Mencetak Gol dan Mencetak Sejarah, Itulah Roberto Firmino

22 Desember 2019 9:14 WIB
comment
23
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duo Brasil Liverpool, Roberto Firmino dan Alisson Becker, merayakan gelar juara Piala Dunia Antarklub 2019. Foto: Giuseppe CACACE / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Duo Brasil Liverpool, Roberto Firmino dan Alisson Becker, merayakan gelar juara Piala Dunia Antarklub 2019. Foto: Giuseppe CACACE / AFP
ADVERTISEMENT
Pada hari ke-22 di bulan Desember tahun 2019, Roberto Firmino mencetak gol yang membuat namanya dan Liverpool tercatat dalam sejarah.
ADVERTISEMENT
Gol tunggal Firmino di final Piala Dunia Antarklub 2019 tidak hanya memenangkan Liverpool atas Flamengo. Berkat gol di Stadion Internasional Khalifa itu, Liverpool mengangkat trofi juara Piala Dunia Antarklub untuk kali pertama dalam sejarah mereka.
Torehan Firmino tak cuma bicara soal pencapaian kolektif, tetapi juga individu. Firmino menjadi pemain pertama Liverpool yang mencetak gol di final Piala Dunia Antarklub, lagi-lagi di sepanjang sejarah.
Bahkan catatan itu juga sahih jika membicarakan Intercontinental Cup yang pada akhirnya melebur menjadi Piala Dunia Antarklub yang kita kenal sekarang.
Hore, akhirnya juara juga. Foto: Giuseppe CACACE / AFP
Pada final 2005, Liverpool kalah o-1 dari Sao Paolo. Pada final Intercontinental Cup 1981 dan 1984, Liverpool kalah 0-3 dari Flamengo dan 0-1 dari Independiente.
ADVERTISEMENT
Atas torehan yang bermuara pada pencapaian individu dan tim ini, Juergen Klopp mengangkat topinya tinggi-tinggi kepada Roberto Firmino.
"Hal terbaik yang bisa terjadi dengan memainkan tiga orang di lini serang adalah jika satu pemain tidak mencetak gol, yang lain masih bisa membuat gol. Divock Origi, contohnya. Sebelumnya orang-orang tidak membicarakannya. Namun, ia ternyata bisa mencetak gol-gol penting [Liga Champions 2018/19 -red]," tutur Klopp.
"Xherdan Shaqiri juga begitu. Mo [Salah] dengan jumlah golnya yang luar biasa pun demikian. Sadio [Mane] melakukan hal serupa. Sekarang kami membutuhkan gol Bobby [Firmino]. Dan beginilah hasilnya. Saya sangat gembira untuknya," lanjut Klopp.
Juergen Klopp merayakan gol Roberto Firmino di final Piala Dunia Antarklub 2019. Foto: Giuseppe CACACE / AFP
Pelatih asal Jerman itu memang tidak bisa tidak bergembira. Liverpool mengalami kebuntuan selama 98 menit. Mereka bahkan sempat kesulitan melepaskan diri dari pressing tinggi Flamengo.
ADVERTISEMENT
Kecerdikan taktik Jorge Jesus membuat para penyerang Liverpool kekurangan suplai bola. Penyebabnya, Flamengo menekan dua full-back Liverpool yang acap menjadi hulu serangan.
Gebrakan itu pada akhirnya muncul di babak tambahan. Prosesnya diawali dengan serangan balik yang digagas Jordan Henderson. Sang kapten lantas melepaskan crossing kepada Mane yang posisinya lebih dekat ke kotak.
Koneksi antara Mane dan Roberto Firmino yang berlari di belakangnya erat betul. Sambil memutar badan dengan cepat Mane melepaskan umpan akurat yang berhasil disambar Firmino dan dikonversi menjadi gol.
Firmino peduli setan dengan kartu kuning yang didapatnya karena perayaan golnya--yang dilakukan dengan berlari sambil melepas jersi--dinilai berlebihan. Yang penting unggul, yang penting gol.
Roberto Firmino merayakan gol di laga Liverpool vs Flamengo. Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach
Keunggulan tipis itu dirawat Liverpool hingga laga tuntas. Pada akhirnya, Liverpool bersorak gembira di tanah Qatar.
ADVERTISEMENT
"Sebelum pertandingan, kami bicara banyak soal sepenting apa pertandingan ini bagi tim Brasil yang jadi lawan kami [Flamengo]. Bobby punya pikiran serupa. Laga ini sangat penting dan berarti untuknya. Saya sungguh-sungguh bersukacita untuknya," tutur Klopp.
Ngomong-ngomong soal orang Brasil, kemenangan kali ini juga bermuara pada catatan spesial kiper Liverpool, Alisson Becker. Ternyata memang tak sia-sia Klopp meminta saran Alisson dan Roberto Firmino sebelum laga.
Alisson menjadi kiper kedua dalam sejarah yang berhasil membukukan cleansheet dalam final Liga Champions dan Piala Dunia Antarklub di tahun yang sama. Haha, rekor yang rumit, ya?
Catatan tersebut tadinya hanya mampu dibukukan oleh Julio Cesar saat mengantar Internazionale Milan menjadi juara Liga Champions dan Piala Dunia Antarklub 2010. Lagi-lagi pesepak bola Brasil.
ADVERTISEMENT