Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Profil Yudi Nurcahya: Wasit Laga Pembuka Liga 1, Pemegang Gelar Magister
27 Agustus 2021 19:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Liga 1 2021/22 akhirnya bergulir pada Jumat (27/8), laga Bali United vs Persik Kediri menjadi pembuka. Yudi Nurcahya dipercaya menjadi wasit laga yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, itu.
ADVERTISEMENT
Yudi adalah salah satu wasit terbaik yang dimiliki Indonesia. Sudah 3 tahun terakhir, Yudi memperoleh lisensi FIFA. Pada tahun ini, ia menjadi satu dari lima wasit Indonesia berlisensi FIFA, selain Thoriq Alkatiri, Dwi Purba, Aprisman Aranda, dan Fariq Hitaba.
Kapabilitas Yudi dalam memimpin juga sudah diakui. Pada Liga 1 2019, ayah seorang anak ini terpilih sebagai wasit terbaik Liga 1 dengan memimpin sebanyak 17 laga.
Kualitas Yudi juga diakui di dunia internasional. Pada tahun lalu, ia menyusul Thoriq setelah berhasil merangsek di jajaran wasit Elite Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).
Dengan statusnya itu, Yudi Nurcahya kini berhak memimpin laga internasional di bawah bendera AFC seperti laga tim nasional se-Asia, AFC Champions League, dan Piala AFC.
ADVERTISEMENT
Tak hanya di lapangan, Yudi nyatanya juga mengukir prestasi di dunia pendidikan. Ia bahkan kini menyandang gelar Magister Pendidikan setelah menyelesaikan S2 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung.
“Saya sebelumnya ambil jurusan pendidikan kepelatihan olahraga S1 di UPI, lalu lanjut S2 ambil pendidikan olahraga, di UPI juga,” ujar Yudi ketika berbincang dengan kumparan.
“Saya juga sekarang mengajar di UPI sebagai dosen sejak 2017. Waktu tahun 2016, saya ikut tes jadi asisten dosen dan diterima. Alhamdulillah, sekarang sudah jadi dosen tetap,” lanjutnya.
Yudi Nurcahya mengaku sudah mencintai dunia pendidikan sejak dahulu. Sebelum menjadi dosen, ia juga pernah menjadi guru honorer di Sekolah Dasar selama tiga tahun.
Baginya, menjadi guru sama beratnya ketika menjalani profesi sebagai wasit. Karena, ada tanggung jawab yang tak ringan di situ.
“Guru menyampaikan ilmu ke murid, kalau salah bisa jadi masalah. Di lapangan juga begitu, tantangan jadi wasit sangat berat, kalau salah ambil keputusan juga nantinya akan jadi masalah. Dua-duanya harus dijalani dengan penuh tanggung jawab dan amanah,” katanya.
ADVERTISEMENT
Menjalani dua profesi sekaligus, Yudi mengaku selama ini tak menemui kendala. Hal itu tak lepas dari dukungan para rekannya.
“Saya selalu koordinasi dengan senior di kampus, izin bagi waktu. Karena, kebetulan di UPI mengajarnya sistem tim, jadi satu mata kuliah ada beberapa dosen,” ucapnya.
Yudi sejatinya tak sendiri, masih banyak wasit di Indonesia yang memiliki profesi lain. Selain menjadi guru, sejumlah wasit di Indonesia juga mengabdi sebagai polisi dan tentara.