news-card-video
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Mengapa PT GTS Tak Lagi Produksi Siaran Langsung Liga 1?

20 Juli 2022 14:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi pemain Bhayangkara FC usai mencetak gol ke gawang Madura United pada pertandingan Liga 1. Foto: Instagram/@bhayangkarafc
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi pemain Bhayangkara FC usai mencetak gol ke gawang Madura United pada pertandingan Liga 1. Foto: Instagram/@bhayangkarafc
ADVERTISEMENT
PT Liga Indonesia Baru (LIB) membenarkan jika produksi tayangan Liga 1 sudah tak lagi dipegang oleh PT Gelora Trisula Semesta (GTS). Kini, produksi siaran dikendalikan oleh United Creative yang bernaung di bawah PT Karya Kreasi Bangsa (KKB).
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita, menjelaskan alasan PT GTS tak lagi memegang produksi siaran Liga 1. Padahal, sudah hampir tiga musim tayangan Liga 1 diproduksi oleh PT GTS.
"Sudah dari musim kemarin, produksi tayangan Liga 1 ditangani oleh PT KKB. Sudah lama juga pindahnya, selama saya pegang kompetisi sudah dipegang KKB produksi siarannya," ucap Hadian kepada kumparan, Rabu (20/7).
Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita (kanan) bersama Menpora Zainudin Amali. Foto: Dok. LIB
"Kalau tidak salah, PT GTS merger dengan PT KKB, ya, jadi yang dikedepankan perusahaan KKB," tambahnya.
United Creative diketahui sebagai anak usaha dari klub Liga 1, Bali United (PT Bali Bintang Sejahtera). Hadian memastikan tak akan ada konflik kepentingan mengingat Bali United merupakan klub peserta Liga 1.
"Tidak ada [konflik kepentingan], mereka semua profesional," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi bisnis sepak bola. Foto: Shutterstock
Sudah sejak musim 2016, PT GTS memegang kendali siaran Liga 1. Saat itu, GTS diketahui menjadi operator tayangan Indonesian Soccer Championship dan berlanjut di Liga 1 2017 hingga 2020.
Namun, tayangan Liga 1 kerap mendapat kritikan. Publik seakan tidak puas dengan kualitas yang diberikan dalam menyaksikan kompetisi tertinggi sepak bola Indonesia tersebut.