Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pertahanan Kokoh, Kunci Thailand Capai Final Piala AFF U-22
26 Februari 2019 15:16 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
ADVERTISEMENT
Kemenangan bukan perkara gampangan. Untuk mencapainya siapa pun mesti bersedia bersusah-payah. Prinsip ini berlaku bagi Timnas U-22 Thailand dalam perjalanan mereka di Piala AFF U-22 2019.
ADVERTISEMENT
Langkah Thailand sempat tersendat kala memburu tiket partai final. Laga semifinal melawan Kamboja mesti berlanjut ke babak adu penalti. Tak cuma waktu normal, babak perpanjangan waktu pun tuntas dengan skor kacamata.
Kemenangan 5-3 pada akhirnya mengantarkan Thailand ke laga melawan Timnas U-22 Indonesia . Bagi sang pelatih, Alexandre Gama, kualitas Timnas U-22 berpangkal dari semangat juang yang begitu tinggi.
"Ini laga terakhir, kami harus benar-benar berjuang untuk bisa meraih hasil. Indonesia mengandalkan fisik, dan mereka begitu fight," ucap Gama.
Serupa Timnas U-22 yang punya ciri khasnya sendiri, Thailand juga punya senjata pemungkas. Ketangguhan lini pertahanan menjadi kunci keberhasilan Thailand. Ini dibuktikan dengan keberhasilan mereka menjadi satu-satunya tim yang sukses menorehkan catatan nirbobol.
ADVERTISEMENT
Pola 5-3-2 yang diterapkan Gama membentuk tembok kokoh yang membuat gawang Thailand aman dari kemasukan gol. Adalah sang kapten, Saringkan Promsupa, yang menjadi komando di lini belakang.
Kemampuan Promsumpa dalam membaca permainan dan kualitas dalam duel udara menjadi kelebihan bek berusia 21 tahun itu. Perlu diingat, Promsupa juga menjadi pencetak gol terbanyak Thailand di turnamen kali ini. Dua gol berhasil ia sarangkan selama turnamen.
Di lini belakang, Promsupa juga ditemani dua bek lainnya, Sarayut Sompim dan Marco Ballini. Sompim merupakan rekan duet Promsupa ketika berlaga di AFF U-19 empat tahun lalu. Kerja sama menahun inilah yang pada akhirnya membentuk chemistry di antara keduanya.
Jangan lupakan pula Ballini. Bek yang memiliki tinggi badan 199 sentimeter ini dinilai piawai dalam membaca aliran umpan silang. Selain itu, kemampuan fisik yang bagus diprediksi mampu merepotkan Marinus Wanewar yang juga kuat ketika bersama bola.
ADVERTISEMENT
Persoalan lain yang mesti disiasati oleh tim kepelatihan Thailand adalah kebugaran tim. Laga semifinal melawan Kamboja yang berlangsung alot itu dipandang menguntungkan pasukan Indra Sjafri.
Namun, persoalan demikian tak dijadikan penghalang berarti bagi Thailand di partai puncak. Bagi sang pelatih, keberhasilan lolos dari pertandingan sulit itu justru memberikan injeksi morel kepada pasukannya.
"Timnas U-22 Indonesia memang sekarang punya keuntungan karena bermain 30 menit lebih pendek dari kami. Tapi, sekarang para pemain berada dalam tingkat semangat yang tinggi dan sangat termotivasi," jelas Gama.
***
Laga final Piala AFF U-22 2019 antara Timnas U-22 Indonesia dan Timnas Thailand akan digelar di National Stadium, Phnom Penh, pada Selasa (26/2/2019). Sepak mula akan berlangsung pada pukul 18:30 WIB.
ADVERTISEMENT