 menit.
ADVERTISEMENT
Degradasi kontribusi Sanchez itu tak terlepas dari sistem permainan Mourinho yang cenderung defensif, kaku, dan buruk dalam melakukan build-up serangan. Itulah mengapa seakan para pemain United terlihat malas dan linglung saat membangun serangan. Problem semacam ini tak lagi (belum) terlihat di rezim Solskjaer yang mengusung kedinamisan pemain.
Tiga gelandang United memainkan peran vital dalam sistem tersebut. Bagaimana Pogba rutin membantu Martial di sisi kiri--sambil memanfaatkan peluang dari lini kedua. Sementara Herrera diutus untuk mengisi area sentral selain memutus serangan, sedikit berbeda dengan Matic yang bermain lebih ke dalam demi melindungi back-four.
Peran Lingard sedikit unik, karena diberikan akses lebih untuk bergerak tak hanya di tepi kanan, tetapi juga intens bertukar dengan Rashford yang diplot sebagai penyerang tengah. So, bisa dibayangkan bagaimana cairnya lini depan United saat ini. Tak melulu berpusat pada Lukaku sebagai target-man, tetapi memaksimalkan peran seluruh departemen serangan.
ADVERTISEMENT
Nah, perkara mengaplikasi lini depan yang cair, Sanchez sudah mafhum betul bagaimana menerapkannya-- saat memainkan peran ganda selama berseragam Arsenal. Musim 2016/17 jadi acuannya, saat Sanchez berhasil mengumpulkan 24 gol dan 10 assist di pentas Premier League. Dengan kata lain, Sanchez juga terbukti mampu mengkreasi serangan di samping sebagai mesin gol utama The Gunners.
"Saya pikir dia (Sanchez) bakal mendapat banyak keuntungan dari pertukaran, rotasi, dan gerakan (para pemain). Semakin banyak peluang yang Anda buat dan semakin banyak Anda mendapatkan bola di sepertiga akhir. Dia akan menjadi aset bagi kami-- di lini depan atau tengah," kata Solskjaer.
Solskjaer punya dua opsi untuk memainkan Sanchez dini hari nanti: Penyerang kiri atau penyerang tengah, tergantung dari kebutuhan tim. Toh, pemain berusia 30 tahun itu bisa bermain sama baiknya di dua posisi tersebut. Terlebih--ini yang penting--kecairan dengan lini depan yang diusung Solskjaer.
ADVERTISEMENT
Menilik dari kondisi kebugaran Rashford yang belum 100% fit, besar kemungkinan Sanchez akan diturunkan sebagai penyerang utama. Andai Lukaku yang jadi pilihan, Sanchez nantinya juga bisa diturunkan sebagai winger, seperti yang pernah diembannya saat masih berseragam Barcelona.
Secara kualitas, Sanchez telah menunjukkan kredibilitasnya bermain sebagai penyerang sayap dan penyerang utama. Sekarang, tinggal bagaimana United bisa memaksimalkan perannya sebagai algojo peluang sekaligus kreator serangan mumpuni. Sekarang di bawah Solskjaer, 'Iblis Merah' punya kans besar untuk merealisasikannya.