Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Kyril Louis-Dreyfus baru saja mengakuisisi klub Sunderland pada Kamis (18/2). Pewaris kekayaan dari pebisnis Prancis ini baru berusia 23 tahun, menjadikannya ketua klub termuda di sepak bola Inggris.
ADVERTISEMENT
Sunderland kini berlaga di League One, divisi ketiga Liga Inggris. 'The Black Cats' saat ini menduduki peringkat tujuh klasemen sementara.
Hadir di Stadium of Light sebagai pemilik baru, Kyril berambisi untuk mengangkat Sunderland dari keterpurukan. Pasalnya, tim tersebut pernah menjuarai Liga Inggris enam kali dan dua Piala FA.
"Hari ini menandai dimulainya babak baru yang menarik dalam sejarah Sunderland. Saya yakin bahwa bersama-sama kita dapat mengatasi badai saat ini," ungkap Kyril dikutip dari Daily Mail.
Lantas, siapa Kyril Louis-Dreyfus?
Kyril Louis-Dreyfus adalah anak ketiga dari pasangan pebisnis asal Prancis, Robert Louis-Dreyfus, dan Margarita Louis-Dreyfus. Ia lahir pada 1997 silam.
Anak bungsu satu ini adalah salah satu dari tiga pewaris perusahaan Louis-Dreyfus bersama dengan Eric Louis-Dreyfus dan Maurice Louis-Dreyfus.
ADVERTISEMENT
Keluarga Robert mendirikan grup Louis-Dreyfus pada 1851. Perusahaan yang berbasis di Swiss itu berkutat pada bisnis pertanian, makanan, pengiriman, dan keuangan.
Robert juga pernah menjabat sebagai CEO Adidas dan Saatchi & Saatchi. Dia juga memegang saham mayoritas klub sepak bola Prancis, Marseille, sebelum dijual pada 2016 silam.
Robert kemudian meninggal pada 2009 karena leukimia, perusahaan akhirnya pindah ke tangan Margarita. Per 2018, Lous-Dreyfus memiliki pendapatan sebesar Rp 660,7 triliun.
Lahir dari keluarga kaya, Kyril dilaporkan memiliki dana perwalian sebesar 2 miliar poundsterling yang dikelola ibunya. Jika dikonversi ke nilai rupiah saat ini, angka tersebut berada di kisaran Rp 39,3 triliun.
Sejak lama, Kyril selalu menunjukkan ketertarikan pada sepak bola. Mantan presiden Marseille, Vincent Laubrane, bahkan mengizinkan ia melihat bagaimana negosiasi kontrak dan transfer selama magang di klub.
Pemuda itu tak hanya ingin hidup dari kekayaan orang tuanya, ia selalu menyibukkan dirinya untuk terjebak dalam pekerjaan sehari-hari menjalankan sebuah klub sepak bola.
ADVERTISEMENT
Obsesinya dengan sepak bola juga tak kalah gila. Meskipun Kyril bersekolah di Jenewa, ia akan kembali ke kampung halaman untuk menonton laga kandang Marseille.
Kyril bahkan rela terbang ke Italia untuk menonton Marseille berlaga di perempat final Liga Champions kontra Inter Milan. Kala itu, ia sedang melanjutkan studi di Singapura.
Kini, Kyril benar-benar menjebloskan dirinya ke manajemen sepak bola sebagai pemilik Sunderland. Kesepakatan tersebut sebenarnya sudah terjadi pada awal Desember tahun lalu, namun Pihak EFL baru memberikan lampu hijau pengambilalihan pada Kamis kemarin.
Bagi sebuah klub yang memiliki sejarah panjang di Liga Inggris, bisakah Kyril membawa Sunderland kembali ke puncak? Layak dinantikan.
****