Perlakuan Buruk Wasit, Bikin PSM Makassar Jadi Lebih Kuat

1 April 2023 12:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi pemain PSM Makassar usai mencetak gol ke gawang PSS Sleman pada pertandingan lanjutan Liga 1 di Stadion Gelora B. J. Habibie, Sabtu (14/1/2023).  Foto: Instagram/@psm_makassar
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi pemain PSM Makassar usai mencetak gol ke gawang PSS Sleman pada pertandingan lanjutan Liga 1 di Stadion Gelora B. J. Habibie, Sabtu (14/1/2023). Foto: Instagram/@psm_makassar
ADVERTISEMENT
Jalan terjal dilalui PSM Makassar agar bisa menjadi juara Liga 1 musim 2022/23. Setelah hampir terdegradasi pada musim lalu, skuad 'Juku Eja' juga tidak bisa bermain di kandang sendiri di Stadion Andi Mattalatta, Makassar.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pelatih PSM, Bernardo Tavares juga mengaku sering mendapat perlakuan buruk dari wasit terhadap timnya. Hal itu hanya karena dia melakukan protes terhadap keputusan wasit.
"Saya respect semua klub dan saya hanya bisa mengikuti aturannya. Bagi saya sebagai pelatih, ini sulit dipercaya. Dalam 32 pertandingan, saya mendapatkan 4 kartu kuning, dan empat kartu itu hanya karena ngomong ke wasit," kata Bernardo dalam jumpa persnya.
Dia mencontohkan, dalam salah satu pertandingan Bernardo melayangkan protes terhadap wasit yang tidak memberi pelanggaran terhadap timnya. Padahal, menurut Bernardo, pemain lawan sudah jelas-jelas melakukan pelanggaran terhadap anak asuhnya.
Namun, alih-alih ucapannya didengarkan. Wasit tersebut justru memberikan kartu kuning terhadapnya.
"Hari ini saya ngomong ke wasit 'wasit, nomor 6 narik jersey pemain saya' wasit datangi saya dan ngasih kartu kuning," ucapnya.
ADVERTISEMENT
"Ibu dan bapak saya melahirkan saya dengan mata dan mulut, mulut untuk berbicara. Kalau kamu tidak bekerja dengan baik, jangan cari alasan dan memberikan kartu kepada pemain dan pelatih," tambah dia.
Menurut Bernardo, selama PSM Makassar bertanding sebanyak 32 kali di musim ini. Pelatih asal Portugal itu menilai wasit terlalu mudah memberikan kartu kepada timnya. Namun, alih-alih mengeluh, pelatih berusia 43 tahun itu justru menjadikan perlakuan kurang mengenakan dari wait tersebut sebagai motivasi agar timnya menjadi lebih kuat.
Pelatih PSM, Bernardo Tavares. Foto: Liga Indonesia Baru
"Wasit terlalu mudah memberikan kartu kepada kami. Tapi perlakuan buruk yang diberikan kepada kami itu membuat kami lebih kuat," tegas Bernardo.
Sebelumnya, kepastian PSM Makassar menjadi juara Liga 1 musim ini didapat usai tim berjuluk 'Juku Eja' itu sukses mengalahkan Madura United pada Jumat (31/3) malam.
ADVERTISEMENT
Dalam pertandingan yang digelar di Stadion Gelora Pamelingan Madura itu, PSM Makassar memang dengan skor 3-1. Hasil ini membuat anak asuh Bernardo Tavares mengumpulkan 72 poin dari 31 kali main.
Ini merupakan titel juara liga kedua bagi PSM Makassar sejak era peleburan Perserikatan dan Galatama. Sebelumnya, PSM yang dilatih Syamsudin Umar pernah menjadi juara Liga Indonesia pada 1999/2000 usai mengalahkan Pupuk Kaltim 3-2 di final divisi utama. Setelah penantian 23 tahun, PSM kembali jadi juara.