Pratinjau Milan vs Napoli: Duel para Pesakitan

22 November 2019 16:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
How to celebrate goal with your pal. Emesh! Foto: REUTERS/Ciro De Luca
zoom-in-whitePerbesar
How to celebrate goal with your pal. Emesh! Foto: REUTERS/Ciro De Luca
ADVERTISEMENT
Siapa yang paling buruk di antara AC Milan dan Napoli?
ADVERTISEMENT
Ini pertanyaan yang muncul saat keduanya bentrok pada Serie A giornata 13, Minggu (24/11/2019) dini hari WIB. Karena, ya, Milan dan Napoli memang sama-sama dalam performa jeblok sekarang.
Cuma sebiji kemenangan yang berhasil diraih Rossoneri dalam lima pertandingan terbaru. Itu pun cuma lahir dari klub papan bawah, SPAL. Sementara tiga laga lain melawan AS Roma, Lazio, dan Juventus semuanya berujung dengan kekalahan. Lalu satu laga lainnya melawan Lecce berakhir dengan hasil imbang.
Napoli tak kalah parah. Catatan kemenangan mereka nihil dalam lima laga terakhir di lintas ajang. Empat lainnya berbuah seri dan satu lainnya berujung kekalahan --dari Roma.
See? Sudah bisa dibayangkan betapa buruknya form Milan dan Napoli.
ADVERTISEMENT
***
Para penggemar Milan boleh optimistis bila menilik rekam jejak. Tim kesayangan mereka tak pernah takluk dalam tiga perjumpaan dengan Napoli di San Siro. Milan bahkan berhasil menundukkan Partenopei dua gol tanpa balas dalam duel teranyar di perempat final Coppa Italia musim lalu.
Eh, ada tapi-nya. Stefano Pioli sekarang tengah dipusingkan dengan absennya Ismael Bennacer dan Hakan Calhanoglu lantaran suspensi. Ini jelas berpotensi menimbulkan masalah bagi Milan.
Bennacer, misalnya, ia adalah komponen penting untuk menyeimbangkan area sentral. Pemain asal Aljazair itu tercatat melakukan rata-rata 2 tekel per laga, tertinggi kedua setelah Davide Calabria. Besar kemungkinan Pioli akan menurunkan Lucas Biglia sebagai penggantinya.
Selain aktif dalam aksi bertahan, eks kapten Lazio itu juga piawai dalam mendistribusikan bola. Sumbangsih assist-nya ke gawang Lecce di pekan delapan bisa dijadikan acuan.
ADVERTISEMENT
Oke, ketiadaan Bennacer bakal ditutupi oleh Biglia. Namun, lain soal untuk alternatif pos winger pengganti Calhanoglu. Alasannya karena dia merupakan pemrakarsa peluang tertinggi di tim setelah Suso.
Sialnya, Samu Castillejo yang biasa dijadikan back-up juga mesti diparkir lantaran cedera hamstring. Mau tak mau Pioli bakal menurunkan Ante Rebic sebagai tandem Krzysztof Piatek dan Suso di garda terdepan.
Ini yang riskan. Sebab pemain berusia 26 tahun itu masih nihil gol dan assist sejak didaratkan dari Eintracht Frankfurt di awal musim. Praktis, cuma Suso yang bisa diandalkan Milan sebagai kreator serangan.
Oh, iya, Pioli juga masih punya Theo Hernandez yang berpotensi jadi game changer. FYI, meski berposisi sebagai full-back, pemain asal Prancis itu cukup menegaskan produktivitasnya lewat sumbangsih 2 gol dan 1 assist sejauh ini.
ADVERTISEMENT
Suso merayakan gol bersama Theo Hernandez. Foto: AFP/Miguel Medina
Bukan cuma Milan yang sektor serangnya bermasalah, tetapi juga Napoli. Toleh saja rata-rata gol mereka dalam lima pertandingan terakhir yang hanya menyentuh angka satu.
Gerombolan Carlo Ancelotti itu bahkan gagal mencetak angka saat menghadapi Genoa di gameweek sebelumnya. Ini parah, sih, sebab Rossoblu merupakan tim yang paling banyak kebobolan di Serie A.
Selain aspek penyelesaian akhir, kreativitas juga jadi alasan tumpulnya lini depan Napoli. Bila ditelisik, 6 dari 7 shoot on target yang dibuat Napoli itu berasal dari luar kotak penalti Genoa. Ini cukup merepresentasikan rendahnya kemampuan mereka untuk mengeksploitasi pertahanan lawan.
Siasat Thiago Motta dengan menginstruksikan tiga gelandang Genoa untuk aktif melindungi back-four terbukti jitu.
ADVERTISEMENT
Terhitung cuma Francesco Cassata yang aktif membantu serangan. Sementara duo Denmark, Lasse Schone dan Lukas Lerager, diutus untuk menjaga kedalaman hingga kedua tepi.
Selebrasi gol Arkadiusz Milik ke gawang Verona. Foto: Ciro De Luca
Hal itulah yang membuat kreativitas Napoli pampat. Lorenzo Insigne dan Fabian Ruiz jadi pemain yang paling intens kehilangan penguasaan bola, tujuh kali bila dikalkulasi.
Sekadar informasi, bersama Jose Callejon, Insigne dan Ruiz adalah pemrakarsa kans tertinggi Napoli. Cara paling gamblang untuk meredam produktivitas mereka, ya, dengan meredam ketiga pemain tersebut.
Lagi pula, Dries Mertens dan Hirving Lozano juga sedang mandul-mandulnya. Pemain yang disebut belakangan baru mengemas sebiji gol dan assist sejauh ini, sementara Mertens mengalami paceklik gol dalam enam laga terakhirnya di lintas ajang.
ADVERTISEMENT
Namun, bukan berarti Napoli tak punya peluang. Mereka masih memiliki Arkadiusz Milik yang performanya relatif stabil. Eks penyerang Bayer Leverkusen itu sukses mengukir 5 gol dari 5 penampilan termutakhir.
Milik dan Piatek di akhir laga Milan melawan Napoli. Foto: REUTERS/Alberto Lingria
Satu hal lagi yang bisa dimanfaatkan Napoli: Skema bola mati. Sejauh ini mereka menjadi tim yang paling sering mencetak gol via metode set-piece sebanyak 5 kali.
Nah, Milan justru kebalikannya. Tercatat sudah lima kali gawang mereka bobol dari skema bola mati. Jumlah itu hanya kalah dari Genoa yang kemasukan satu gol lebih banyak.