Mengenal Chelsea Headhunters & The Herd Arsenal: Suporter Fanatik yang Anarkis

6 November 2022 11:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suporter membawa bendera berbentuk piala Liga Champions saat pertandingan Chelsea melawan Bayern Muenchen di Stamford Bridge, London, Selasa (25/2). Foto: REUTERS / Toby Melville
zoom-in-whitePerbesar
Suporter membawa bendera berbentuk piala Liga Champions saat pertandingan Chelsea melawan Bayern Muenchen di Stamford Bridge, London, Selasa (25/2). Foto: REUTERS / Toby Melville
ADVERTISEMENT
Suporter merupakan bumbu utama dalam pertandingan sepak bola. Teriakan dan nyanyian ribuan orang yang ada di tribune bisa membakar semangat para pemain yang bertempur di atas lapangan.
ADVERTISEMENT
Suporter Celtic bahkan kerap membentangkan banner yang bertuliskan 'Sepak bola tanpa penggemar bukanlah apa-apa'. Banner tersebut juga yang ada di stadion kebanggaan Manchester United (MU), Old Trafford Stadium.
Bagi klub sepak bola, kehadiran suporter sangatlah penting. Tak heran beberapa klub sepak bola memiliki basis suporter bahkan yang sampai terlewat fanatik.
Dua klub yang berada di London, yakni Chelsea dan Arsenal, juga memiliki basis suporter yang fanatik. Chelsea memiliki suporter fanatik yang bernama Headhunters dan Arsenal mempunyai pendukung fanatik bernama The Herd.

Chelsea Headhunters

Chelsea Headhunters dulunya dikenal dengan nama Chelsea Shed Boys. Mulanya, mereka terbentuk di akhir tahun 1960-an ketika Hooligans masih berkembang di sepak bola Inggris.
Kelompok suporter ini terkenal beringas dengan adanya bergabung kelompok skin head yang ada kala itu. Chelsea Headhunters juga siap bertempur dengan siapa saja terutama yang datang ke markas Chelsea.
ADVERTISEMENT
Pada masanya, Chelsea Headhunters dikenal sebagai salah satu kelompok hooligan paling anarkis dan rasialis yang pernah ada di Inggris. Mereka berpisah dengan kelompok skinhead yang memiliki anggota kulit hitam.
Bahkan, anggota Headhunters, Jason Marriner, pernah ditangkap polisi karena melakukan tindakan rasialis. Kendati demikian, ia merasa tak bersalah dan menganggap semuanya adalah manipulasi.
Spanduk dari suporter Chelsea untuk Frank Lampard. Foto: Action Images via Reuters/Andrew Couldridge
Headhunters pernah berulah pada tahun 2010. Mereka bentrok dengan suporter Cardiff saat Chelsea bertemu Cardiff di Ronde 5 FA Cup.
Akibat kejadian tersebut, 24 orang yang terlibat pertikaian tersebut mendapatkan hukuman. Semua terpidana dilarang masuk ke stadion dengan jangka waktu yang berbeda [ada yang tiga tahun dan delapan tahun]. Lalu, 18 orang juga mendapatkan hukuman penjara dua tahun.
ADVERTISEMENT

The Herd Arsenal

Arsenal memiliki dua basis suporter yang acap datang ketika The Gunners bertanding. Satunya bernama Gooners dan ada yang bernama The Herd.
Gooners mulai aktif di sekitaran tahun 1980 hingga 1990. Nama Gooners yang sekarang lebih sering terdengar untuk menjuluki suporter Arsenal.
Lalu, bagaimana dengan The Herd?
Fans Arsenal di depan Stadion Emirates menuntut #KroenkeOut Foto: REUTERS/Henry Nicholls
The Herd sebenarnya lebih dulu aktif yakni sekitar tahun 1970-an sampai saat ini, kelompok tersebut masih aktif mendukung Arsenal. Namun, The Herd kurang muncul ke permukaan karena lebih bergerilya di bawah radar.
The Herd acap bentrokan dengan The Yid Army (Tottenham Hooligans), Headhunters (Chelsea), dan F-Troop (Milwall). Namun, salah satu keributan besar yang pernah dilakukan The Herd bukan dengan sesama pendukung klub Inggris.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2000, The Herd sempat bentrok dengan suporter Galatasaray di final UEFA Cup. Bentrokan pecah saat seorang The Herd ditikam di sebuah bar. Lalu, pertikaian muncul dan membuat petugas keamanan melemparkan gas air mata.
Dari kejadian tersebut, 19 orang mengalami luka-luka. Petugas keamanan pun menangkap 60 orang dari masing-masing pendukung Arsenal dan Galatasaray.