Lillo & Pep

Mengenal Juanma Lillo, Mentor yang Kini Jadi Asisten Pep Guardiola

11 Juni 2020 13:40 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Asisten dan mentor Pep Guardiola, Juanma Lillo.  Foto: EITAN ABRAMOVICH / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Asisten dan mentor Pep Guardiola, Juanma Lillo. Foto: EITAN ABRAMOVICH / AFP
ADVERTISEMENT
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, akhirnya memiliki asisten baru setelah Mikel Arteta hengkang ke Arsenal. Pendamping anyar Guardiola itu bernama Juanma Lillo.
ADVERTISEMENT
City resmi melantik Lillo pada Rabu (10/6/2020) dini hari WIB. Usut punya usut, Guardiola langsung meminta City untuk merekrut Lillo sebagai asistennya.
Menurut laporan Marca, masa bakti Lillo di City benar-benar bergantung dengan Guardiola. Ya, kontrak Lillo akan habis pada Juni 2021, sama dengan Guardiola. Jika Guardiola hengkang, Lillo juga akan pergi dari City.
Hubungan Lillo dan Guardiola memang begitu erat. Bagi Guardiola, Lillo bukan sekadar asisten, tetapi juga seorang mentor. Bahkan, tak berlebihan apabila menyebut Lillo sebagai sosok yang membentuk Pep Guardiola menjadi pelatih yang begitu sukses.
Juanma Lillo dan Pep Guardiola. Foto: Reuters
Menjelang pensiun—pada 2005/2006—Guardiola sempat bermain buat klub gurem dari Meksiko, Dorados de Sinaloa. Konon, Guardiola rela pergi ke Meksiko agar bisa belajar langsung dari Lillo, yang saat itu menjadi pelatih Dorados.
ADVERTISEMENT
Guardiola memang tak pernah menyembunyikan kekagumannya terhadap Lillo. Menurut pengakuan Lillo, Guardiola bahkan sudah mengejar-ngejarnya sejak masih bermain.
“Saya bermain melawan timnya (Barcelona) sebelumya. Lalu, setelah laga pada 1998 antara Real Oviedo yang saya latih dengan Barcelona, salah satu staf klub mengetuk pintu kantor saya dan bilang Pep Guardiola ingin menemui saya,” kata Lillo dalam wawancara dengan New York Times pada 2016.
“Apakah saya ingin bertemu dengannya? Tentu saja. Bagaimana bisa saya menolak pemain yang saya begitu sukai. Ia bilang bahwa ia menggemari permainan yang saya rancang. Setelah itu, kami selalu mengontak satu sama lain,” lanjut Lillo.
Ada alasan mengapa Pep Guardiola begitu ngebet untuk belajar dari Lillo.
ADVERTISEMENT
Juanma Lillo adalah seorang filsuf sekaligus inventor. Jurnalis The Guardian sekaligus pakar sepak bola Spanyol, Sid Lowe, menyatakan bahwa Lillo adalah sosok yang pertama kali menggunakan formasi 4-2-3-1 di sepak bola. Kini, 4-2-3-1 digunakan oleh hampir semua tim di dunia.
Lillo juga sarat pengalaman. Menurut pengakuannya, ia sudah melatih sejak berusia 16 tahun. Lillo kemudian tercatat sebagai pelatih termuda sepanjang sejarah La Liga ketika melatih Salamanca pada 1992—saat usianya masih 29 tahun.
Namun, yang paling utama dari semua itu, Lillo memiliki filosofi permainan yang sama dengan Guardiola, yaitu juego de posicion. Buat Lillo, pemosisian pemain-pemainnya adalah hal terpenting dalam taktik yang ia rancang.
Juanma Lillo jadi asisten pelatih Manchester City. Foto: Reuters/Luis Galdamez
Dari situ, Lillo melatih pemainnya dengan begitu metodis. Tujuannya agar pemainnya tak sekadar tahu, tetapi paham dan terbiasa dengan posisi rekan-rekannya di lapangan serta ruang yang bisa ia eksploitasi.
ADVERTISEMENT
Segala hal yang Lillo lakukan ditiru oleh Guardiola. Itulah yang menjadi alasan mengapa Lillo kerap disebut sebagai mentor Guardiola.
Bedanya, Lillo tak sukses dalam urusan gelar. Dibanding Guardiola, Lilllo kalah jauh. Sampai saat ini, ia tak pernah memenangi trofi apa pun.
Namun, mesti diingat bahwa Lillo tak memiliki pemain-pemain yang cukup berkualitas. Sejak melatih pada 1981 sampai saat ini, pria berusia 54 tahun itu tak pernah melatih tim top. Tim terbesar yang pernah ia latih adalah Real Sociedad, itupun hanya setahun (2008-2009).
Nasib Lillo bisa saja berbeda jika Lluis Bassat menjadi Presiden Barcelona pada 2003. Saat itu, Bassat menjadi salah satu kandidat dan ia berencana untuk mengangkat Guardiola sebagai Direktur Olahraga Barcelona.
ADVERTISEMENT
Nah, Guardiola berjanji untuk melantik Lillo sebagai pelatih Los Cules. Sayangnya, Bassat kalah dari Joan Laporta dan rencana Guardiola urung kesampaian.
Lillo sendiri pernah mengakui bahwa tugas pelatih adalah fasilitator. Yang menentukan segalanya di lapangan adalah kualitas para pemain.
“Seorang pelatih tak lebih dari sekadar fasilitator. Pelatih mesti seperti Tuhan—berada di mana-mana tetapi tak terlihat. Yang terpenting adalah pemain. Dengan pemain yang hebat, semua lebih mudah,” kata Lillo, dikutip dari These Football Times.
Kini, Lillo memiliki kesempatan untuk melatih pemain-pemain hebat. Meski secara status ia berada di bawah Guardiola, pengaruhnya terhadap City diyakini akan besar.
Lagi pula, Juanma Lillo dan Pep Guardiola selalu menganggap satu sama lain sebagai rekan. Mereka akan berjalan bersama-sama demi membuat Manchester City jauh lebih baik.
ADVERTISEMENT
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
Yuk, bantu donasi atasi dampak corona.
------
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi 1 unit SmartTV dan 2 Jersi Original klub Liga Inggris. Buruan daftar di sini.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten