Sam Allardyce: Arsenal Kalah karena Kesalahan Manajer

14 Agustus 2018 1:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sam Allardyce kala melatih Crystal Palace. (Foto: Ian KINGTON / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Sam Allardyce kala melatih Crystal Palace. (Foto: Ian KINGTON / AFP)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Debut Unai Emery bersama Arsenal di Premier League 2018/19 tak mengesankan. Menjamu Manchester City di Emirates Stadium pada Minggu (12/8/2018), Arsenal kalah 0-2.
ADVERTISEMENT
Bermain dengan formasi 4-2-3-1, Emery menugaskan Aaron Ramsey, Mesut Oezil, serta Henrikh Mkhitaryan di lini kedua yang menopang penyerang tunggal, Pierre Emerick Aubameyang.
Sepintas, formasi ini membikin Arsenal terlihat garang. Sayangnya, situasi justru berjalan sebaliknya. City tampil perkasa. Mereka sanggup menekan Arsenal di sepanjang laga dan membikin tuan rumah tak bertuah.
Ramsey, Oezil, dan Mkhitaryan, bekerja tanpa kolektivitas sehingga gagal membuka rute penyerangan bagi timnya. Dalam beberapa momen, aliran bola Arsenal sebenarnya berjalan baik dari area belakang ke area tengah. Namun, begitu memasuki area sepertiga akhir City, aliran bola Arsenal terhenti. Total 9 tembakan yang dilepaskan pun bukan hasil dari kerja sama apik, melainkan kemampuan individu masing-masing pemain.
ADVERTISEMENT
Kekukuhan Emery untuk bermain dengan taktik seperti itu saat melawan City dikritik keras oleh mantan manajer Timnas Inggris dan Everton, Sam Allardyce. Menurutnya, taktik yang digunakan Emery tak sesuai untuk melawan tim yang tampil menekan seperti City.
“Tentu saja Arsenal kalah karena kesalahan manajer. Mereka seharusnya tidak bermain seperti itu kalau bertanding melawan Manchester City," tegas Allardyce, dilansir Skysports.
“Apa yang dilakukan Manchester City? Mereka menekan, menekan, dan terus menekan. Jadi mengapa Anda masih berani-beraninya bermain terbuka saat mereka terus menekan?”
Pelatih Arsenal, Unai Emery (Foto: Reuters/John Sibley)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Arsenal, Unai Emery (Foto: Reuters/John Sibley)
Kegagalan Arsenal membangun rute serangan di sepanjang babak pertama mendorong Emery mengambil risiko. Ia memasukkan Alexandre Lacazette demi menambah daya gedor. Akibatnya, garis pertahanan Arsenal bertambah tinggi dan menjadi sasaran empuk Bernardo Silva untuk menorehkan gol kedua City di laga ini.
ADVERTISEMENT
Allardyce juga mengkritisi kecenderungan pelatih yang begitu giat bermain menekan dan membangun serangan dari belakang. Baginya, taktik tak boleh saklek dan harus mempertimbangkan permainan lawan.
“Kita terobsesi dengan taktik semacam ini: membangun serangan dari belakang dan saat masuk ke area tengah, Anda bermain melebar di kedua sisi untuk merangsek masuk ke kotak 18 yard. Omong kosong kalau bermain seperti ini sepanjang waktu. Kalau timmu sebagus City, maka Anda dapat melakukannya terus-menerus," tegas Allardyce mengakhiri.