Pengamat: Keputusan PSSI Buka Bursa Transfer Sulit Dicerna, tapi Dibutuhkan

24 September 2020 18:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Borneo FC di Liga 1 2020. Foto: Dok. Media Borneo FC
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Borneo FC di Liga 1 2020. Foto: Dok. Media Borneo FC
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jelang bergulirnya kelanjutan Liga 1 2020, PSSI mengumumkan adanya pembukaan bursa transfer paruh dua. Hal ini diketahui dalam surat bernomor 1916/UDN/601/IX-2020 yang dikirim PSSI ke klub pada Jumat (18/9/2020).
ADVERTISEMENT
Pembukaan transfer pada 21 September hingga 18 Oktober 2020 ini kemudian memunculkan masalah. Satu yang mengkritik adalah pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts. Dia bilang ada skandal di balik PSSI tiba-tiba membuat keputusan tersebut.
Cukup dimaklumi Alberts ujug-ujug bertanya. Sebab, sebelum putusan keluar, para kontestan Liga 1 2020 yang menghadiri managers meeting dengan PSSI dan PT LIB tak sepakat bahwa ada bursa transfer melalui hasil voting. Dari 20 klub, 7 setuju ada pembukaan transfer, 8 tegas menolak, dan 3 memilih abstain.
Jika merujuk hasil voting dengan suara terbanyak, tentu 8 klub yang menolak adalah pemenangnya. Tapi tidak demikian nyatanya dengan keputusan yang telah terbit.
Pengamat sekaligus pundit sepak bola nasional, M. Kusnaini, coba melihat sudut pandang ini sebagai keputusan yang cukup njelimet. Pasalnya, perubahan yang mendadak bak pisau bermata dua.
ADVERTISEMENT
''Agak sulit memang dicerna keputusan yang diambil oleh PSSI ini. Tapi secara rasional memang dibutuhkan,'' kata Kusnaini kepada kumparan, Kamis (24/9/2020).
''Dalam artian, jika bursa transfer itu dibuka Desember, kontrak pemain dengan klub kan cuma dua bulan mengingat kompetisi rampung Februari,'' dia menjelaskan.
Skuat Arema FC di ajang Liga 1 2020. Foto: Dok. LIB
PSSI mengklaim bahwa pembukaan bursa transfer sudah meleset dari perencanaan awal. Semula, periode ini dijadwalkan pada 20 Juli hingga 19 Agustus 2020.
Tapi, karena pandemi COVID-19, rencana itu mesti berantakan. Itu juga ditambah dengan ditangguhkannya kompetisi Liga 1 2020 sejak Maret dan baru digulirkan kembali Oktober 2020.
Namun demikian, PSSI lewat surat yang disebar kepada sejumlah klub mengklaim bahwa mereka sudah meminta izin kepada FIFA dan sudah disetujui. Hanya, bursa transfer kali ini tidak akan tercantum dalam TMS (Transfer Matching System) FIFA karena alasan teknis.
ADVERTISEMENT
Alberts menilai alasan teknis tersebut yang cukup mengganjal. Sebab, dalam periode transfer kali ini, ada tiga klub yang dianggap punya kepentingan di balik suksesnya lobi-lobi PSSI membuka bursa transfer pemain.
Setidaknya, meski Alberts tidak menyebut, belakangan ada tiga tim yang berencana merekrut pemain dari luar negeri, sebelum bursa transfer periode kedua dibuka. Ketiga tim tersebut adalah Persija Jakarta (2 pemain), Madura United (1 pemain), dan Arema FC (2 pemain), meski pada akhirnya mayoritas sudah dipulangkan.
''Memang sedikit membingungkan. Seperti saya katakan di awal. Dan kalau kita bicara soal bagaimana respons Albert, saya kira wajar dia mengeluhkan atau mengkritisinya karena dia terbiasa dengan sistem yang terorganisasi, akurat dan konsisten dengan baik di Eropa,'' kata Kusnaini.
Pelatih Persib, Rene Alberts, dalam sesi jumpa pers. Foto: Dok. Media Persib
Bagi Kusnaini, rencana PSSI memang tak bisa disalahkan sepenuhnya jika mengacu pada kondisi pandemi. Toh, lanjut pria dengan nama panggung Bung Kus ini, di Eropa juga mengalami perubahan waktu transfer.
ADVERTISEMENT
''Artinya, ini ada pada masalah perencanaan yang di awal tidak tahu akan ada pandemi COVID-19. Ketika di awal sudah tersusun dengan baik, bursa transfer tahap satu dibuka pada periode segini dan periode transfer kedua dibuka segini, karena mesti meleset jauh. Ini memang cukup bikin resah karena tiba-tiba berubah di tengah jalan," tandasnya.
----
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.