Pratinjau: Kans Spurs Bungkam Swansea yang Serba Kekurangan

2 Januari 2018 15:40 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi pemain Tottenham Hotspur. (Foto: REUTERS/Paul Childs)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi pemain Tottenham Hotspur. (Foto: REUTERS/Paul Childs)
ADVERTISEMENT
"Si Angsa" yang sedang terluka akan meladeni perlawanan "Si Ayam Jantan" pada pekan ke-22 Premier League, Rabu (3/1/2017) pukul 02.45 WIB. Ya, Swansea City yang kini sedang terpuruk di dasar klasemen menjadi tuan rumah saat menjamu Tottenham Hotspur di Liberty Stadium.
ADVERTISEMENT
Tren Positif Spurs
Seperti diketahui, perjumpaan keduanya yang digelar di Wembley pada September lalu berujung dengan skor kacamata. Adalah Harry Kane yang jadi pangkal masalah dari kegagalan Spurs membobol gawang Lukasz Fabianski. Kane hanya berhasil mengukir dua tembakan tepat sasaran pada laga yang dihelat Wembley tersebut.
Satu-satunya ancaman terbesarnya bagi The Swans saat itu adalah kala tendangan kaki kanannya membentur mistar gawang. Namun, buruknya penampilan Kane yang kemudian memengaruhi performa "Bunga Lili" tak lagi relevan untuk saat ini --akan lebih tepat saat Spurs masih menjadi "Harry Kane FC".
Oke, Mauricio Pochettino memang belum bisa mengenyahkan candu timnya dari sosok Kane. Buktinya, penyerang yang pernah dipinjamkan ke Leicester City itu menyumbang 46% dari total gol Spurs di Premier League. Berita buruknya, Kane masih diragukan tampil pada lawatan nanti. Namun, situasinya sudah berbeda kini.
ADVERTISEMENT
Tanpa Kane, Spurs masih punya Son Heung-Min yang jadi sosok pembeda. Son memang tampil sejak menit awal saat perjumpaan pertama dan gagal memecah kebuntuan, tetapi perlu digarisbawahi bahwa pemain kelahiran Chuncheon itu diturunkan sebagai wing-back kiri di pertemuan pertama.
Selain itu, Son juga sedang dalam kondisi on-fire karena sukses mengemas satu gol dan sepasang assist kala Spurs pesta gol gawang Southampton pada Boxing Day lalu.
Satu nama lain yang bisa diandalkan Spurs adalah Dele Alli. Well, pemain yang digadang-gadang sebagai bintang masa depan Inggris itu memang mengalami penurunan jumlah gol dibanding musim lalu, tetapi dirinya masih rajin dalam memberikan assist bagi rekan-rekan setimnya.
Tiga assist dalam dua laga terakhir jadi bukti paling aktual. Belum lagi dengan kehadiran Christian Eriksen yang bisa mengeksploitasi kelemahan Swansea dalam mengantisipasi tendangan jarak jauh.
ADVERTISEMENT
Sampai di sini, Pochettino tak akan mengalami masalah berarti semisal Kane gagal mencetak gol atau bahkan mesti absen.
Swansea yang Serba Kekurangan
Satu aspek lagi yang menguntungkan Spurs adalah faktor kebugaran. Jan Vertonghen dan kawan-kawan memiliki rentang waktu istirahat seminggu karena absen di pekan ke-20.
Bandingkan dengan Swansea yang cuma punya waktu tiga hari setelah berjibaku melawan Watford di laga tutup tahun. Padahal klub asal Wales itu tak punya kedalaman skuat yang cukup untuk menerapkan rotasi pemain.
Imbasnya, Wilfried Bony jadi korban yang jatuh akibat cedera. Padahal, pemain yang pernah singgah di Etihad Stadium itu terhitung paling efektif karena hanya membutuhkan 327 menit untuk mengghasilkan satu gol, mengungguli Tammy Abraham dan Jordan Ayew.
ADVERTISEMENT
Persoalan lini depan masih menjadi problem klasik bagi mereka. Total 13 gol yang dihasilkannya merupakan catatan terendah di antara kontestan Premier League lainnya.
Abraham yang sempat moncer di awal musim kini mengalami paceklik gol dalam 12 laga yang dilakoninya di Premier League. Itulah mengapa Oliver McBurnie yang baru berusia 21 tahun itu dijajal untuk mengisi pos ujung tombak.
Satu-satunya pemain yang bisa diandalkan di garda terdepan hanya Ayew yang sudah berkontribusi mencetak sepasang gol dari tiga gol terakhir yang dibuat Swansea.
Wilfried Bony kemungkinan masih absen. (Foto: REUTERS/Rebecca Naden)
zoom-in-whitePerbesar
Wilfried Bony kemungkinan masih absen. (Foto: REUTERS/Rebecca Naden)
Absennya Kyle Naughton akibat akumulasi kartu juga makin memperkeruh keadaan. Bekas penggawa Spurs itu merupakan pemain yang paling aktif dalam urusan tekel dan intersep dibanding rekan-rekan setimnya.
ADVERTISEMENT
Selain urusan bertahan, Naughton juga intens dalam membantu serangan dari sisi sayap kanan. Catatan 0,5 umpan kunci per laga --terbanyak kelima-- plus satu assist bisa dijadikan acuan.
Masalahnya, Swansea cuma punya Angel Rangel sebagai full-back kanan murni. Usianya yang telah menginjak 35 tahun tak lagi mumpuni untuk meredam manuver sayap kiri Spurs yang digawangi Eriksen dan Danny Rose.
Berkurangnya ketergantungan Spurs akan sosok Kane, jadi garansi laga tak akan berakhir serupa seperti pertemuan pertama. Selain itu, tumpulnya lini depan Swansea dan kerporosnya barisan pertahanan bakal memperbesar kans Spurs untuk mempermalukan Swansea di depan para pendukungnya.
Jadwal Premier League. (Foto: Sabryna Putry Muviola/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jadwal Premier League. (Foto: Sabryna Putry Muviola/kumparan)