Robin Gosens: Bek Tajam Atalanta yang Namanya Makin Harum

14 Januari 2020 14:24 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Atalanta, Robin Gosens, merayakan gol ke gawang Shakhtar Donetsk. Foto: AFP/Sergei Supinsky
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Atalanta, Robin Gosens, merayakan gol ke gawang Shakhtar Donetsk. Foto: AFP/Sergei Supinsky
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Adalah hal mudah untuk mengatribusi apiknya prestasi dan penampilan Atalanta pada sosok-sosok seperti Gian Piero Gasperini, Alejandro Gomez, maupun Josip Ilicic karena faktanya memang demikian.
ADVERTISEMENT
Gasperini adalah pelatih yang menjadi mastermind di balik itu semua. Dia yang menyusun tim, mengatur taktik, dan memberi instruksi kepada para pemain agar bermain sesuai dengan keinginannya.
Sementara itu, Gomez dan Ilicic adalah andalan di lini depan. Mereka adalah kreator sekaligus pencetak gol andal yang sudah berulang kali membuktikan kehebatannya di depan gawang lawan.
Namun, apalah artinya Atalanta tanpa seorang Robin Gosens. Namanya, posisinya, dan gaya bermainnya memang tidak semewah Gomez dan Ilicic tetapi pemain asal Jerman ini adalah bagian integral dari kesuksesan La Dea.
Robin Gosens merayakan gol ke gawang Shakhtar Donetsk. Foto: AFP/Sergei Supinsky
Gosens lahir di negara bagian North-Rhine Westphalia. Kendati begitu, dia sama sekali belum pernah berkarier di Jerman secara profesional. Pada 2012 Gosens sempat menjalani trial bersama Borussia Dortmund tetapi ditolak.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, menjalani trial bersama Dortmund adalah keputusan aneh bagi Gosens. Sebab, dia adalah pendukung rival Dortmund, Schalke 04. Namun, terkadang, demi karier, rasa cinta bisa ditepikan terlebih dahulu.
Gagal menembus akademi Dortmund, Gosens akhirnya hijrah ke Belanda untuk bergabung dengan akademi Vitesse. Kebetulan, ayah Gosens adalah orang Belanda sehingga bahasa tidak menjadi penghalang baginya.
Tampil apik di akademi Vitesse, Gosens dipromosikan ke tim utama pada 2014. Akan tetapi, dia tidak pernah benar-benar membela Vitesse di ajang resmi. Pada 2014 itu pula dia dipinjamkan ke FC Dordrecht sebelum dilego setahun sesudahnya.
Adalah Heracles Almelo yang beruntung mendapatkan tanda tangan Gosens. Selama dua tahun, pemain bertinggi 183 cm itu berkarier di sana. Kiprahnya bersama Heracles itu membuat Atalanta kepincut padanya.
ADVERTISEMENT
Atalanta yang tertarik kepada Gosens itu adalah Atalanta yang tengah bangkit bersama Gasperini. Pada musim sebelumnya mereka finis di urutan empat tetapi belum bisa masuk Liga Champions karena saat itu Serie A memang cuma punya jatah tiga klub.
Selama di Belanda, Gosens bermain sebagai bek kiri. Akan tetapi, bersama Atalanta, dia mendapat tantangan berbeda. Karena Gasperini menggunakan pakem tiga bek, dia harus bermain sebagai seorang wing-back alih-alih full-back.
Meski demikian, perubahan peran dan posisi itu tak menghalangi Gosens. Pada musim pertamanya dia memang masih harus bersaing dengan Leonardo Spinazzola tetapi tanda-tanda kehebatannya sudah terlihat.
Sebagai seorang wing-back, Gosens bukanlah yang tercepat. Akan tetapi, dia punya kontrol bola, kualitas umpan, serta finishing yang bagus. Di saat bersamaan, Gosens juga sangat tangguh dalam bertahan, khususnya pada duel bola-bola atas.
ADVERTISEMENT
Itulah mengapa, ketika Spinazzola hengkang ke Juventus pada 2018, Gosens secara otomatis mendapat tempat sebagai wing-back kiri utama Atalanta. Hasilnya pun tak mengecewakan. Dari 28 laga Serie A, dia mencetak 3 gol dan 2 assist.
Kontribusi Gosens itu membawa Atalanta terbang tinggi. Pada musim 2018/19 klub asal Bergamo itu finis di urutan tiga. Ini adalah posisi finis tertinggi mereka sepanjang sejarah di Serie A. Tiket Liga Champions pun digamit.
Musim ini, kehebatan Gosens semakin menjadi saja. Seiring membaiknya penampilan Atalanta yang sempat goyah di awal musim, nama Gosens pun semakin kerap diperbincangkan berkat kontribusinya yang makin besar.
Bayangkan saja, musim baru berjalan separuhnya tetapi Gosens sudah mencetak 6 gol dan 4 assist buat Atalanta di Serie A. Selain itu, dia juga telah sukses mengemas 1 gol Liga Champions.
ADVERTISEMENT
Yang terbaru, Gosens mencetak gol pada pertandingan menghadapi Internazionale, Minggu (12/1/2020). Gol di menit ke-75 itu membuat Atalanta bisa pulang ke Bergamo dengan tambahan satu poin dan naik ke urutan empat Liga Italia Serie A.
Catatan apik itu membuat Gosens jadi bek dengan kontribusi gol terbanyak di lima liga top Eropa. Ya, memang dia tidak bermain sebagai full-back melainkan wing-back yang posisinya lebih di depan. Namun, wing-back tetaplah bek.
Tak heran jika kini nama Gosens dikait-kaitkan dengan Chelsea. Sejumlah media Inggris bahkan mengklaim bahwa The Blues sudah mengirim pemandu bakat untuk mengamati Gosens.
Kebetulan, Chelsea memang menginginkan seorang bek kiri baru karena Marcos Alonso dan Emerson Palmieri kurang bersinar semenjak Frank Lampard didapuk sebagai pelatih.
ADVERTISEMENT
Selain itu, sudah muncul juga desakan dari Lothar Matthaeus kepada Joachim Loew agar Gosens dipanggil ke Timnas Jerman. Dua hal ini menunjukkan bahwa Gosens sekarang sudah menjadi pemain yang layak diperhitungkan dan memang sudah semestinya demikian.