Perwakilan FIFA Buka Suara soal Nasib Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

27 Maret 2023 17:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo FIFA di markas besarnya di Zurich, Swiss. Foto: Reuters/Arnd Wiegmann
zoom-in-whitePerbesar
Logo FIFA di markas besarnya di Zurich, Swiss. Foto: Reuters/Arnd Wiegmann
ADVERTISEMENT
FIFA Project Team Venue Management, Christian Schmolzer, menyatakan pihaknya belum menentukan nasib Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 tetap lanjut atau dicabut.
ADVERTISEMENT
Saat ini, sikap FIFA sebatas membatalkan drawing yang dijadwalkan berlangsung di Bali pada 31 Maret 2023 mendatang.
"Jadi sekali lagi, kami tidak memiliki informasi tentang kelanjutan turnamen (di Indonesia)," kata Schmolzer di Stadion Kapten I Wayan Dipta di Gianyar, Bali, Senin (27/3).
Delegasi FIFA meninjau Stadion Kapten I Wayan Dipta di Gianyar, Bali, Senin (27/3/2023). Foto: Fikri Yusuf/Antara Foto
FIFA juga masih mengecek kesiapan stadion dan lapangan latihan di Bali pada 22-27 Maret. Adapun lima stadion tersebut adalah Stadion Kapten I Wayan Dipta, Stadion Ngurah Rai, Gelora Samudera Kuta, Lapangan Gelora Tri Sakti Legian, dan Lapangan Kompyang Sujana di Denpasar.
“Terlepas dari pembatalan Bali sebagai lokasi pengundian (Piala Dunia U-20), kami tetap melanjutkan dan menyelesaikan inspeksi stadion,” kata Schmolzer saat sesi pengarahan awal kepada tim inspeksi dari FIFA, LOC, dan INAFOC.
ADVERTISEMENT
Pembatalan drawing Piala Dunia U-20 dibatalkan menyusul penolakan Gubernur Bali, Wayan Koster. Bali merupakan salah satu tuan rumah dari enam kota yang ditunjuk.
FIFA mengecek kesiapan Stadion Kapten I Wayan Dipta di Gianyar, Bali menjelang perhelatan Piala Dunia U-20. Foto: Dok. Istimewa
Belum ada informasi dari FIFA soal waktu dan tempat drawing. PSSI tengah berupaya menjauhkan Indonesia dari ancaman sanksi FIFA.
"Mengenai kapan waktu drawing dan di mana kami belum dapat informasi dari FIFA, saat ini kami sedang memikirkan cara bagaimana Indonesia tidak dikucilkan dalam sebuah ekosistem sepak bola di dunia," kata Anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga, di Kantor PSSI, GBK Arena, Jakarta, Minggu (26/3).