PSM Makassar: Hampir Terdegradasi, Tak Punya Stadion, Akhirnya Juara

Kemenangan itu membuat PSM Makassar mengumpulkan 72 angka dari 32 penampilan. Poin PSM tak mungkin dikejar oleh Persib yang ada di posisi kedua dengan sisa laga yang tinggal 3 lagi.
Perjalanan PSM Makassar merengkuh juara dilalui dengan tidak mudah. Apalagi, musim lalu PSM Makassar hampir terdegradasi usai finis di posisi ke-14 hanya berselisih dua angka dari Persipura yang ada di posisi 16 atau batas akhir zona degradasi.
Selain itu, PSM juga tak bisa mentas di Stadion Andi Mattalatta, Makassar. Ramadhan Sananta dan kolega bermain di Stadion Gelora BJ Habibie di Kota Parepare. Segala permasalahan itu dikeluhkan oleh pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares usai juara.
“Ketika saya datang, kami punya banyak masalah. Kami tak punya tempat latihan dan stadion. Kami juga sulit melakukan uji coba di awal musim,” tutur Bernardo dalam konferensi persnya.

“Saya pikir ini bukan karena pelatih, tapi karena tim. Musim lalu kami hampir degradasi. Ketika kami kerja keras, kami jadi kuat,” tambahnya.
Ini menjadi titel juara liga kedua bagi PSM sejak era peleburan Perserikatan dan Galatama. Sebelumnya, PSM yang dilatih Syamsuddin Umar pernah menjadi juara Liga Indonesia pada 1999/2000 usai mengalahkan Pupuk Kaltim 3-2 di final divisi utama. Setelah penantian 23 tahun, PSM kembali jadi juara.