Premier League yang Tak Bersahabat untuk Manajer Lokal

7 Agustus 2018 20:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Roy Hodgson saat mendampingi Crystal Palace. (Foto: Paul Ellis/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Roy Hodgson saat mendampingi Crystal Palace. (Foto: Paul Ellis/AFP)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam sepuluh tahun terakhir, Premier League tak hanya berhasil menjadi magnet untuk pemain, tapi juga manajer.
ADVERTISEMENT
Satu tolok ukur bagaimana Premier League menjadi magnet para manajer adalah besaran gaji yang amat jomplang. Per Express, rata-rata gaji manajer di sana mencapai lima juta poundsterling per pekan.
Rata-rata tersebut cenderung besar untuk ukuran manajer dalam sepak bola. Sebagai perbandingan, mari kita lihat perbedaan antara gaji pelatih Premier League dengan Ligue 1. Di sana, seorang pelatih hanya mampu mengais gaji tiga juta poundsterling per pekan.
Namun, bukan itu fakta yang ingin kami berikan. Di sini, kami akan menerangkan bagaimana magnet dan persona yang diperlihatkan oleh Premier League memakan banyak korban, di mana satu di antaranya adalah manajer lokal.
Untuk musim 2018/19, Premier League hanya akan menghadirkan empat manajer lokal. Dua berstatus penuh pengalaman, Roy Hodgson, dan Eddie Howe. Sementara, dua lainnya, termasuk yang muda dengan prospek cerah, Sean Dyche dan Eddie Howe.
ADVERTISEMENT
Melihat jadwal Premier League 2018/19 yang kian dekat, kami menghitung nasib keempatnya beserta tim asuhannya untuk bertahan di kompetisi level teratas Inggris tersebut. Berikut di antaranya:
Burnley: Sean Dyche
Manajer Burnley, Sean Dyche. (Foto: Reuters/John Sibley)
zoom-in-whitePerbesar
Manajer Burnley, Sean Dyche. (Foto: Reuters/John Sibley)
Tak ada yang menyangka nasib Sean Dyche di Burnley bakal selama ini. Ketika diangkat pada 2012, ia bahkan hanya bisa berdoa bahwa nasibnya di suatu kesebelasan tak akan sesebentar saat ia menangani Watford.
Secara umum, kekuatan Burnley tak banyak mengalami perubahan. Nama-nama kunci musim lalu, seperti Ben Mee, Jóhann Berg Guðmundsson, dan James Tarkowski, masih diperkirakan untuk bertahan.
Dari pergerakan Burnley di bursa transfer, tersirat bahwa mereka ingin memperdalam kondisi skuat mereka. Dari beberapa pembelian yang mereka lakukan, pertahanan adalah sektor yang paling banyak mengalami perbaikan.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Burnley bukan berarti tak punya masalah. Keikutsertaan mereka di Liga Europa musim depan adalah kendala besar dan tentu saja bakal mengganggu usaha Dyche mempertahankan The Clarets di Premier League.
Cystal Palace: Roy Hodgson
Manajer Crystal Palace, Roy Hodgson. (Foto: Paul Ellis/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Manajer Crystal Palace, Roy Hodgson. (Foto: Paul Ellis/AFP)
Saat pertama kali Roy Hodgson datang ke Selhurst Park, September 2017 silam, Crystal Palace masih terjerembab di posisi paling buncit dalam klasemen Premier League. Pada akhirnya, pilihan Palace untuk mendatangkan eks manajer Timnas Inggris tak sia-sia.
Dalam delapan bulan, Hodgson membawa Palace merangkak dari urutan ke-20 ke 11. Usaha Hodgson terasa makin istimewa saat ia memimpin The Eagles melakoni enam pertandingan terakhir tanpa kekalahan.
Lantas, bagaimana dengan musim ini? Tak ada yang bisa menjamin Palace bakal tetap tampil apik musim ini. Namun, melihat geliat mereka di bursa transfer tampak bagaimana niat mereka untuk bertahan tetap tinggi.
ADVERTISEMENT
Tiga transfer yang dilakukan oleh Hodgson cenderung cerdas. Vicente Guaita dan Max Meyer didatangkan dengan gratis. Sementara, untuk memperkuat lini tengah, mereka membajak Cheikhou Kouyate dengan biaya yang hanya 9,5 juta poundsterling.
Kemungkinan Palace untuk bertahan di Premier League musim ini kian tinggi setelah mereka tak akan bermain di Eropa musim depan. Melihat kedalaman skuat dan konsentrasi tim di sedikit liga, bolehlah Palace dan Hodgson difavoritkan untuk menyodok top half musim depan.
Bournemouth: Eddie Howe
Eddie Howe di sebuah laga Piala FA. (Foto: Reuters/Carl Recine)
zoom-in-whitePerbesar
Eddie Howe di sebuah laga Piala FA. (Foto: Reuters/Carl Recine)
Eddie Howe boleh berhasil membawa Bournemouth bertahan di Premier League musim lalu. Namun, dari penampilan mereka sejauh ini di bursa transfer, kemungkinan untuk melakukan hal serupa di Premier League musim ini tampaknya akan susah.
ADVERTISEMENT
Di bawah kendali Howe, Bournemouth memainkan umpan-umpan panjang. Ketika sudah di kotak penalti lawan, mereka menggunakan pergerakan cair pemain depan. Kelebihan mereka tak hanya itu, tapi juga set piece yang amat tajam.
Tak ada yang spesial dari pergerakan Bournemouth di bursa transfer. Sejauh ini, mereka hanya mampu mendatangkan dua pemain yang kualitasnya belum bisa dibuktikan, David Brooks dan Diego Rico.
Cardiff City: Neil Warnock
Neil Warnock bersama Cardiff City musim lalu. (Foto: Paul Ellis/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Neil Warnock bersama Cardiff City musim lalu. (Foto: Paul Ellis/AFP)
Cardiff City tak punya sejarah panjang untuk berkompetisi di Premier League. Beruntungnya, mereka punya Neil Warnock yang kenyang pengalaman. Lantas bagaimana nasib mereka di Premier League musim ini?
Warnock melakukan beberapa pembelian cerdas dalam bursa transfer musim panas kali ini. Di antaranya adalah Alex Smithies dari Queens Park Rangers dan Greg Cunningham dari Preston North End.
ADVERTISEMENT
Transfer tersebut tak membuat skuat Cardiff bisa bersaing dengan kesebelasan lain. Pun demikian dengan hasil uji tanding pramusim yang mengecewakan di mana mereka menelan dua kekalahan dari tiga pertandingan terakhir.
Ada baiknya segenap permasalahan tersebut diatasi oleh Warnock sebelum kompetisi dimulai. Jika tidak, bisa jadi hubungannya dengan Cardiff di selama enam musim bisa berakhir lebih cepat.