Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Saat Kompetisi Sepak Bola Indonesia Jadi yang Terbaik di Asia Tenggara
20 Desember 2017 16:55 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB

ADVERTISEMENT
Peringkat kompetisi di Asia sedang hangat dibicarakan oleh pecinta sepak bola Tanah Air. Setelah sebelumnya berada di peringkat ke-21, tahun ini kompetisi Indonesia harus turun tiga strip ke peringkat 24.
ADVERTISEMENT
Turunnya peringkat Indonesia berdampak langsung pada jatah klub untuk berlaga di kompetisi Asia. Untuk musim 2019 mendatang, jatah Indonesia di ajang AFC Cup sedikit berbeda. Indonesia hanya memiliki satu jatah untuk langsung berlaga di fase grup, sedangkan satu klub harus memulai di babak kualifikasi.
Sedangkan untuk Liga Champions Asia (LCA), jatah klub masih sama yakni satu slot untuk berlaga di babak kualifikasi. Merosotnya peringkat kompetisi Indonesia tak lepas dari minimnya poin yang dikumpulkan klub selama empat tahun terakhir saat berlaga di kompetisi Asia.
Jika disandingkan dengan kompetisi di Asia Tenggara, Indonesia hanya bertengger di peringkat keenam. Capaian ini sangat kontras dengan yang terjadi pada tahun 2008. Melalui AFC Final Assesment Ranking 2008, kompetisi Indonesia yang saat itu bertajuk Liga Super Indonesia dipastikan menjadi kompetisi terbaik di Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Terdapat sepuluh indikator yang menjadi penilaian AFC saat itu, seperti organisasi, standar teknik, attendance, governance, promosi, bisnis, perangkat pertandingan, media, stadion, dan klub.
Seperti dilansir RSSSF, sepuluh indikator yang dinilai, kompetisi Indonesia mendapatkan total poin 287. Bila dirincikan, untuk organisasi mendapat poin 19/20, standar teknik 24/100, attendance 69/100, governance 42/50, promosi 15/20, bisnis 25/100, perangkat pertandingan 20/20, media 15/20, stadia 13/20, dan klub 40/50.

Ada tiga indikator yang sebenarnya menjadi masalah di Liga Super saat itu, yakni standar teknik yang berkaitan dengan ranking FIFA, pemasukan untuk klub dan Liga, serta insfrastruktur stadion yang masih jauh dari harapan.
Kendati demikian, berkat penilaian tersebut, Indonesia berhak mendapatkan satu slot di fase grup LCA, aturan ini berlaku untuk musim 2009, 2010, dan 2011. Dan tidak ada kompetisi Asia Tenggara lainnya yang berhasil mendapatkan jatah untuk langsung berlaga di fase grup LCA. Bahkan, Malaysia tidak mendapatkan jatah untuk berlaga di LCA, baik melalui babak kualifikasi terlebih dulu.
ADVERTISEMENT
Gelagat anjloknya peringkat kompetisi Indonesia sudah tercium sejak 2011. Selama tiga tahun, tiga indikator yang kadi masalah tidak pernah mendapat perhatian. Ini menyebabkan peringkat Liga Super Indonesi turun tiga peringkat, dan menjadi kompetisi terbaik ke-2 ASEAN setelah Thailand.
Pada tahun yang sama, kompetisi Indonesia beranak menjadi dua, dan diberi nama Liga Primer Indonesia. Dualisme Liga saat itu makin memperburuk kompetisi Indonesia. Berharap menambah jatah di LCA, Indonesia harus kehilangan satu slot berlaga langsung di fase grup. Jatah yang sebelumnya dimiliki berpindah tangah ke klub Thailand.
Berhasil mendapatkan jatah berlaga langsung di LCA, Thailand terus membenahi kompetisinya, dan terus mendulang poin untuk memperbaiki peringkat kompetisi di AFC. Saat negara tetangga sedang memperbaiki kompetisi, pada Mei 2014, Indonesia malah mendapat sanksi dari FIFA dan tidak diizinkan berlaga di kompetisi internasional, termasuk LCA dan AFC Cup.
ADVERTISEMENT
Sanksi ini jelas memperhambat klub Indonesia untuk medulang poin guna meningkatkan peringkat kompetisi Indonesia. Puncaknya tahun ini, kompetisi Indonesia tidak dapat bersaing –secara peringkat- dengan kompetisi Thailand yang berada diperingkat sepuluh Asia maupun Malaysia berada di peringkat ke-13.
Di saat Thailand dan Malaysia mendapatkan satu slot di fase grup LCA pada 2019 mendatang, Indonesia malah harus kehilangan satu slot di ajang AFC Cup. Ini mesti jadi perhatian agar slot Indonesia untuk berlaga di kompetisi Asia dapat bertambah lagi.