PSSI Sudah Terpikir Ganti Shin Tae-yong Sejak Sebelum Timnas Lawan China

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, saat laga kontra Bahrain di Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia di National Stadium, Riffa, 10 Oktober 2024. Foto: REUTERS/Hamad I Mohammed

Pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong, akhirnya resmi dipecat dari kursi pelatih Timnas Indonesia. Hal tersebut diumumkan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Senin (6/1).

Erick menyebut, keputusan yang diambil PSSI itu tidak tergesa-gesa dan buah dari pertimbangan matang. Ia bilang, dinamika dalam kepelatihan Shin Tae-yong menangani Timnas Indonesia telah berjalan cukup lama, bahkan sebelum melawan China di Qingdao dalam Kualifikasi Piala Dunia pada 15 Oktober 2024. Saat itu, Indonesia kalah dari China 1-2.

Waktu mepet yang dimaksud Erick sepertinya merujuk pada jadwal Timnas Indonesia yang padat jelang akhir tahun 2024. Setelah melawan China pada 15 Oktober, Timnas Indonesia mesti menghadapi Jepang pada 15 November 2024 (kalah 0-4) dan Arab Saudi pada 19 November 2024 (menang 2-0).

Pemain Timnas Indonesia Jay Idzes berebut bola dengan pemain Timnas China Yuning Zhang pada pertandingan Grup C Ronde Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Sepak Bola Remaja Qingdao, Qingdao, China, Selasa (15/10/2024). Foto: Florence Lo/REUTERS

Tak hanya itu, Timnas Indonesia juga harus menghadapi gelaran Piala AFF pada Desember 2024 kemarin. Menggunakan skuad U-20, Indonesia tampil buruk dan tak lolos fase grup.

Karena itu, menurut Erick, keputusannya melepas kerja sama bersama Shin Tae-yong itu ia ambil saat ini. Ia meyakini ini tidak tergesa-gesa karena pertandingan Ronde 3 berikutnya akan dimainkan pada Maret.

"Yang terbaik ya hari ini, karena kita masih punya waktu 2,5 bulan untuk persiapan [jelang lawan Australia di Kualifikasi Piala Dunia]. Saya tidak mau ambil keputusan yang hasilnya tidak baik. Setelah evaluasi dan perhitungan, waktu 2,5 bulan ini cukup, tidak tergesa-gesa," ujar Erick.

"Keputusan ini bukan karena timnas milik siapa-siapa, tetapi milik Indonesia. Kita memastikan semua dinamika diukur sebaik-baiknya, sehingga hasilnya bisa lebih konsisten," tambahnya.