Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Saat Zlatan Ibrahimovic Melepas Arogansinya Barang Sejenak
19 Oktober 2018 8:53 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Di manapun Ibrahimovic bermain, keglamoran dan kemasyhuran selalu mengiringinya. Sejak dia bermain di Malmo, Ajax Amsterdam, Juventus, Inter Milan, Barcelona, AC Milan, Paris Saint-Germain, Manchester United, dan sekarang Los Angeles Galaxy, dia selalu melakukan hal sensasional.
Tak jarang hal itu menghadirkan sosok Ibrahimovic yang terlihat arogan. Cara dia berbicara kepada media, cara dia menjinakkan lawan-lawannya di atas lapangan, seolah menjadi penegasan dari arogansi tersebut. Di lain sisi, sikap ini dibarengi dengan prestasi yang menawan.
Hal inilah yang membuat orang-orang kerap tak bisa berkata apa-apa. Beda dengan orang yang arogan tapi miskin prestasi, Zlatan Ibrahimovic tidak hanya bicara lewat mulutnya saja, tapi juga lewat prestasinya. Maka, meski terasa menyebalkan, arogansi Ibrahimovic bisa dibilang masih masuk batas toleransi.
ADVERTISEMENT
Namun, hal berbeda terjadi dalam sebuah acara bernama The Ellen DeGeneres Show. Di situ, Ibrahimovic yang biasanya bersikap arogan, malah memuji balik sesuatu. Sesuatu yang dulu dianggap rumah dari sepak bola, selain Inggris tentunya: 12 anak dari Gua Tham Luang .
***
Jika diingat, cerita dari 12 anak Gua Tham Luang, ditemani oleh sang asisten pelatih yang bernama Ekapol Chanthawong, adalah sebuah cerita sendu sekaligus heroik. Berniat merayakan ulang tahun salah seorang pemainnya, perjalanan ke Gua Tham Luang pada akhir Juni 2018 malah menjadi sebuah epos yang menyebar ke seluruh dunia.
Ke-12 anak tersebut terjebak berhari-hari di dalam gua. Makanan dan camilan yang mereka beli--yang sebenarnya adalah makanan pesta ulang tahun--berubah menjadi penyambung nyawa. Meditasi jadi jalan untuk menghemat energi. Air yang berasal dari tetesan di dinding gua berubah menjadi tetes penyangga hidup.
ADVERTISEMENT
Bertahan selama beberapa hari di dalam gua, bagi orang kebanyakan, tentu bukanlah hal mudah. Kondisi pengap, ditopang oleh sirkulasi udara yang tidak lancar, apalagi dalam kondisi gua yang banjir seperti Gua Tham Luang saat itu, bisa saja membuat orang mati cepat. Tapi, ke-12 anak itu tidak. Mereka bertahan hidup sebisa mungkin. Mereka tidak hilang semangat hidup.
Hal inilah yang membuat dunia bersimpati ketika mereka akhirnya berhasil diselamatkan oleh tim penyelamat dari gabungan beberapa negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, China, Australia, Laos, Myanmar, serta Israel. Ke-12 anak pesepak bola junior tersebut, ditambah dengan sang asisten pelatih, Ekapol, dianggap rumah dari sepak bola. Hal inilah yang, setidaknya, menurunkan arogansi dari seorang Zlatan Ibrahimovic .
ADVERTISEMENT
Ketika hadir sebagai tamu kejutan bagi ke-12 anak tersebut di The Ellen DeGeneres Show, Ibra secara terang-terangan memuji ke-12 anak tersebut sebagai salah satu tim terbaik di dunia. Tanpa koordinasi, kohesi, serta kesatuan perasaan antar-anak dalam tim yang sudah terjalin, penyelamatan tersebut belum tentu terlaksana.
"Saya kira hal yang sudah mereka lakukan itu adalah hal yang berani, bahkan lebih berani daripada apa yang sudah pernah saya lakukan," ujar Ibrahimovic dilansir ESPN FC.
"Mereka menunjukkan sebuah kolektivitas dan kerja sama yang baik. Tak lupa, mereka juga punya kesabaran, dan saling percaya satu sama lain. Inilah tim yang sebenarnya. Merekalah tim sepak bola terbaik di dunia," tambahnya.
Apa yang diungkapkan oleh Ibrahimovic ini belum tentu dia ungkapkan dalam kehidupannya sehari-hari. Namun, terlepas dari balutan variety show yang menghiasi acara The Ellen Show tersebut, setidaknya, ada momen Ibrahimovic melepas arogansinya, sekaligus mengakui bahwa ada beberapa pihak yang jauh lebih berani dari dirinya.
ADVERTISEMENT
***
Melepas arogansi dan mengakui kelebihan orang lain, bagi sebagian orang, kadang merupakan hal yang sulit dilakukan. Ditambah dengan bumbu bernama ego, kadang hal itu akan jadi semakin sukar diperbuat. Namun, apa yang dilakukan oleh Ibrahimovic ini dapat menjadi contoh bagi kita semua.
Di dalam acara The Ellen Show tersebut, Ibrahimovic dengan baik menghilangkan arogansinya barang sejenak, sekaligus mengakui kehebatan dan keberanian dari 12 anak yang terjebak di Gua Tham Luang. Setelah acara itu selesai, mungkin Ibrahimovic akan kembali arogan, tapi, tidak apa-apa. Setidaknya, ada masa ketika dia mengakui bahwa ada yang lebih baik daripada dirinya, walau hanya sesaat.