Presiden Persija Ultimatum Carlos Pena: Out Jika Tidak 4 Besar

21 Februari 2025 14:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih Persija Jakarta Carlos Pena menjawab pertanyaan wartawan saat sesi konferensi pers jelang Pertandingan BRI Liga 1 Persija melawan Persib Bandung di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (15/2/2025). Foto: Dok. Persija
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Persija Jakarta Carlos Pena menjawab pertanyaan wartawan saat sesi konferensi pers jelang Pertandingan BRI Liga 1 Persija melawan Persib Bandung di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (15/2/2025). Foto: Dok. Persija
ADVERTISEMENT
Persija mengalami 4 nirkemenangan beruntun di Liga 1 usai ditahan Persib 2-2 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, pada Minggu (16/2). Presiden Persija Jakarta, Mohamad Prapanca, memberi ultimatum pada Carlos Pena selaku juru latih 'Macan Kemayoran'.
ADVERTISEMENT
Untuk saat ini, Prapanca tidak risau karena Persija masih bertengger di urutan 4 dengan 40 poin. Ia menegaskan, di akhir musim, tim kebanggaan Ibu Kota Jakarta harus finis 4 besar. Jika tidak, Pena harus merelakan jabatannya.
"Saya secara manajemen [bisa mengatakan] bahwa kami masih on track di 4 besar. Itu yang dijaga oleh pelatih [Carlos Pena]. Karena kalau seandainya enggak 4 besar, pelatih harus out. Kontrak enggak diperpanjang," tegasnya kepada awak media di Jakarta Pusat, Kamis (20/2).
Terkait menurunnya performa Persija, Prapanca mengatakan bahwa manajemen sudah coba menegur Pena. Ia mengandalkan Bambang Pamungkas selaku manajer tim dalam hal ini.
Pesepak bola Persija Jakarta Gustavo Almeida Dos Santos berebut bola dengan pesepak bola Persib Bandung Moh Edo Febriansah dan Gustavo Moreno De Franca dalam laga lanjutan Liga 1 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Minggu (16/2/2025). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
"Kami sudah informasikan lewat manajer, Mas Bepe, kenapa kok telat ganti pemain, kenapa kok dia begini, dia sebagai pelatih harusnya sudah punya expertise untuk melihat bahwa 'Oh ini mestinya berubah ya', itu kan hak absolut pelatih. Saya berusaha enggak mengintervensi keinginan pelatih, tetapi menjadi risiko dia sendiri," terang Prapanca.
ADVERTISEMENT
"Seandainya dia lewat dari 4 besar, nomor 5-7 [di akhir klasemen Liga 1] saja, dia out. Tapi, ada punishment, ada reward. Kalau dia nomor 2 atau nomor 1, nah itu sudah ada renumerasi sendiri yang membuat si pelatih bisa bertahan. Kuncinya ada di pelatih. Kami enggak mau komplain karena semua ini on track di 4 besar. Kecuali tahu-tahu kita melorot di 10, nah itu pasti either diganti pelatih atau kita 'keramaslah'," tandasnya.