Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Persik Kediri pernah menuliskan tinta emas di persepakbolaan Indonesia. Pada musim 2003 dan 2006, saat kompetisi masih bernama Devisi Utama, dua gelar dibawa pulang ke Stadion Brawijaya.
ADVERTISEMENT
Berselang 12 musim setelahnya, tim beralias 'Macan Putih' itu kembali mengangkat piala. Tepatnya pada 30 Desember 2018 lalu, mereka mencatatakan prestasi sebagai juara Liga 3 dan berhak promosi ke Liga 2.
Di Stadion Wijayakusuma, Cilacap, Persik memang kalah dengan skor 0-1 dari PSCS Cilacap. Tetapi, karena unggul 3-1 di rumah sendiri, tiga hari sebelumnya, alhasil Persik tetap keluar sebagai juara.
Saat melakoni selebrasi, para pemain tak hanya mengangkat piala tetapi juga membentangkan papan hadiah juara bertuliskan Rp 300 juta. Mahar tersebut jadi imbalan atas kesuksesan Persik. Tak hanya itu saja, tim yang berdiri sejak 1950 itu juga mendapatkan penghargaan fair play dari PSSI.
Tak sampai di situ saja, dua pemain mereka juga diganjar penghargaan berbeda. Kapten Persik, Galih Akbar Febriawan, jadi pemain terbaik. Sementara itu, Septian Satria Bagaskara sukses mencatatkan namanya sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang kompetisi dengan menorehkan 28 gol. Sebagai hadiahnya, mereka diguyur hadiah uang masing-masing sebesar Rp 15 juta.
ADVERTISEMENT
Hampir tiga bulan berlalu, papan hadiah bertuliskan nilai "wah" itu tak kunjung berubah menjadi uang. Alih-alih hak pemain serta ofisial dibayarkan oleh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang jadi panitia pelaksana, federasi hingga saat ini memilih cuek.
Manajer Persik, Benny Kurniawan, mengatakan kepada kumparanBOLA bahwa timnya sudah berupaya melakukan komunikasi dengan PSSI. Akan tetapi, mereka belum mendapatkan jawaban pasti.
''Awalnya kami sudah nanya-nanya dulu sama PSSI dan jawabnya disuruh sabar saja. Lalu 'kan bukan cuman saya saja yang nanya, ada pengurus Persik yang lain juga. Tapi jawabannya sama,'' ujar Beny lewat sambung telepon kepada kami.
Beny beserta ofisial tim Persik sejatinya sudah berupaya semaksimal mungkin. Dana yang sedianya dianggarkan untuk persiapan tim menyongsong Liga 2 perlahan-lahan mulai menipis.
ADVERTISEMENT
Jelas dampaknya besar. Karena yakin bahwa PSSI akan membayarkan uang hadiah itu, Persik berani mengucurkan uang bonus juara kepada pemain lebih dulu. Namun, sampai saat ini mereka tak kunjung dapat kepastian.
''Kalau masalah bonus tim kepada pemain sudah kami selesaikan tetapi kalau uang hadiah kan memang belum menerima. Kalau pemain bilang rata-rata ke kami di manajemen, ya, talangin dulu. Tetapi di satu sisi 'kan kami juga mau persiapan juga 'kan enggak mungkin. Ya, kalau dari PSSI cair uang hadiah, kalau enggak? Karena kan tahun kemarin juga saya dengar juara Liga 3 juga kondisinya sama dengan kami,'' katanya.
Persik, lanjut Beny, memang hanya bisa menanti. Jika jalur komunikasi sudah tak bisa lagi menjadi jalan, kini mereka cuma menunggu sembari berharap.
ADVERTISEMENT
''Bagi PSSI, nominal uang segitu 'kan enggak banyak lah. Ya, segeralah agar pemain enggak menagih manajemen terus. Segeralah bayar karena kalau kami didenda Komisi Disiplin, segera kami bayar, kok,'' ujarnya menutup.
kumparanBOLA kemudian menanyakan persoalan ini kepada Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria. Namun, ia enggan berbicara banyak. ''Untuk saat ini kita fokus di Piala Presiden dulu,'' ucapnya singkat ketika kami temui di kawasan Senayan.
Live Update