Pay-per-view Premier League: Konsep, Penerapan & Mengapa Dikritik?

12 Oktober 2020 15:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Premier League Foto: situs resmi Premier League
zoom-in-whitePerbesar
Logo Premier League Foto: situs resmi Premier League
ADVERTISEMENT
Premier League dikritik gara-gara ide menerapkan layanan siaran berbasis pay-per-view (PPV). Dalihnya, ini adalah solusi bagi fans bisa menyaksikan pertandingan yang tak disiarkan Sky Sports dan BT Sports--dua pemegang hak siar Premier League di Inggris.
ADVERTISEMENT
Walau begitu, sejumlah pihak menentangnya. Ada yang bilang, ini hanya akal-akalan Premier League untuk mengeruk lebih banyak duit dari fans.
Leicester City menjadi satu-satunya klub peserta Premier League yang menentang layanan siaran berbasis pay-per-view ini. Sementara itu, 19 klub lainnya mendukung.
Pada stori ini, kumparan memaparkan secara detail tentang pay-per-view dan bagaimana penerapannya di Premier League. Silakan disimak.

Apa itu layanan berbasis Pay-per-view?

Floyd Mayweather vs Conor McGregor, salah satu acara olahraga yang ditayangkan secara pay-per-view pada 2017. Foto: REUTERS/Steve Marcus
Gampangnya, pay-per-view adalah konsep yang memungkinkan seseorang menikmati layanan siaran acara tertentu tanpa komitmen. Tidak ada pembayaran bulanan, sekali beli saja untuk satu tayangan olahraga/film yang ingin ditonton.
Konsep ini sudah lumrah di dunia olahraga pertarungan, seperti tinju, WWE, hingga UFC. Contohnya: Jika kamu ingin menonton duel Muhammad Ali vs Joe Frazier, kamu hanya perlu membayar untuk tayangan duel itu saja, bukan membayar paket laga Muhammad Ali atau biaya bulanan menonton tinju.
ADVERTISEMENT
Konsep ini memang dipopulerkan oleh tinju, sih. Gara-garanya, saat Ali berduel dengan George Foreman dalam tajuk "The Rumble in the Jungle", penjualan pay-per-view melonjak hingga 50 juta pada tahun 1974.
Setahun berselang, saat Ali berduel dengan Frazier di "Thrilla in Manila", penjualannya naik dua kali lipat hingga 100 juta. Akhirnya, bisnis semacam ini kian berkembang dan merambah ke cabang lain.

Apakah pay-per-view tak pernah diterapkan di sepak bola?

Pemain Liverpool Trent Alexander-Arnold melakukan tendangan bebas ke arah gawang Chelsea pada lajutan Premier League di Stadion Anfield, Liverpool, Inggris. Foto: Laurence Griffiths/REUTERS
Pernah, bahkan sudah dicoba pada akhir 1990-an untuk tayangan Ligue 1 Prancis oleh TPS (Multivision). Di Jerman, Sky Deutschland juga pernah menerapkan pay-per-view, begitu juga dengan sejumlah kompetisi sepak bola di Amerika Selatan.

Kapan pay-per-view akan diterapkan di Premier League?

Premier League akan menerapkan sistem siaran pay per view mulai pekan kelima. Ya, jadi setelah 19 klub peserta Premier League menyetujuinya, ide ini langsung akan dieksekusi segera.
ADVERTISEMENT

Berapa harga pay-per-view di Premier League?

Harganya 14,95 pounds (sekitar Rp 280.000) untuk satu pertandingan. Nah, inilah yang menjadi pangkal dari segala masalahnya.

Kenapa pay-per-view di Premier League dipermasalahkan?

Ilustrasi Sepak Bola dan Uang Foto: Pixabay
Ya, karena harganya yang dinilai terlalu tinggi. Tidak sesuai dengan tujuan yang dipublikasikan, yakni agar fans bisa menonton tim kesayangan mereka, meski laganya tak disiarkan oleh TV pemegang hak siar.
Namun, di tengah pandemi corona, di saat orang-orang pada kesulitan cari duit, Premier League seolah mencekik mereka dengan memasang harga segitu. Kemahalan.
"Kami berada di tengah pandemi. Orang-orang kehilangan pekerjaan mereka. Kami telah melihat uang yang dihabiskan klub Premier League untuk biaya transfer, termasuk untuk agen. Itu tidak sesuai dengan pendukung sepak bola," ujar BBC Football Focus pundit, Chris Sutton.
ADVERTISEMENT
Tak pelak, kondisi ini justru bisa menjadi boomerang bagi Premier League dan para pemegang hak siar. Pay-per-view yang mahal bisa membuat angka live streaming sepak bola ilegal melonjak.
Pertandingan Liga Premier Brighton & Hove Albion vs Chelsea di Stadion Komunitas American Express, Brighton, Inggris. Foto: Peter Cziborra/Pool via REUTERS
"Itu akan merangsang pembajakan. Itu mendiskriminasi klub yang [pertandingannya] jarang ditayangkan di Sky Sports atau BT," kata Kieran Maguire, penulis sekaligus penyiar dan akademisi asal Inggris kepada BBC Radio 5 Live.
EFL (badan yang menaungi Championship, League One, dan League Two) juga menerapkan ini dengan biaya 10 pounds (sekitar Rp 191.000). Jika Premier League merasa berhak memasang harga lebih tinggi, itu patut dikritisi.
Pasalnya, duit yang terkumpul dari pembeli bakal disalurkan ke mana dan bagaimana? Premier League tak menjelaskannya dalam rilis resmi mereka.
ADVERTISEMENT
"Jika mereka mendapatkan harga yang benar, mungkin baik-baik saja, tetapi tidak ada yang benar-benar tahu apa yang akan terjadi dengan uang itu," tutur Maguire.
"Apakah uangnya akan masuk ke pot sentral (mungkin semacam kas Premier League)? Apakah itu digunakan untuk menyelamatkan klub liga yang lebih rendah? Atau uangnya akan didistribusikan kepada klub yang laganya dibayarkan?" lanjutnya.
Para pemain Leeds United berkumpul sebelum pertandingan Liga Premier Leeds United vs Manchester City. Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Sudah begitu, kebijakan ini seperti tak memedulikan orang-orang yang telah sebelumnya berlangganan BT Sport dan Sky Sports, serta para pemegang tiket musiman. Jadi, langganan itu dan pay-per-view adalah hal berbeda, sehingga fans harus keluar duit lagi.
Lucunya lagi, platform yang digunakan untuk menonton siaran pay-per-view Premier League adalah produk BT Sport dan Sky Sports juga--BT Sport Box Office dan Sky Sports Box Office.
ADVERTISEMENT

Apakah pay-per-view akan dipakai selamanya, bahkan ketika fans nantinya sudah kembali ke stadion?

"Klub-klub hari ini menyetujui solusi sementara ini untuk memungkinkan semua penggemar terus menonton tim mereka secara langsung," tulis ofisial Premier League.
"Perjanjian tersebut akan ditinjau secara berkala dalam konsultasi dengan klub dan sejalan dengan keputusan yang dibuat oleh pemerintah terkait kembalinya penonton ke stadion," jelas mereka.
---
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.