Ragam Spanduk dan Koreografi Unik yang Menghiasi Liga Indonesia

3 April 2020 15:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bobotoh saat mendukung Persib di stadion. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bobotoh saat mendukung Persib di stadion. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Banyak cara yang kerap dilakukan oleh suporter untuk mendukung tim kesayangannya. Salah satunya adalah lewat spanduk atau koreografi. Hal itu terjadi di Liga Indonesia, baik Liga 1 maupun Liga 2.
ADVERTISEMENT
Tidak bisa disangkal, hadirnya spanduk atau koreografi menghadirkan warna tersendiri di stadion. Tentu saja, tujuan utama membentuk koreografi dan menggelar spanduk yang adalah untuk memberikan motivasi bagi para pemain yang berlaga.
Namun, tak bisa dimungkiri pula bahwa spanduk atau koreografi itu kerap bikin orang yang datang ke stadion geleng-geleng kepala. Terkadang, koreografi atau spanduk yang dibuat kerap menyisipkan pesan-pesan tertentu.
Hal itu lazim terjadi di negara mana pun, termasuk Indonesia. Suporter Indonesia perlahan mulai paham, bahwa dukungan juga bisa diberikan lewat cara-cara kreatif macam koreografi atau spanduk, bukan cuma lewat chant atau anthem semata.
Suporter di Indonesia juga mulai menyadari jika koreografi dan spanduk dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Spanduk dan koreografi kerap digunakan untuk menyampaikan dukungan atau ketidaksukaan akan suatu hal.
Spanduk nyeleneh dibentangkan The Jakmania saat Persija Jakarta menjamu PSIS Semarang di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi. Foto: Dok. @ilhamdysis
Nah, di tulisan ini, kumparanBOLA akan menyajikan spanduk dan koreografi unik yang pernah ditampilkan suporter di Liga 1 dan Liga 2. Silakan disimak
ADVERTISEMENT

Suporter Persib Bandung

Bobotoh terbilang rutin membuat koreografi ketika Persib bermain di kandang, entah di Stadion Gelora Bandung Lautan Api maupun Stadion Si Jalak Harupat.
Koreografi yang mereka buat lazimnya menunjukkan dukungan atau teror bagi lawan, seperti koreografi yang mereka tunjukkan di laga lawan Arema serta Persija. Namun, ada satu koreografi berbeda yang pernah mereka buat.
Koreografi ini dipertontonkan ketika Persib menghadapi Tira-Persikabo di laga fase grup Piala Presiden 2019. Mereka menunjukkan koreografi yang berisikan pesan untuk melawan mafia bola, isu yang memang sempat ramai pada 2019.
Apiknya, koreografi ini dipertontonkan di tengah kehadiran Menpora, Sekjen PSSI, serta SC (Steering Committee) Piala Presiden yang menyaksikan laga di Jalak Harupat. Inilah fungsi dari koreografi untuk memberikan sebuah pesan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, selalu ada satu spanduk yang terpampang saat mereka berlaga, baik itu di Jalak Harupat maupun Gelora Bandung Lautan Api. Spanduk itu bertuliskan Ulah Kumeok Memeh Dipacok, yang artinya adalah jangan merasa kalah sebelum bertempur.

Suporter PSS Sleman

PSS Sleman dikenal memliki kelompok suporter yang kreatif, bernama Brigata Curva Sud (BCS). Kelompok suporter ini acap menyajikan koreografi-koreografi apik di tribune selatan Stadion Maguwoharjo, Sleman.
Nah, dari sekian banyak koreografi menarik yang pernah mereka buat, salah satunya adalah koreografi di laga pembuka Liga 2 2017 antara PSS lawan PSCS Cilacap. Saat itu, BCS bermimpi melihat PSS mentas di Liga 1. Koreografi inilah yang akhirnya mereka buat.
Tampak koreografi itu menunjukkan burung elang yang mencengkeram trofi terbang melewati Gunung Merapi yang memang berada di wilayah Sleman. Dari situ, koreografi ini seolah memberikan pesan bahwa suporter ingin melihat PSS berlaga di Liga 1.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada satu spanduk menarik yang pernah ditunjukkan suporter PSS. Spanduk itu berisikan tuntutan kepada manajemen bahwa apa dan bagaimana pun caranya, PSS harus bisa menang dan mentas di Liga 1.
Kini, pesan itu sudah terlaksana dan tinggal bagaimana PSS mampu bersaing dengan kontestan lain di Liga 1.

Suporter Persija Jakarta

Sama seperti kelompok suporter lainnya, Persija juga kerap membuat koreografi ataupun spanduk yang apik. Salah satu koreografi itu mereka tampilkan saat Persija menghadapi Johor Darul Takzim di ajang AFC Cup 2018.
Ketika itu, sebuah koreografi bergambar macan terpampang di tribune stadion. Koreografi itu jadi teror tersendiri yang disuguhkan oleh suporter Persija kepada para pemain Johor di Gelora Bung Karno.
ADVERTISEMENT
Selain di laga itu, suporter Persija juga kerap membuat koreografi lain di laga-laga besar, seperti ketika menghadapi Persib, Persebaya, maupun Arema. Koreografi itu bisa berisi sambutan ataupun teror bagi lawan. Salah satunya adalah spanduk bertuliskan 'Ini Jakarta Bung' yang ditunjukkan di laga kontra Persib.
Suporter Persija Jakarta yang datang ke Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Musim lalu, suporter Persija juga pernah melakukan aksi unik dalam laga melawan PSIS Semarang. Alih-alih membawa spanduk dukungan ke stadion, mereka membawa spanduk-spanduk jalanan seperti dari warung pecel lele serta reklame obat kuat.
Spanduk asal-asalan itu merupakan kritik untuk para pemain Persija yang melempem penampilannya. Uniknya, dengan spanduk seperti itu, Persija justru bisa menang 2-1 atas lawannya.

Suporter PSPS Riau

PSPS Riau tak ketinggalan pernah membuat sebuah koreografi unik. Suporter PSPS memang dikenal sebagai salah satu suporter yang loyal dan selalu setia memberikan dukungan meski kondisi tim kini tengah terpuruk.
ADVERTISEMENT
Nah, salah satu bentuk dukungan yang mereka berikan adalah lewat koreografi atau spanduk yang dibentangkan di Stadion Kaharuddin Nasution, Rumbai. Dari sekian banyak koreografi yang mereka buat, inilah yang menarik.
Di situ, tampak jika PSPS ingin menggemakan ide Sumatra Connection. Di dalamnya, ada Persiraja, PSMS, PSPS. serta Sriwijaya. Pada musim 2019 silam, semua tim itu masih main di Liga 2. Semen Padang tidak masuk hitungan karena sudah berada di Liga 1.
Suporter PSPS seolah ingin memberikan pesan bahwa klub Sumatra harus bisa berbicara banyak lagi di kompetisi nasional. Setelah terakhir Sriwijaya FC menjuarai Liga Super Indonesia 2011/12, belum ada lagi klub Sumatra yang mampu menggebrak.
Kini, Persiraja sudah naik level ke Liga 1, sedangkan PSMS, PSPS, dan Sriwijaya FC masih tertahan di Liga 2, begitu pula dengan Semen Padang yang akhirnya terdegradasi.
ADVERTISEMENT

Suporter Persebaya

Bicara koreografi, tentu kurang rasanya jika tak membicarakan Persebaya Surabaya. Suporter Persebaya dikenal militan, loyal, dan memiliki kreativitas tanpa batas. Mereka juga rutin membuat koreografi yang menohok.
Salah satunya terjadi saat 2018 silam, ketika Persebaya berjumpa Arema. Mereka membuat koreografi bergambar buaya yang sedang membuat seekor singa terkapar. Ya, mereka meneror pemain Arema yang tampil di lapangan.
Selain itu, suporter Persebaya juga dikenal kritis terhadap manajemen. Salah satu ejawantah dari hal tersebut adalah spanduk yang dibentangkan tribune utara pada 2019. Ketika itu, Persebaya sempat berada dalam fase negatif.
Spanduk di tribune utara terbentang bertuliskan ''Sepurane, arek-arek pengen Persebaya menang, cok!". Tribune utara kosong, dan spanduk itu tetap terbentang sebagai bentuk protes suporter Persebaya kepada manajemen dan para pemain yang dinilai tampil buruk.
ADVERTISEMENT

Suporter Bali United

Suporter Bali United juga adalah suporter yang acap mempertontonkan koreografi apik. Salah satunya mereka tunjukkan dalam laga Liga 1 2018 kala bersua dengan Persija Jakarta di Stadion I Wayan Dipta.
Saat itu, mereka menampilkan sebuah koreografi yang bergambar manusia berbadan kekar serta memiliki taring. Ini merupakan spanduk bermata dua. Selain bentuk teror bagi tim lawan, koreografi ini juga berisi kritikan bagi manajemen.
Di bawah koreo itu ada spanduk bertuliskan "Juara Bukan Mimpi Jika Berjuang Sepenuh Hati". Intinya, jika memang ingin meraih gelar juara, tidak boleh ada upaya setengah-setengah. Hal itu pun akhirnya sukses Bali United wujudkan pada 2019. Mereka berhasil merengkuh gelar juara.

Persis Solo

Koreografi dari suporter Persis Solo juga layak mendapatkan perhatian di sini. Dalam sebuah laga di Stadion Manahan, mereka pernah mempertontonkan sebuah koreografi apik, berisikan para pemain dan pelatih yang tengah menjunjung sebuah trofi.
ADVERTISEMENT
Apiknya lagi, koreografi ini juga berhiaskan sebuah tulisan dalam spanduk berisikan Bring Back Our Victory. Ya, koreografi plus spanduk ini berisikan tentang pesan bagi manajemen untuk membawa kembali Persis kepada kejayaan.
Memang, kondisi Persis saat ini tidak terlalu baik. Mereka masih berkutat di Liga 2. Hal itu tentu tidak selaras dengan sejarah apik Persis yang pernah memenangi kompetisi Perserikatan PSSI sebanyak 7 kali.
===
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!