Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dari sini jelas bahwa yang mesti diperbaiki Tavares bukan hal sepele. Sayangnya, dia tak mengawali laga dengan hasil gemilang. Tavares gagal mempersembahkan satu poin pun saat berhadapan dengan Semen Padang. Persija kalah 1-2.
Walau begitu, skor tak benar-benar menggambarkan pertandingan lantaran ada beberapa perubahan yang amat positif terlihat. Salah satunya, dan ini yang utama, adalah bagaimana Persija memanfaatkan kedua tepi lapangan.
Ya, sisi tersebut memang menjadi tumpuan Persija di bawah Tavares. Khusus di laga itu, tak terhitung berapa kali Ramdani Lestaluhu serta Heri Susanto atau kedua full-back menguasai bola dan membahayakan lawan, terutama via crossing.
Ini sekaligus menjadi pembeda Persija sekarang dengan Persija di bawah Julio Banuelos. Di bawah Banuelos, Persija lebih sering menekan lewat bola-bola pendek dari tengah lapangan. Cara itu masih dijaga Tavares, tetapi tak sesaklek Banuelos.
Yang bisa kamu nilai dari sini: Tavares tahu benar kelebihan utama para pemainnya. Pertama lewat kecepatan para pemain di sisi sayap. Kedua, ya, Marko Simic. Penyerang asal Kroasia ini memang unggul dalam duel bola-bola atas.
ADVERTISEMENT
Menariknya, cara yang kemudian mereka pilih sebelum mengalirkan bola ke salah satu sisi sayap terhitung ciamik. Mereka kerap mengawalinya lewat permainan satu-dua sentuhan terlebih dahulu, alih-alih umpan panjang.
Pada suatu kesempatan ketika celah terbuka, barulah bola digulirkan lewat terobosan ke area tersebut. Sisanya tinggal bagaimana keputusan pemain bersangkutan: Apakah crossing atau dengan umpan tarik.
Pendekatan demikian pada akhirnya membuat permainan Persija begitu menyenangkan disimak. kumparanBOLA yang hadir langsung di stadion saat itu bahkan mencatat, setidaknya ada tiga momen seperti ini yang didapat Persija dalam 15 menit awal.
Sialnya, crossing para pemain Persija pada laga tersebut jarang sekali menemui Simic. Padahal, para pemain bersangkutan cukup sering berada pada posisi bebas untuk melepaskan crossing ke kotak penalti.
ADVERTISEMENT
Tapi, ya, namanya juga laga perdana. Bisa dimaklumi.
Pendekatan Tavares baru mulai berbuah pada laga kelimanya. Berhadapan dengan Tira-Persikabo, dia berhasil membawa Persija menang 2-0. Dua gol tersebut, yang salah satunya dicetak Simic, berawal dari pergerakan pemain di sisi sayap.
Yang Tavares lakukan untuk memaksimalkan crossing di laga tersebut amat sederhana. Dia menempatkan Heru Susanto untuk kerap berada tak jauh dengan Simic. Fokus lawan terpecah karenanya sehingga Simic sering berada pada posisi ideal. Gol pun mampu dia cetak via sundulan.
Pada laga-laga berikutnya, hal serupa terus dilakukan Tavares di Persija. Yang membedakan adalah pemain yang dia pilih. Sesekali Heru dia menempatkan Herus di sisi Simic, kali lain Ramdani Lestaluhu atau Joan Thomas.
ADVERTISEMENT
Cara ini pada akhirnya membuat gol Simic meningkat drastis. Sejak dilatih Tavares, dia mampu mencetak 16 gol dari 28 golnya hingga akhir musim. Cara ini pula yang kemudian menyelamatkan Persija dari jerat degradasi dan finis di urutan 10.
Kendati begitu, nasib Tavares di Persija masih menggantung. Hingga saat ini rumor soal manajemen yang tengah mencari pelatih baru lebih kencang. Padahal, lepas dari jerat degradasi merupakan target yang memang dipatok untuk Tavares.
Ditambah, dia tak sekadar membawa Persija lolos dari degradasi, tetapi juga membuat cara bermain Persija lebih jelas dan berpola. Peningkatan ketajaman Simic pun terkait erat dengan keberadaan sosoknya.
ADVERTISEMENT
Jika pergantian kembali dilakukan, jelas saja proses adaptasi mesti kembali dilakukan. Satu-satunya pengecualian adalah jika pelatih baru yang ditunjuk memiliki pola yang tak jauh berbeda dengan Tavares. Tapi, itu jelas perjudian.