Ramai Kasus Match Fixing Liga 2, Erick Thohir Beri Ancaman

13 Oktober 2023 7:34 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mafia sepak bola di balik sepak bola kita (ilustrasi). Foto: Basith Subastian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mafia sepak bola di balik sepak bola kita (ilustrasi). Foto: Basith Subastian/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan ancaman terkait kasus match fixing di Liga 2. Ia tidak akan memberikan ampun kepada pihak-pihak yang terlibat.
ADVERTISEMENT
Erick mendukung upaya yang dilakukan Satgas Mafia Bola yang dibentuk Polri dalam pengungkapan kasus. Dalam ancamannya, Erick mengatakan soal hukuman seumur hidup.
"Saya sangat mendukung bahwa ini sudah waktunya kita bersih-bersih sepak bola indonesia, tadi Bapak Kapolri menyampaikan ada delapan kalau tidak salah, ya saya mendorong," kata Erick di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (12/10).
"Ya pasti kalau memang ada wasit dihukum seumur hidup, ada klub ya harus dilepas klubnya, ya kan, enggak mungkin klub itu kotor. Kalau ada pemain sampingnya, ya, kita hukum seumur hidup juga di sepak bola, tidak ada kata maaf," sambungnya.
Presiden Joko Widodo menyaksikan pertandingan Timnas Indonesia melawan Brunei Darussalam pada pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (12/10/2023). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
Satgas Mafia Bola Polri membongkar praktik yang terjadi dalam pertandingan Liga 2 periode 2018. Klub yang diduga melakukan kecurangan tersebut bahkan berhasil promosi ke Liga 1.
ADVERTISEMENT
Kasatgas Anti Mafia Bola Polri sekaligus Wakabareskrim Polri, Irjen Asep Edi Suheri, mengatakan bahwa dalam satu musim, klub tersebut hanya kalah dalam satu pertandingan. Ia masih belum mau membeberkan nama tim itu.
Asep menjelaskan, untuk bisa promosi ke Liga 1, klub tersebut telah mengucurkan uang hingga ratusan juta rupiah untuk menyuap perangkat wasit.
Jumpa pers pengungkapan kasus match fixing Liga 2 di Bareskrim Polri, Rabu (27/9/2023). Foto: Jonathan Devin/kumparan
Dalam kasus ini, polisi telah menetapkan 8 orang sebagai tersangka. Para tersangka itu adalah K, liaison officer (LO) wasit; dan A, kurir pengantar uang; VW, mantan pemilik klub; dan DR, salah satu pengurus klub. Mereka berperan sebagai pemberi suap.
Kemudian, ada 4 wasit Liga 2 yang juga ditetapkan sebagai tersangka penerima suap. Mereka ialah M, wasit tengah; E, asisten wasit 1; R, asisten wasit 2; dan A, wasit cadangan.
ADVERTISEMENT
Erick berharap praktik ini bisa dibersihkan dari sepak bola Indonesia. Pasalnya, liga yang baik juga akan menunjang perkembangan Tim Nasional Indonesia.
"Karena sudah terlalu lama sepak bola kita dilukai, bayangkan pecinta sepak bola datang hari ini, mereka ingin sepak bola kita terus menjadi yang terbaik, tim nasionalnya juga, dan klub2nya juga, liganya mesti baguslah," terang Erick.
"Kasihan kita membohongi hasil untuk para suporter sepak bola, kasihanlah, mereka itu kan dateng nonton bola juga bayar, kadang-kadang ngumpulin uang kecil-kecil, kita harus hormati mereka," pungkasnya.