Sani Riski di Mata Manajer Timnas U-22: Si Pembawa Hoki

1 Maret 2019 16:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi Pemain Timnas U-22 Indonesia, Sani Riski melakukan tendangan ke gawang Tim Thailand pada Pertandingan Final Piala AFF U-22 2019 antara Indonesia vs Thailand di Stadion Nasional Olimpiade Phnom Penh, Kamboja, Jumat (22/2). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Pemain Timnas U-22 Indonesia, Sani Riski melakukan tendangan ke gawang Tim Thailand pada Pertandingan Final Piala AFF U-22 2019 antara Indonesia vs Thailand di Stadion Nasional Olimpiade Phnom Penh, Kamboja, Jumat (22/2). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Awal musim 2018, belum banyak orang yang mengenal sosok Sani Riski Fauzi. Ia mungkin hanya dikenal oleh sebagian kalangan saja, tak terkecuali oleh AKBP Sumardji selaku Manajer Bhayangkara FC dan Timnas U-22 Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sumardji dan Sani bertemu dalam satu klub yang bernama Bhayangkara FC. Pada 2017 silam, Sani yang baru lulus dari SPN Lido Sukabumi resmi bertugas sebagai Satuan Sabhara Polda Metro Jaya. Bukan cuma resmi memulai tugas sebagai polisi, ketika itu, ia coba mendaftar Bhayangkara U-19. Keinginan untuk main sepak bolanya masihlah ada.
Karena kemampuan yang sudah terlatih berkat didikan PPLP Ragunan sekaligus didikan dari PSPB tempat ia menimba ilmu ketika kecil, Sani Riski sukses diterima di tim Bhayangkara U-19. Sepanjang 2017, ia tampil bersama Bhayangkara U-19 dan sukses mengantarkan tim tersebut masuk ke babak kedua Liga 1 U-19 2017.
Masuk akhir 2017, Sani mulai ikut berlatih bersama tim senior Bhayangkara FC atas rekomendasi Yeyen Tumena. Selama beberapa hari berlatih bersama tim senior, Simon McMenemy kepincut padanya. Simon melaporkan ini pada Sumardji, dan dari situlah awal Sumardji mendengar nama Sani.
ADVERTISEMENT
Awalnya, Sumardji mengaku bahwa ia ragu akan sosok Sani ini. Namun, karena diyakinkan oleh sosok Simon McMenemy bahwa Sani adalah sosok yang potensial, sekaligus juga melihat sosok Sani yang baik, disiplin, dan pekerja keras, Sumardji teryakinkan. Ia langsung merasakan bukti dari keputusannya merekrut Sani ke Bhayangkara FC ini.
"Sani ini anak yang baik, disiplin, dan pekerja keras dalam semua hal. Kami semua mengakui, dan saya salut. Makanya, saya sepakat sama coach Indra Sjafri, berani mempertanggungjawabkan," ujar Sumardji saat diwawancarai wartawan usai acara konferensi pers di Mako Brimob Kwitang, Jumat (1/3/2019).
Sani Riski (tengah) bersama Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Argo Yuwono (kedua dari kanan), Manajer Timnas U-22 Sumardji (kanan), Ramdani Hidayat (kedua dari kiri), dan sang ayah Edi Riadi (kiri). Foto: Sandy Firdaus/kumparan
Selain menganggap bahwa Sani adalah sosok pekerja keras, Sumardji juga melihat sisi lain dari dalam diri Sani selaku pesepak bola. Sosok manajer Bhayangkara FC ini juga percaya bahwa Sani adalah pembawa keberuntungan. Ia pun merasa aneh akan hal tersebut, entah itu kebetulan atau memang mukjizat dari Tuhan Yang Maha Esa.
ADVERTISEMENT
"Saat pertandingan tidak kondusif, Sani ini bisa jadi solusi membawa keberhasilan untuk semua. Tidak cuma di Bhayangkara, di Timnas juga sama ternyata," ujar Sumardji.
"Maka, percaya atau tidak, yakin atau tidak, saat Sani dimainkan, kita menang terus. Itu Simon bener itu, kemarin juga cerita ke saya, Sani itu hokinya bagus, boleh dilihat tendangan Sani yang bikin semua jadi semangat pas final kemarin (lawan Thailand). Itu tendangannya tidak keras, coba Tuhan berkata lain," tambahnya.
Sani Riski menerima piagam penghargaan dari kepolisian. Foto: Sandy Firdaus/kumparan
Tapi, terlepas dari hoki yang katanya memang kerap dimiliki Sani, Sumardji mengaku bahwa memang Sani adalah anak yang baik. Ia juga kemungkinan akan dipersiapkan kembali untuk Timnas U-22 yang akan berlaga di Kualifikasi Piala Asia U-23 2020.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah menyampaikan, sudah cukup euforia, kembali lagi konsentrasi latihan. Karena yang kita hadapi tanggal 22 Maret itu Thailand, tidak gampang. Karena itu AFC, kualifikasi, menentukan bangsa kita maju ke depan atau tidak. Silakan bereuforia sampai besok (Sabtu), tapi hari Minggu, semua harus kembali fokus. Saya tidak mau seperti yang sudah-sudah, pesepak bola jadi bintang, hancurlah nanti kariernya," ucap manajer Timnas U-22 tersebut.