Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Setelah lima musim membela AS Roma , Miralem Pjanic sampai ke Juventus pada Juni 2016. Perjalanannya sebagai pesepak bola berubah 180 derajat, dari tanpa gelar menjadi penuh gelar. Pjanic sudah mempersembahkan enam gelar juara untuk Juventus sejak 2016/17.
ADVERTISEMENT
Tidak semua pesepak bola bisa mengalami nasib baik seperti Pjanic. Dua di antara rekan setimnya dulu, Francesco Totti dan Daniele de Rossi, bahkan angkat kaki dengan tak sedap. Gelar legenda hidup jadi lip service belaka, loyalitas bertahun-tahun jadi atribut tanpa makna.
"Saya sendiri tidak dapat menjelaskan mengapa mereka memperlakukan De Rossi dan Totti seperti itu. Saya bicara kepada mereka berdua. Mereka saja benar-benar merasa kesulitan untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi," jelas Pjanic, dilansir Football Italia.
"Intinya, Totti ingin keluar dari situasi yang tak baik untuknya. Ia pikir klub tidak berjalan dengan baik. Ia tidak puas dengan peran yang diberikan padanya, sementara ia yakin bisa memberikan yang terbaik. Yang saya tahu, klub ini menyakitinya," jelas Pjanic.
ADVERTISEMENT
Berhitung mundur hingga 17 Juni 2019, Totti meletakkan jabatannya sebagai Direktur Roma. Alasannya ia muak dengan para petinggi klub yang tidak bekerja tepat seperti yang dibutuhkan klub. Keputusan-keputusan yang diambil menegaskan bahwa mereka tak punya hati untuk Roma.
Di sisi lain, Totti juga tidak diberikan peran sebagai Direktur Teknik. Totti tidak asal meminta. Ia yakin betul pemahamannya akan klub ini bisa memampukannya menentukan siapa-siapa saja yang sesuai untuk jadi bagian skuat Roma.
Lain Totti, lain pula De Rossi. Pjanic bahkan tidak tahu pasti apa yang sebenarnya terjadi pada De Rossi dan Roma. Yang pasti, Pjanic sepakat bahwa apa yang dilakukan Roma pada De Rossi tak pantas.
ADVERTISEMENT
De Rossi bukan pemain sembarangan. Pengabdian selama 18 tahun menjadi bukti. Perlu dicatat, Roma bukan klub seperti Juventus yang dari tahun ke tahun merayakan gelar juara. Roma lantas memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak De Rossi yang berakhir pada 30 Juni 2019.
Keputusan klub membikin para suporter berang. Demonstrasi tak cuma digelar untuk menentang keputusan ini, tapi sebagai kritik kepada sang presiden, Jim Pallotta. Demonstrasi tidak cuma dilakukan di Roma, tapi juga London. Alasan mengapa London juga 'diserbu' karena di kota itulah letak kantor konsultan Pallotta, Franco Baldini.
"Apa yang mereka lakukan kepada De Rossi masih jadi misteri. Jika kau melihat pemain-pemain terbaik meninggalkan Roma padahal mereka sudah membela klub ini selama bertahun-tahun, Anda mesti bertanya pada diri sendiri apa yang sebenarnya terjadi. Dan pada akhirnya Anda akan muak sendiri," jelas Pjanic.
ADVERTISEMENT