Permintaan Maaf Akhiri Saga Xhaka versus para Suporter Arsenal

1 November 2019 6:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapten Arsenal, Granit Xhaka, dicemooh suporter timnya sendiri.  Foto:  REUTERS/David Klein
zoom-in-whitePerbesar
Kapten Arsenal, Granit Xhaka, dicemooh suporter timnya sendiri. Foto: REUTERS/David Klein
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masih dari perseteruan antara Granit Xhaka dan suporter Arsenal. Semuanya diawali saat The Gunners berhadapan dengan Crystal Palace, Minggu (27/10/2019) malam WIB.
ADVERTISEMENT
Kala itu para suporter Arsenal bersorak saat melihat sang kapten ditarik keluar di menit 61. Xhaka tak tinggal diam, ia menunjukkan rasa kesalnya dengan berlama-lama keluar dari lapangan. Padahal, saat itu Arsenal sedang berlomba dengan waktu demi mengincar gol kemenangan.
Kapten Arsenal, Granit Xhaka, dicemooh suporter timnya sendiri. Foto: REUTERS/David Klein
Tak sampai di situ, Xhaka seakan menantang cemoohan para suporter Arsenal dengan menaruh tangan di telinganya. Pemain asal Swiss itu kemudian melepas jersinya. Alih-alih duduk di bench, ia justru langsung masuk ke ruang ganti.
Unai Emery bahkan mengatakan bahwa mental Xhaka belum membaik. Itulah mengapa sang ia tak mengikutsertakan Xhaka saat anak asuhnya bersua Liverpool di Piala Liga.
Di sisi lain, Emery juga memahami bahwa apa yang dilakukan oleh suporter merupakan imbas dari buruknya performa Arsenal sejauh ini.
ADVERTISEMENT
Lima hari pasca-kejadian, Xhaka akhirnya angkat suara. Dalam akun instagram-nya, ia menjelaskan alasan mengapa bersikap demikian. Terpenting, pemain yang diboyong dari Borussia Moenchengladbach itu menyatakan permintaan maaf atas tindakannya tersebut.
Granit Xhaka sang kapten Arsenal. Foto: Glyn KIRK / AFP
"Apa yang terjadi di saat saya ditarik keluar sangat menyentuh saya. Saya mencintai klub ini dan selalu memberikan 100% di dalam dan di luar lapangan."
"Perasaan saya tidak dipahami oleh penggemar, dan (mereka) mengulangi komentar kasar di pertandingan dan di media sosial selama beberapa minggu dan bulan terakhir telah sangat menyakiti saya."
"Orang-orang mengatakan hal-hal seperti, 'Kami akan mematahkan kakimu', 'Kami akan membunuh istrimu' dan 'Semoga putrimu terkena kanker'. Itu telah menggerakkanku dan itu membuatku melewati batas kesabaran ketika merasakan penolakan di stadion pada hari Minggu lalu."
ADVERTISEMENT
"Dalam situasi ini, saya membiarkan diri untuk terbawa dan bereaksi dengan cara yang tidak sopan kepada kelompok pendukung klub kami, tim kami, dan diri saya dengan energi positif. Itu bukan niat saya dan saya minta maaf untuk itu."
"Harapan saya adalah agar kita kembali saling menghormati, mengingat lagi mengapa kita jatuh cinta dengan permainan ini sejak awal. Mari kita maju bersama secara positif."