Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Para Pelapis dan Mereka yang Dibuat Merana oleh Buffon
20 Juli 2017 14:35 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB

ADVERTISEMENT
Lagi, Juventus merekrut penjaga gawang anyar setelah Wojciech Szczęsny resmi didatangkan dari AS Roma dengan mahar 10 juta poundsterling. Tentu saja, pemain berpaspor Polandia itu tak diplot sebagai palang pintu terakhir yang tampil secara reguler, tetapi cuma sebatas pelapis Gianluigi Buffon.
ADVERTISEMENT
Tak berlebihan jika menganggap gawang Juve adalah rumah bagi Buffon. Mereka yang hanya menjadi pelapisnya dibuat merana. Buffon menjadi kiper termahal di dunia setelah dibeli dari Parma dengan harga 52 juta euro, 16 tahun silam. Sejak saat itu juga kiper berjuluk Superman itu rutin menjaga gawang "Si Nyonya Tua".
Berikut kumparan (kumparan.com) merangkum kiper-kiper yang jadi tumbal dari keabadian Buffon.
Edwin van der Sar
Edwin van der Sar memang tidak pernah menjadi pelapis Buffon. Tapi ia termasuk kategori “mereka yang dibuat merana oleh Buffon”. Pasalnya, kedatangan Buffon membuat Van der Sar harus hengkang dari Juventus.
Kemampuan serta kharisma Van der Sar di bawah mistar tak akan diragukan lagi. Tapi siapa yang menyangka jika dirinya merupakan tumbal pertama dari kedatangan Buffon —sebelum akhirnya menjadi legenda hidup Manchester United.
ADVERTISEMENT
Van der Sar awalnya tampil apik. Sampai kemudian ia menyadari bahwa gaya bermain di Italia (baca: Juventus) waktu itu amat berbeda dengan apa yang ia pelajari di Ajax Amsterdam. Tidak ada cerita membangun serangan dari kiper. Yang ada, bola harus langsung dilepas sejauh mungkin ke depan.
Karena kesulitan beradaptasi, kepercayaan diri Van der Sar menurun. Imbasnya, performanya di lapangan memburuk. Setelah dua musim, para petinggi Juventus memutuskan untuk mendatangkan Buffon, dan Van der Sar pun hengkang.
"Dia (Buffon) mengambil alih posisi saya sebagai pemain utama, itu yang jadi alasan saya pergi ke Premier League," ujar Van der Sar selepas laga final Liga Champions 2017 lalu.
Christian Abbiati
Penampilan apiknya bersama AC Milan membuat Juventus memutuskan untuk meminjam Abbiati sebagai pengganti sementara Buffon. Waktu itu, sebelum musim 2005/2006 bergulir, Buffon mengalami cedera dislokasi bahu. Di Milan sendiri, Abbiati tersisih akibat kehadiran Dida.
ADVERTISEMENT
Praktis, di musim itu Abbiati sukses menjadi kiper utama Juventus. Akan tetapi situasi berubah saat Buffon kembali enam bulan berselang. Fabio Capello yang kala itu menjabat sebagai pelatih, kembali mempecayai Buffon sebagai pilihan utama. Padahal Abbiati telah sukses mencatatkan 13 clean sheet dari 26 laga yang dilakoninya.
Setelah jasanya tak lagi butuhkan, Juventus pun kembali mengembalikan Abbiati ke Milan. Tapi petualangannya sebagai pemain pinjaman tak berhenti sampai di situ, Abbiati kembali dipinjamkan ke Torino dan Atletico Madrid sebelum akhirnya pulang ke Milan di musim 2008/2009.
Fabian Carini
Fabian Carini adalah bagian dari ekspansi pemain asal Uruguay ke Italia —bersama dengan Marcelo Zalayeta, Paulo Montero, dan Rubén Olivera. Tapi hanya sebatas itu saja ceritanya di Italia dan juga di Juventus.
ADVERTISEMENT
Pemain dengan 74 caps bersama Tim Nasional Uruguay ini tak mampu menggeser singgasana Buffon. Ia tidak pernah satu kali pun tampil memperkuat Juventus di Serie A. Mungkin satu-satunya fungsi Carini bagi Bianconeri adalah sebagai tambahan barter untuk mendatangkan Fabio Cannavaro dari Inter Milan.
Nasib Carini tak berubah bersama Nerazzurri. Pemain kelahiran Montevideo itu kembali gagal menjadi pilihan utama setelah kalah saing dengan Francesco Toldo dan Julio Cesar. Hingga akhirnya Carini memutuskan untuk merantau ke Spanyol bersama Real Murcia di awal musim 2007/2008.
Antonio Chimenti
Jika Buffon adalah aktor utama di Juventus, maka Antonio Chimenti adalah pemeran pembantu-nya.
Bagaimana tidak, selama enam musim berseragam Juventus, total dia hanya bermain sebanyak 34 kali. Chimenti sebenarnya memiliki kesempatan emas untuk menggantikan posisi Buffon kala dirinya mengalami cedera di musim 2005/2006.
ADVERTISEMENT
Tapi sayang, Juventus lebih memilih meminjam Abbiati ketimbang menunjuknya sebagai penjaga palang pintu terakhir. Setelah sempat hijrah ke Cagliari dan Udinese, Chimenti kembali ke Juventus dan mengakhiri kariernya di sana.
Antonio Mirante
Mirante sebenarnya merupakan sosok ideal pengganti Buffon. Selain juga berasal dari Italia, loyalitasnya telah teruji saat menjadi bagian dari era kelam Juve.
Ya, lulusan akademi Juventus itu menjadi pelapis Buffon saat mereka terlempar ke Serie B. Namun konsistensi Buffon tak goyah hingga Mirante akhirnya dilego ke Sampdoria pada 2007. Dua musim kemudian dirinya hengkang ke Parma dan kini memperkuat Bologna.
Neto
Neto merupakan korban terakhir dari Buffon. Setelah hijrah dari Fiorentina di awal musim 2015/2016, kiper yang pernah bermain untuk Timnas Brasil U-23 itu cuma mencicipi 11 laga hingga musim lalu.
ADVERTISEMENT
Akhirnya Neto menyerah dan pindah ke Valencia dengan durasi kontrak empat tahun.
Padahal penampilan Neto bersama Fiorentina terhitung impresif. Pada musim 2014/2015, kiper berusia 28 tahun itu sukses menjaga gawangnya dari kebobolan sebanyak 10 kali dari 29 laga di Serie A.