Pesta Gol di Anfield: Liverpool Kandaskan Arsenal Lewat Adu Penalti

31 Oktober 2019 4:56 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Joe Willock (depan) merayakan gol Arsenal ke gawang Liverpool. Foto: Jason Cairnduff/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Joe Willock (depan) merayakan gol Arsenal ke gawang Liverpool. Foto: Jason Cairnduff/Reuters
ADVERTISEMENT
Pesta gol di Anfield, demikianlah tajuk untuk pertandingan Liverpool vs Arsenal pada babak 16 besar Piala Liga Inggris, Kamis (31/10/2019) dini hari WIB, ini. Sekalipun kompetisi kelas dua, nyatanya pertemuan keduanya masih bisa menghadirkan sesuatu yang layak untuk mendapatkan aplaus.
ADVERTISEMENT
Liverpool pada akhirnya menang atas Arsenal via adu penalti (5-4). Sebelumnya, kedua kesebelasan bermain imbang 5-5 selama 90 menit. The Reds pun berhak untuk menggenggam tiket ke babak perempat final dan tinggal menunggu siapa lawan mereka pada babak delapan besar tersebut.
Lewat lima gol yang berasal dari gol bunuh diri Shkodran Mustafi (6’), James Milner (43’), Alex Oxlade-Chamberlain (58’), dan Divock Origi (62’ dan 90'), Liverpool memaksa pertandingan berlanjut ke babak tos-tosan. Arsenal sendiri sempat unggul 5-4 lewat gol yang dicetak oleh Lucas Torreira (19’), Gabriel Martinelli (26’ dan 36’), Ainsley Maitland-Niles (54’), dan Joe Willock (70’).
***
Sebagai kompetisi level kedua di Inggris, Piala Liga Inggris alias EFL Cup sering dijadikan alat untuk mempertandingkan tim lapis kedua lawan tim lapis kedua. Tidak terkecuali pada laga Liverpool vs Arsenal ini.
ADVERTISEMENT
Tidak percaya? Simak bagaimana Liverpool memilih untuk memainkan beberapa pemain semisal Caoimhin Kelleher, Neco Williams, Sepp Van den Berg, Harvey Elliott, Rhian Brewster hingga Divock Origi.
Dari kubu Arsenal, pelatih Unai Emery memainkan Joe Willock, Bukayo Saka, Gabriel Martinelli hingga Mesut Oezil (eh!). Ya, Oezil yang jarang betul mendapatkan menit bermain pada musim ini mendapatkan kesempatan tampil selama 65 menit sebelum digantikan oleh Matteo Guendouzi.
Kapten Arsenal, Granit Xhaka, tidak bermain sama sekali. Sebagai gantinya, ban kapten melingkar di lengan bek kanan stylish mereka, Hector Bellerin.
***
Liverpool tampil dengan formasi 4-3-3, sementara Arsenal bermain dengan formasi 4-4-1-1. Berbeda dengan biasanya, pada pertandingan ini Liverpool memilih untuk tidak melakukan pressing habis pada Arsenal. Tekanan tersebut baru mereka berikan ketika bola sampai ke lini tengah.
ADVERTISEMENT
Sementara, ketika menguasai bola, Liverpool memilih untuk bermain sabar sembari menunggu celah terbuka di pertahanan Arsenal. Hasilnya terlihat dari penguasaan bola pada pertandingan ini, di mana Liverpool unggul 66:34 (per catatan ESPNFC).
Gol pertama Liverpool pada pertandingan ini menjadi contoh bagaimana mereka jeli melihat ruang di pertahanan Arsenal. Sadar bahwa garis pertahanan The Gunners naik cukup tinggi, sebuah umpan jauh dilepaskan ke sisi kiri pertahanan Arsenal. Dari situ sebuah umpan silang datar dikirimkan ke kotak penalti.
Sial buat Shkodran Mustafi, niatnya untuk memotong bola malah berbuah menjadi bencana. Bola berbelok masuk ke gawang Arsenal sendiri dan Liverpool pun unggul 1-0.
Kendati begitu, Arsenal merespons dengan baik. Dalam waktu sekitar setengah jam, mereka berbalik memukul Liverpool dengan mencetak tiga buah gol.
ADVERTISEMENT
Mesut Oezil, salah satu bintang Arsenal, pada pertandingan melawan Liverpool. Foto: Jason Cairnduff/Reuters
Gol pertama Arsenal datang dari sepakan kaki kanan Lucas Torreira --memanfaatkan sebuah bola rebound di depan gawang Liverpool--, lalu lewat sepasang gol dari Gabriel Martinelli, masing-masing lewat sebuah sontekan (lagi-lagi memanfaatkan sebuah bola rebound) dan sebuah tembakan jarak dekat di depan gawang Liverpool (kali ini memanfaatkan counterpressing di final-third).
Arsenal layak mendapatkan aplaus atas ketiga gol tersebut. Selain cukup rapi dalam membangun serangan, mereka juga disiplin dalam menjaga kerapatan antarpemain dan amat rajin melakukan pressing terhadap pemain-pemain Liverpool yang menguasai bola.
Namun, gawang Arsenal kembali bobol menjelang babak pertama berakhir. Kali ini gol tersebut tercipta atas nama James Milner via tendangan penalti --menyusul sebuah pelanggaran yang dilakukan oleh Martinelli di dalam boks.
ADVERTISEMENT
Pada babak kedua, laga berjalan makin menarik. Narasinya masih sama: Liverpool bermain sabar ketika menguasai bola, sementara Arsenal lebih agresif ketika melakukan tekanan. Alhasil, Arsenal kembali mencetak gol, kali ini lewat Ainsley-Maitland Niles.
Mirip dengan proses gol ketiga Arsenal, Maitland-Niles membobol gawang Liverpool usai merebut bola dari penguasaan pemain The Reds di daerah pertahanan mereka sendiri. Arsenal pun unggul 4-2.
Namun, Liverpool tidak bisa dibuat bertekuk lutut begitu saja. Ketertinggalan dua gol tersebut berhasil mereka kejar. Kehadiran Origi, yang dikenal sebagai spesialis penyelamat timnya, terbukti menjadi jimat tersendiri.
Para pemain Liverpool merayakan gol Divock Origi (tengah). Foto: Andrew Yates/Reuters
Setelah mencetak gol via Oxlade-Chamberlain, Liverpool menyamakan kedudukan menjadi 4-4 via Origi. Arsenal memang masih sempat mencetak gol dan unggul 5-4 via sepakan jarak jauh Joe Willock, tetapi Origi kembali menyamakan kedudukan --kali ini menjadi 5-5-- pada menit ke-90. Seru!
ADVERTISEMENT
Pertandingan pun harus dituntaskan lewat adu penalti.
Pada babak tos-tosan tersebut, lima penendang Liverpool berhasil mengeksekusi sepakan dengan baik. Sebaliknya, satu penendang Arsenal, yakni Dani Ceballos, gagal. Dengan begitu, Liverpool pun lolos dengan kemenangan 5-4 pada babak adu penalti.