Sebut Atalanta Tak Layak Main di Liga Champions, Andrea Agnelli Panen Kecaman

7 Maret 2020 18:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Andrea Agnelli bersama Pavel Nedved dan Fabio Paratici menyaksikan pertandingan Juventus di Stadio Olimpico Grande Torino. Foto: AFP/Marco Bertorello
zoom-in-whitePerbesar
Andrea Agnelli bersama Pavel Nedved dan Fabio Paratici menyaksikan pertandingan Juventus di Stadio Olimpico Grande Torino. Foto: AFP/Marco Bertorello
ADVERTISEMENT
Presiden Juventus, Andrea Agnelli, panen kecaman lewat pernyataannya yang menyebutkan Atalanta tak layak bermain di Liga Champions karena tidak memiliki sejarah di kancah internasional.
ADVERTISEMENT
Kamis (5/3/2020) lalu, dalam kapasitasnya sebagai pembicara di acara FT Business of Football Summit 2020, Agnelli memberi pemaparan soal European Super League yang selama ini telah dia kampanyekan lewat European Club Association (ECA).
Dalam pemaparannya, Agnelli membandingkan Atalanta dengan Roma. Menurutnya, sebagai tim dengan nilai historis di Eropa lebih besar, Roma lebih pantas untuk berlaga di Liga Champions dibanding Atalanta meskipun prestasi di liga domestik tidak memungkinkan untuk itu.
"Aku sangat menghormati apa yang Atalanta lakukan tetapi, tanpa sejarah internasional dan hanya karena mereka bermain bagus dalam satu musim, mereka lantas bisa bermain di kompetisi Eropa paling bergengsi. Apakah itu bisa dibenarkan?" ujar Agnelli.
"Bandingkan dengan Roma, yang dalam beberapa tahun terakhir sudah berkontribusi besar menjaga rangking Italia. Mereka menjalani satu musim yang buruk dan langsung tidak bisa berlaga. Karena itulah mereka harus menanggung akibatnya secara finansial."
ADVERTISEMENT
"Kami semua harus melindungi investasi yang sudah dilakukan. Jadi, apakah Atalanta kemudian bakal mendapat kesempatan lebih kecil untuk berlaga di level tertinggi? Entahlah, aku tidak punya jawabannya untuk itu. Ini adalah soal bagaimana menyusun proses transparan untuk membuat keputusan."
"Ada tim-tim yang bisa lolos ke kompetisi Eropa hanya karena rangking negara mereka. Menurutku, saat ini yang terpenting adalah bagaimana kita menyeimbangkan antara prestasi di liga domestik dengan kontribusi terhadap persepakbolaan Eropa," tambah pria 44 tahun itu.
Setelah mengeluarkan pernyataan demikian, Agnelli langsung mendapat serangan balik dari dua orang sekaligus. Yakni, Wali Kota Bergamo, Girgio Gori, dan Presiden Torino, Urbano Cairo.
Gori berkata, "Aku menghormati Andrea Agnelli tetapi aku tidak setuju dengan pernyataannya. Daripada tim-tim elite yang kaya dan terkenal, aku lebih memilih penghargaan diberikan kepada mereka yang berusaha dengan keringatnya. Itu namanya olahraga."
Remo Freuler (kedua dari kiri) merayakan gol bersama Hans Hateboer (kedua dari kanan). Foto: AFP/Vincenzo Pinto
Di kesempatan lain, Cairo berujar, "Aneh sekali. Untuk apa, sih, kita bicara soal ini lagi? Kita sudah sering berbicara soal ketimpangan ini."
ADVERTISEMENT
"Jurang perbedaan yang ada saat ini terlalu lebar. Yang kaya makin kaya dan itu semua bakal membuat kompetisi domestik jadi berada dalam bahaya. Nilai kompetisi dan hiburan bakal lenyap."
"Olahraga adalah kompetisi dan semua orang berhak untuk berlaga di dalamnya. Kalau ada klub besar yang sudah banyak berinvestasi tetapi tak mendapat hasil yang diinginkan berarti ada yang salah dengan cara mereka."
"Terkadang ada kejutan terjadi dan mereka yang berprestasi lebih baik tidak pantas mendapat hukuman. Kalau yang cuma boleh berlaga di sebuah kompetisi hanya tim-tim tertentu, ya, ngapain?" tutup Cairo.