Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Nainggolan datang ke Roma dari Cagliari pada 2014 dengan nilai transfer 13,5 juta poundsterling. Mulanya, dia didatangkan untuk memperkuat aspek pertahanan di lini tengah Giallorossi. Namun, dalam perkembangannya, Nainggolan justru menjelma jadi gelandang serang andal.
Total, Nainggolan tampil 203 kali untuk Roma di semua ajang. Dari sana, pemain berdarah Batak itu sukses berkontribusi langsung dalam terciptanya 61 gol timnya. Bersama Daniele De Rossi, Kevin Strootman, dan Miralem Pjanic, Nainggolan pernah membentuk kuartet lini tengah yang membuat iri banyak pihak.
Namun, kedatangan Monchi sebagai direktur olahraga pada 2017 membuat Nainggolan akhirnya sampai ke pintu keluar dari Roma. Presiden Roma, James Pallotta, merekrut Monchi karena ingin tim ibu kota itu mendapat lebih banyak keuntungan dari bursa transfer.
ADVERTISEMENT
Monchi sendiri datang dengan reputasi apik bersama Sevilla. Dia dikenal piawai mencari bibit unggul yang bisa dijual dengan harga tinggi ketika sudah jadi pemain berkualitas. Mandeknya pembangunan Stadio della Roma memaksa klub mencari penghasilan instan lewat jalur ini.
Pendek kata, Monchi diserahi tugas membangun ulang tim. Celakanya, Nainggolan kemudian jadi sosok yang dikorbankan oleh Monchi. Sebelum akhirnya dijual ke Inter Milan pada 2018, Nainggolan kabarnya sempat ingin dijual Monchi ke salah satu klub Turki.
Keinginan Monchi itu tak mendapat respons bagus dari Nainggolan. Keduanya pun lantas berseteru.
"Hatiku masih tertinggal di Roma, karena bermain di sana merupakan pengalaman unik bagiku. Namun, kesombongan membuatku akhirnya harus angkat kaki dari sana," kenang Nainggolan dalam perbincangan di Instagram Live bersama petenis Fabio Fognini.
ADVERTISEMENT
Di Inter, nasib Nainggolan tak sebaik ketika bersama Roma. Dia datang dengan kondisi cedera dan akhirnya tidak bisa mengeluarkan kemampuan maksimal meskipun diasuh oleh pelatih yang punya kedekatan dengannya, Luciano Spalletti.
"Aku pergi ke Inter ketika mereka dilatih oleh sosok yang benar-benar menginginkan diriku. Aku datang dengan antusiasme tinggi, lalu aku mengalami cedera dan menghadapi sejumlah masalah. Kalau melihat statistik, aku sebenarnya tidak tampil buruk. Namun, semestinya aku bisa bermain lebih baik lagi," tuturnya.
Semusim di Inter, Nainggolan kemudian dipinjamkan ke Cagliari pada awal musim 2019/20 ini. Kedatangan Antonio Conte sebagai pelatih menjadi musabab.
Ketika ditunjuk menjadi pelatih, Conte memang langsung menendang nama-nama yang tak diinginkannya. Selain Nainggolan, ada juga Mauro Icardi dan Ivan Perisic dalam daftar itu.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Nainggolan merasa masih punya masa depan di Inter. Terlebih, belum lama ini Cagliari telah menyatakan bahwa mereka kemungkinan tidak akan bisa mengikat Nainggolan secara permanen.
"Aku tidak pernah punya masalah apa pun di ruang ganti walaupun ada banyak kabar yang menyatakan demikian. Oleh karenanya, aku merasa masih bisa menentukan masa depan bersama Inter," tutup pemain 31 tahun tersebut.
Well, jika Conte mau menerima kedatangan Nainggolan lagi sebenarnya dia tidak akan rugi. Sebab, sepanjang musim 2019/20, Nainggolan mampu tampil cemerlang bersama Cagliari. Dari 21 partai, 5 gol dan 6 assist sudah dicatatkan pemain beralias Ninja tersebut.
-----
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona . Yuk, bantu donasi atasi dampak corona.
ADVERTISEMENT