Pekerja Hotel Timnas Inggris Cuma Dibayar Rp 181 Ribu, FA Diminta Investigasi

31 Juli 2022 15:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi pemain timnas Inggris usai mencetak gol ke gawang timnas Belgia pada pertandingan UEFA Nations League di Stadion Wembley, London, Inggris. Foto: Ian Walton/Pool/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi pemain timnas Inggris usai mencetak gol ke gawang timnas Belgia pada pertandingan UEFA Nations League di Stadion Wembley, London, Inggris. Foto: Ian Walton/Pool/via REUTERS
ADVERTISEMENT
Lembaga Hak Asasi Manusia (HAM), Equidem, mendesak Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) melakukan investigasi. Equidem meminta FA melakukan investigasi lantaran hotel yang disewa Timnas Inggris di Piala Dunia 2022 Qatar diduga tak membayar pekerjanya sesuai aturan.
ADVERTISEMENT
Diwartakan Daily Mail, para pekerja yang mendapat diskriminasi adalah pekerja migran. Mereka dilaporkan hanya diberikan upah sebesar 10 poundsterling (setara Rp 181 ribu) per hari.
Equidem menilai, hal tersebut seharusnya tidak terjadi. Apalagi, Souq Al Wakra, hotel yang disewa Timnas Inggris selama perhelatan Piala Dunia 2022, merupakan penginapan kelas atas.
Per malam, harga sewa kamar di Souq Al Wakra bisa menyentuh harga 300 poundsterling (setara Rp 5,4 juta). Jadi, Equidem merasa diskriminasi penerimaan upah yang diterima para pekerja hotel bisa terhindarkan.
Ilustrasi Hotel Burj Al Arab, Dubai. Foto: Irina Wilhauk/Shutterstock
"Kami menemukan kasus pekerja tidak dibayar secara memadai dan tidak dibayar saat lembur," kata Kepala Eksekutif Equidem, Mustafa Qadri, dikutip dari Daily Mail.
"Dari kasus tersebut, muncul pertanyaan, mengapa gaji mereka begitu rendah? Padahal biaya untuk menginap di hotel tersebut cukup mahal," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Di lain sisi, Pemerintah Qatar sejatinya telah menentukan upah minimum pekerja di sana. Tercatat, upah minimum yang didapatkan oleh seorang pekerja di Qatar adalah 1000 qatar riyal (setara Rp 4 juta) per bulan.
Namun, upah minimum tersebut diduga hanya berlaku bagi pekerja imigran. Pasalnya, bagi para pekerja yang berasal dari jazirah Arab, pekerja tersebut disinyalir mendapat gaji yang lebih besar.
Ilustrasi hotel dengan pemandangan terindah di dunia. Foto: fokke baarssen/Shutterstock
Kendati begitu, Emad Nabulsi selaku manajer Souq Al Wakra dengan tegas menepis pernyataan Equidem. Ia mengatakan Souq Al Wakra telah mematuhi pedoman yang berlaku di Qatar.
Ia menegaskan telah berlaku adil kepada semua pekerja. Souq Al Wakra tak pernah memandang pekerja berdasarkan etnis atau agama tertentu.
"Hotel mematuhi semua pedoman yang dikeluarkan dan prosedur yang diperlukan oleh Komite Tertinggi Qatar dalam kaitannya dengan proses rekrutmen dan pekerjaan menjelang dan selama Piala Dunia FIFA," ujar Nabulsi.
ADVERTISEMENT
"Semua anggota tim diperlakukan sama dan adil, terlepas dari kebangsaan, etnis atau agama mereka. Proses rekrutmen dan gaji sejalan dengan pedoman negara dan kesempatan yang sama untuk promosi tersedia untuk semua," tegasnya.
Tim Inggris sebelum pertandingan Euro 2020 melawan Kroasia di Stadion Wembley, London, Inggris (13/6). Foto: Pool via REUTERS
Walau pihak hotel telah memberikan pernyataan, Qadri tetap pada pendiriannya. Qadri bahkan meminta FA dan para pemain Timnas Inggris untuk buka suara.
"Timnas sepak bola Inggris adalah tim muda yang menginspirasi, mereka berani menentang rasialisme, itu benar," katanya.
"Jadi, untuk FIFA, FA, dan Timnas Inggris, saya harap mereka bisa mengambil langkah ini [investigasi]. Mereka seharusnya ingin tahu melalui sumber independen apa yang sedang terjadi. Sebab, ada kekhawatiran besar yang patut dijadikan perhatian," tutupnya.