Pelatih Sulteng soal Kecurangan Wasit: Aceh Darurat Emas

15 September 2024 13:26 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penjaga gawang Sulawesi Tengah Rexy berusaha menangkap bola saat pada pertandingan babak 8 besar sepak bola putra PON XXI Aceh-Sumut 2024 di Stadion H Dimurthala, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (14/9/2024). Foto: Adeng Bustomi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Penjaga gawang Sulawesi Tengah Rexy berusaha menangkap bola saat pada pertandingan babak 8 besar sepak bola putra PON XXI Aceh-Sumut 2024 di Stadion H Dimurthala, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (14/9/2024). Foto: Adeng Bustomi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Laga Aceh vs Sulawesi Tengah (Sulteng) di babak perempat final PON 2024 diwarnai kerusuhan. Pertandingan digelar di Stadion Dimurthala, Aceh, Sabtu (14/9) malam WIB itu diwarnai pemukulan terhadap wasit.
ADVERTISEMENT
Pemain Sulteng, Muhammad Rizki, memukul wasit usai menunjuk titik penalti untuk Aceh. Sepanjang laga, wasit diduga tak berlaku adil kepada Sulteng.
Hal ini diakui oleh Pelatih Sulteng, Zulkifli Syukur. Menurut Zulkifli, pertandingan PON sudah dirusak oleh wasit dan kepentingan yang ada di Aceh.
“Saya katakan sekelas PON ada hal seperti itu ini tidak bisa dibenarkan. Ini ajang pemain muda untuk memperlihatkan talenta mereka dan dirusak oleh wasit dan kepentingan yang ada di Aceh,” ucap Zulkifli kepada kumparan, Minggu (15/9).
Pemain PSM Makassar, Zulkifli Syukur. Foto: Instagram/@zulkifli_03_syukur
“Kalau orang yang menonton dari awal semuanya sepakat ya mengenai kepemimpinan wasit berikut juga kartu merah yang seharusnya pemain saya tidak dapatkan ditambah lagi dua penalti gaib saya pikir tidak ada yang perlu kita perdebatakan saya pikir semuanya jelas Aceh darurat emas,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Sulteng memilih mengundurkan diri di laga tersebut. Padahal, pertarungan berlanjut ke perpanjangan waktu usai kedua tim mengakhiri laga dengan skor 1-1 selama 90 menit.
Pada laga ini, Sulteng mendapatkan tiga kartu merah. Wasit juga berikan dua penalti kepada Aceh.