Mourinho, Moura (C)

Prediksi MU vs Tottenham: Mencari Celah dari Tengah

3 Desember 2019 14:12 WIB
comment
39
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jose Mourinho memberi instruksi kepada pemain-pemain Tottenham. Foto: Reuters/David Klein
zoom-in-whitePerbesar
Jose Mourinho memberi instruksi kepada pemain-pemain Tottenham. Foto: Reuters/David Klein
ADVERTISEMENT
Tidak diragukan lagi, Jose Mourinho akan menjadi pusat perhatian ketika Tottenham Hotspur melawat ke Old Trafford untuk menghadapi Manchester United di Premier League pekan ke-15, Kamis (5/12/2019) dini hari WIB.
ADVERTISEMENT
Mourinho adalah mantan pelatih Manchester United. Kurang lebih setahun silam dia dipecat dari jabatan itu dan posisinya digantikan oleh Ole Gunnar Solskjaer. Akankah Mourinho mampu membawa Tottenham menang di rumah lamanya?
Jika menilik rekor pertemuan Mourinho dengan mantan klubnya, pendukung Tottenham boleh bersikap optimistis. Pasalnya, dari 32 laga melawan mantan klubnya, Mourinho berhasil menang 18 kali dan hanya kalah 8 kali.
Memang situasinya tak melulu begitu. Ada kalanya Mourinho dipermalukan, seperti ketika dirinya masih menangani Manchester United. Dalam laga melawan Chelsea, Oktober 2016 silam, United kalah 0-4.
Namun, kekalahan itu hanyalah pengecualian. Secara general, Mourinho hampir selalu bisa mendapatkan bragging rights. Dia hampir selalu bisa membuktikan bahwa mantan klubnya salah telah mencampakkan dirinya.
Jose Mourinho memberi arahan kepada Lucas Moura. Foto: Reuters/David Klein
Optimisme juga bisa didasarkan pada hasil tiga laga perdana Mourinho bersama Tottenham. Menghadapi West Ham United, Olympiacos, dan Bournemouth, The Lilywhites selalu menang.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya menang, Tottenham juga bisa mencetak 10 gol pada tiga pertandingan tersebut. Dari situ, bisa terlihat adanya sebuah perubahan pendekatan. Bersama Tottenham, Mourinho lebih 'menyerang'.
Ini sebetulnya tak mengagetkan karena Mourinho sebetulnya bukan pelatih yang gemar bertahan. Persepsi itu salah kaprah karena sesungguhnya Mourinho bukan pelatih defensif, melainkan pelatih pragmatis.
Artinya, Mourinho akan menggunakan apa yang dia miliki untuk meraih hasil optimal. Jika Anda tengok ke belakang, Anda akan mendapati Real Madrid asuhan Mourinho bisa mencetak lebih dari 100 gol dalam semusim.
Itu bisa terjadi karena di Real Madrid musim 2011/12 itu Mourinho dibekali pemain-pemain ofensif berkualitas, mulai dari Angel Di Maria, Ricardo Kaka, Karim Benzema, sampai Cristiano Ronaldo.
Real Madrid 2011/12 asuhan Jose Mourinho. Foto: AFP/Dani Pozo
Di Tottenhan, situasinya mirip. Tim London utara itu punya Harry Kane, Dele Alli, Son Heung-min, serta Lucas Moura. Tak heran jika kekuatan itulah yang jadi fokus Mourinho saat ini.
ADVERTISEMENT
Namun, menghadapi Manchester United bukan hal sepele. Ya, United memang sampai sejauh ini belum meyakinkan, tetapi perlu diingat bahwa merekalah satu-satunya tim Premier League yang bisa mencuri poin dari Liverpool.
Dengan kata lain, Manchester United tetap perlu diwaspadai. Apalagi, mereka akan bermain di kandang sendiri. Selain itu, Paul Labile Pogba dan Scott McTominay kemungkinan sudah bisa dimainkan.
Keberadaan Pogba dan McTominay memang takkan serta merta jadi solusi atas penampilan mengenaskan Manchester United yang belum menang dalam tiga partai terakhir. Akan tetapi, setidaknya mereka lebih baik dari Fred dan Andreas Pereira.
Dengan Fred dan Pereira di sentral permainan, Manchester United tak cuma rentan dieksploitasi tetapi juga kesulitan mengembangkan sepak bola ekspansif yang diinginkan Solskjaer.
Andreas Pereira berusaha merebut bola dari Jack Grealish. Foto: Reuters/Phil Noble
Kehadiran McTominay, khususnya, bisa jadi amat krusial bagi The Red Devils untuk menghambat pergerakan Dele Alli. Di bawah Mourinho yang menyenangi gelandang serang energik, Alli kembali menemukan mojo-nya.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Pogba juga punya kans lebih baik untuk memenangi pertarungan dengan pemain-pemain macam Harry Winks atau Eric Dier. Namun, tentunya, semua akan tergantung pada kondisi fisik Pogba sendiri.
Lini tengah memang bakal jadi arena pertempuran paling krusial karena kedua kesebelasan bisa dibilang punya kelebihan dan kekurangan yang bertolak belakang.
Tottenham unggul dalam menyerang, di mana mereka telah mencetak 24 gol Premier League yang tujuh di antaranya dicetak pada era Mourinho. United, sementara itu, sedikit lebih baik dalam bertahan.
Sampai pekan ke-14, Manchester United baru kemasukan 17 kali. Ini merupakan rekor pertahanan terbaik nomor lima di liga setelah milik Leicester City, Liverpool, Sheffield United, dan Manchester City.
Dengan begitu, terbuka atau tertutupnya celah bisa sangat ditentukan dari pertarungan lini tengah. Dan soal ini, jika McTominay dan Pogba absen, Manchester United bakal sangat kerepotan.
ADVERTISEMENT
Bagi Tottenham sendiri, kemenangan akan membawa mereka mendekati zona Liga Champions. Sedangkan, bagi Manchester United, jika kekalahan kembali didapat, Solskjaer bisa semakin dekat dengan pintu keluar.
Tentunya, baik Solskjaer maupun United tidak menginginkan itu. Terlebih, akhir pekan nanti mereka bakal bertemu dengan Manchester City. Kemenangan akan jadi modal berharga jelang partai besar tersebut.
-----
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo, buruan daftar di sini. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersi original.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten