Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.9
Pratinjau: Kecemasan Inter, Optimisme Milan
1 Maret 2018 20:01 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB

ADVERTISEMENT
AC Milan luar biasa. Inter Milan penuh rasa cemas. Dua narasi berbeda inilah yang akan menjadi pengantar laga Derby della Madonina yang mempertemukan AC Milan dan Inter Milan di Stadion San Siro, Senin (5/3/2018) dini hari WIB, dalam laga lanjutan pekan ke-27 Serie A musim 2017/18.
ADVERTISEMENT
Semenjak ditangani oleh Gennaro Gattuso, AC Milan menjadi tim yang menakutkan di Italia. Catatan 13 laga tidak terkalahkan, serta lolosnya Milan ke babak final Coppa Italia menghadapi Juventus menjadi sebuah torehan positif bagi Rossoneri yang sempat terombang-ambing di awal kompetisi. Dalam enam laga terakhir di semua ajang, Milan sukses melalui semuanya dengan kemenangan.
Di sisi lain, Inter Milan justru sedang dalam fase terombang-ambing. Dalam enam laga terakhir, mereka hanya menorehkan dua kali kemenangan saja. Sisanya, Inter meraih hasil imbang sebanyak tiga kali dan sekali mengalami kekalahan. Nerrazzuri belum kembali ke performa menawan mereka di putaran pertama kompetisi Serie A musim 2017/18 silam.
Memang dalam enam pertemuan terakhir kedua tim di semua kompetisi, Milan dan Inter masih sama-sama kuat dengan masing-masing tim menorehkan dua kali kemenangan (Inter dua kali menang, Milan dua kali menang) serta dua kali hasil imbang. Meski begitu, hal ini tidak menghilangkan kekhawatiran Inter, baik itu terhadap Milan maupun terhadap performa mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
"Kami masih merasa cemas dengan penampilan kami sendiri. Kecemasan ini menular. Namun, kami masih mencoba untuk berkembang dan kembali kepada performa kami seperti di putaran pertama musim 2017/18," ujar Joao Cancelo, dilansir Football Italia.
"Milan sudah berkembang. Mereka bagus dan punya lini tengah yang kuat. Namun, kami juga tim yang bagus. Kami akan mencoba menang, karena saya rasa skuat kami juga layak untuk mendapatkan tempat yang lebih baik, Liga Champions, mungkin," tambahnya.
Pertanyaannya, apakah Inter sanggup melakukannya?
Inter yang Mulai Sedikit Berbenah
Inter pernah berada di fase tersendat. Mereka benar-benar sulit meraih kemenangan mulai dari pekan ke-16 sampai pekan ke-23. Itu semua terjadi karena Inter Milan kerap menerapkan formasi dasar dan skema bermain yang hampir sama.
ADVERTISEMENT
Luciano Spalletti, selaku pelatih Inter, cukup sering menerapkan formasi dasar 4-2-3-1. Mereka menyerang mengandalkan kekuatan dari full-back, serta mengandalkan pergerakan dari dua winger mereka, yakni Antonio Candreva dan Ivan Perisic. Pada paruh pertama Serie A, mereka tampil apik dengan skema ini. Memasuki paruh kedua Serie A, skema Inter ini mulai terbaca.
Selain terbacanya skema serangan Inter ini, yang juga membuat Mauro Icardi tidak seproduktif di putaran pertama, lawan sudah mampu mengeksploitasi sayap-sayap Inter. Tak jarang sisi sayap, yang kerap kosong karena ditinggal para full-back-nya yang telat turun usai menyerang, menjadi sisi yang cukup sering dijamah oleh lawan.

Segala kelemahan Inter yang mulai terekspos inilah yang membuat Inter kesulitan untuk meraih kemenangan. Namun, pada laga melawan Benevento, Inter mulai mencoba cara baru untuk bisa menjebol gawang lawan: situasi set-piece. Dua gol yang dicetak Andrea Ranocchia dan Milan Skriniar merupakan cermin dari set-piece yang mulai diandalkan Inter.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya perubahan skema ini, Inter memiliki cara lain untuk menjebol gawang lawan, meski ketika lawan Milan nanti, Alessio Romagnoli maupun Leonardo Bonucci tidak akan membiarkan set-piece menjadi jalan mudah Inter untuk mencetak gol.
AC Milan yang Kuat di Lini Tengah
Seperti yang diujarkan oleh Cancelo, Milan sekarang sudah berkembang menjadi tim yang kuat. Setelah Gattuso mengambil alih kursi kepelatihan Milan, mereka menjadi lebih solid dan tidak menyisakan banyak ruang yang bisa dieksploitasi lawan, selayak ketika Milan masih ditangani oleh Vincenzo Montella.
Bersama Gattuso, dengan formasi dasar 4-3-3 andalannya, potensi para pemain Milan menjadi lebih keluar. Bonucci dan Romagnoli mampu mengawal lini pertahanan dengan baik. Lucas Biglia mampu mengatur ritme, ditemani oleh Franck Kessie dan Giacomo Bonaventura.
ADVERTISEMENT
Sementara itu di sayap, Suso dan Hakan Calhanoglu bisa dengan bebas mengoyak pertahanan lawan, ditopang oleh Davide Calabria dan Ricardo Rodriguez selaku full-back. Yang paling nyata tentu Patrick Cutrone yang berkembang menjadi penyerang muda berbahaya dengan torehan 13 gol untuk Milan sejauh ini.
Dengan skema ini, permainan Milan menjadi lebih mengalir. Pergerakan antar pemain mulai tampak, dan saling menutup ruang menjadi kesadaran yang mulai tumbuh. Mereka juga lebih percaya diri dalam menguasai bola, dengan persentase penguasaan bola sejauh ini di Serie A mencapai 54,4%. Cerminan bola yang mengalir juga tampak dari persentase akurasi umpan mereka yang tinggi, mencapai 84,4%.

Dari segala kunci perkembangan permainan Milan ini, lini tengah adalah salah satu faktor ciamiknya performa Milan. Trio Biglia-Kessie-Bonaventura menjadi awal mula serangan sekaligus penyaring pertama serangan yang datang ke lini pertahanan Milan. Saat bertahan, duet Kessie dan Biglia menyaring serangan Milan dengan rataan tekel 3,4 kali per laga dan rataan intersep 1,4 kali per laga.
ADVERTISEMENT
Sedangkan sebagai sosok penghidup permainan, Biglia dan Bonaventura adalah kuncinya. Kedua pemain ini mencatatkan akurasi umpan sukses sebesar 91% (Biglia) dan 88% (Bonaventura). Aliran bola Milan yang jalan ini, salah satunya, disebabkan oleh umpan-umpan apik yang mereka lesakkan.
Dengan perkembangan yang sudah seperti ini, Milan menjadi tim yang sulit dikalahkan Inter. Apalagi cacat demi cacat masih bermunculan di skuat Inter.
***
Sebuah pertandingan derbi, sedikit berbeda dengan pertandingan yang lain, adalah pertandingan dengan tensi yang cukup tinggi. Urusan teknis tidak hanya menjadi satu-satunya faktor penentu. Urusan non-teknis kadang lebih menonjol dibanding urusan teknis.
Maka, dengan segala kekurangan yang ada, wajar jika Inter masih merasa khawatir, baik itu atas Milan maupun atas permainan mereka sendiri. Sedangkan Milan, dengan permainan apik mereka sejauh ini, mereka layak untuk optimis, meski optimis terlalu berlebihan pun rasanya tidak bijak.
ADVERTISEMENT
====
*Duel Milan vs Inter akan dihelat di San Siro, Senin (5/3/2018) dini hari WIB. Sepak mula akan dilakukan pukul 02:45 WIB.