Mengenang Bambang Pamungkas dalam Enam Momen

17 Desember 2019 21:31 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bambang Pamungkas mencetak gol ke-200 untuk Persija. Foto: Instagram @persijajkt
zoom-in-whitePerbesar
Bambang Pamungkas mencetak gol ke-200 untuk Persija. Foto: Instagram @persijajkt
ADVERTISEMENT
Kamu bisa berdebat dalam banyak hal. Tapi, rasanya bisa dengan cepat mencapai kata sepakat untuk menyebut Bambang Pamungkas sebagai salah satu penyerang, atau bahkan pemain terbaik yang dimiliki Indonesia pada dua dekade terakhir.
ADVERTISEMENT
Pencapaiannya untuk tim yang pernah dibela nyaris tak ada yang menyamai: Dua gelar juara Liga Indonesia (2001 dan 2018) dan satu Piala Presiden (2018). Itu belum dihitung dengan raihan individu, jumlah gol, capaian-capaian minor, dan hal-hal lain yang berderet-deret panjangnya.
Bepe, demikian Bambang disapa, memang memiliki karier yang begitu gemilang. Maka ketika laga kontra Persebaya Surabaya pada Selasa (17/12/2019) menjadi penanda akhir kariernya, tak ada hal lain yang layak dilakukan kecuali mengenang kegemilangannya.
Penyerang Persija Jakarta, Bambang Pamungkas, saat berlaga menghadapi Ceres Negros di laga ketiga Grup G AFC Cup 2019. Foto: Dok. Media Persija
Menjadi Topskorer di Musim Perdana
Pada 5 Januari 1999, Ivan Kolev memberi kesempatan kepada seorang bocah kurus berusia 19 tahun. Situasinya: Persija bakal berhadapan dengan PSDS di Liga Indonesia, sedangkan stok pemain di lini depan tengah minim.
ADVERTISEMENT
Bocah tersebut lantas dilirik Kolev untuk diturunkan sebagai ujung tombak sedari menit awal. Setelahnya, sang pelatih layak bangga karena keputusannya kala itu bakal dikenang sebagai sesuatu yang amat bersejarah.
Debut tersebut adalah penanda lahirnya salah satu penyerang paling tajam di sepak bola Indonesia. Apalagi selain dia bermain bagus kontra PSDS, bocah bernama Bambang Pamungkas itu mengakhiri liga sebagai topskorer dengan torehan 24 gol.
Menjadi Juara Sekaligus Pemain Terbaik
Gebrakan Bepe sebagai wonderkid tak berhenti dengan status one season wonder. Semusim pascamenjadi topskorer, tepatnya pada 2001, penampilannya bersama Persija kian konsisten. Sayangnya, lawan-lawan mulai menaruh perhatian lebih kepada dirinya.
Itu membuat Bepe kerap dikawal dua hingga tiga pemain sekaligus. Walau demikian, Persija kala itu bukan Bepe seorang. Bepe sendiri juga tak cuma bertugas sebagai pencetak gol, tetapi pembuka ruang dan pemantul bola bagi rekan-rekannya.
ADVERTISEMENT
Cara demikian membuat Persija jauh lebih berbahaya. Alhasil, mereka mampu melaju jauh di Liga Indonesia hingga memastikan diri sebagai sang jawara. Adapun, Bepe yang mencetak total 15 gol dinobatkan sebagai pemain terbaik.
'Bambang Pamungkas Melayang'
Bambang Pamungkas merayakan kemenangan Indonesia atas Thailand pada Piala AFF 2010 bersama Firman Utina, Ahmad Bustomi, dan Irfan Bachdim. Foto: AFP/Bay Ismoyo
Ada banyak kelebihan utama Bepe sebagai seorang penyerang. Ia bisa mengeksekusi tendangan bebas dan penalti, melepaskan sepakan jarak jauh, hingga mencari ruang kosong di antara padatnya pertahanan lawan.
Namun, di antara hal tersebut yang paling menonjol dan mungkin paling kamu ingat adalah kemampuannya menyundul bola. Bahkan, besar kemungkinan seperempat atau lebih gol-gol Bepe berasal dari kemampuannya yang satu ini.
Salah satu gol yang menunjukkan betapa luar biasanya sundulan Bepe terlihat tatkala Timnas Indonesia berhadapan dengan Kuwait di Kualifikasi Piala Asia 2011. Kala itu, tepatnya di menit ke-30, Indonesia mendapat kesempatan sepak pojok.
ADVERTISEMENT
Eksekutornya? Ismed Sofyan. Ia melepaskan umpan yang dengan cepat disambar oleh karibnya di Persija itu. Yang membuatnya spesial bukan cuma karena berujung gol, tetapi juga soal bagaimana Bepe bisa menjangkau bola lebih dulu.
Di tengah kawalan pemain Kuwait yang tinggi-besar, Bepe yang berpostur 170 cm berlari cepat, melompat yang terlihat seperti melayang, lalu menyambar bola dengan sundulan. Sundulan tersebut amat deras sehingga kiper Kuwait tak mampu menghalaunya.
Oke. Indonesia kalah 1-2 pada laga tersebut. Namun, gambaran ketika Bepe melayang di tengah kepungan pemain Kuwait yang tinggi-besar akan melekat di ingatan siapa pun yang menyaksikannya.
Menerbitkan Buku
Pemain Persija Jakarta Bambang Pamungkas (kiri) berebut bola dengan pemain PSM Makassar pada lanjutan Liga 1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Bepe adalah satu dari sedikit pesepakbola Indonesia dengan kecakapan literasi yang tinggi. Kamu yang mengikuti akun Twitter-nya sejak dulu jelas paham bahwa Bepe amat gemar membaca. Atas dasar inilah, ia juga bisa menulis.
ADVERTISEMENT
Bepe mulai menulis panjang di blog bambangpamungkas20.com yang ia kelola sendiri. Banyak hal yang ia tulis, kisah hidupnya, catatan-catatan singkat, hingga pendapat atas satu atau beberapa isu tertentu.
Pada 2011, ia bahkan menerbitkan buku. Buku tersebut ia beri judul 'Ketika Jemariku Menari'. Ini semacam catatan pribadi yang berisi perjalanan kariernya hingga kisah tentang beberapa rekan setimnya di Persija maupun Timnas.
Gelar Kedua Bersama Persija
Butuh 18 tahun bagi Bepe untuk meraih gelar liga kedua untuk Persija. Usianya sendiri, sementara itu, sudah 38 tahun. Maka raihan gelar juara Liga 1 Persija pada 2018 lalu terasa amat spesial untuk dia.
Peran Bepe kali ini sebetulnya tak sekrusial 2001 lalu. Cuma 13 kali ia bermain dan cuma satu gol serta satu assist yang bisa ia persembahkan. Walau begitu, perannya di luar lapangan, utamanya sebagai sosok senior, amat penting bagi skuat Persija kala itu.
ADVERTISEMENT
Terlebih, perjalanan mereka merengkuh gelar juara diiringi berbagai polemik. Selain performa yang sempat buruk pada awal musim, mereka juga beberapa kali dianggap sebagai tim yang memang di-setting untuk menjadi juara.
Gol ke-200
Hanya satu gol yang Bepe cetak bersama Persija Jakarta sepanjang musim 2019. Meski demikian, gol tersebut menggenapkan jumlah gol Bepe menjadi 200 sepanjang karier profesionalnya di dunia sepak bola.
Bepe mencetaknya tatkala Persija berhadapan dengan Borneo FC di semifinal leg pertama Piala Indonesia 2019. Menariknya, ini ia ciptakan pada menit ke-90+5 yang sekaligus memastikan kemenangan 2-1 atas tim 'Pesut Etam'.
Gol tersebut juga menjadi gol terakhir yang menutup karier dia sebagai pesepakbola. Berbulan-bulan hingga dia memutuskan pensiun pada 17 Desember, tak ada gol tambahan tercipta. Kini, selamat menikmati masa pensiunmu, Bambang Pamungkas.
ADVERTISEMENT