Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Semakin Sering City Menang, Harus Semakin Keras City Bekerja
11 Februari 2019 11:06 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
ADVERTISEMENT
Bagi Maurizio Sarri, kekalahan 0-6 dari Manchester City adalah perkara yang sulit buat dipahami. Bagi Josep Guardiola, kemenangan 6-0 atas Chelsea bukan persoalan tak kasatmata. Artinya, kemenangan itu bukan sesuatu yang tak terjelaskan, bukan hal yang datang dengan sendirinya.
ADVERTISEMENT
Bertanding di Etihad Stadium pada Minggu (10/2/2019), Sergio Aguero, Raheem Sterling, dan Ilkay Guendogan memborong enam gol untuk memenangkan City. Aguero bahkan menorehkan trigol, sementara Sterling mencetak dua gol.
Berkat kemenangan besar ini pula, City kembali ke puncak klasemen Premier League 2018/19. Padahal tak sampai seminggu sebelumnya, Liverpool sudah duduk kembali di takhta teratas Premier League.
Berangkat dari situasi ini, rasanya tak berlebihan bila kita mengambil asumsi bahwa City belum selesai dengan perburuannya. Malah, ia bisa saja menorehkan prestasi dengan mengantarkan City juara Premier League dua musim berturut-turut.
Papan skor saja sudah menunjukkan bahwa City unggul segala-galanya atas Chelsea di pertandingan itu. Bagaimana City keluar dari pressing Chelsea menjadi bukti yang cukup tentang kejelian Guardiola membaca permainan lawan.
ADVERTISEMENT
Ditempatkannya Guendogan menjadi solusi efektif untuk menjebak Chelsea. Di sisi lain, keberhasilan taktik itu juga membuktikan bahwa yang cerdas bukan cuma pelatihnya, tapi pemain-pemain yang mempu mengaplikasikan instruksi Guardiola.
Di atas segala perkara taktikal dan kecerdasan pemain, ada hal lain yang dinilai Guardiola sebagai amunisi tim di laga-laga sulit. Baginya, amunisi itu adalah tekad untuk memenangi laga.
Memang terdengar klise. Tapi tanpa itu, Guardiola merasa City tidak akan ada apa-apanya.
"Tekad mereka untuk melakukan yang terbaik adalah hal luar biasa dan itu mengingatkan saya tentang Barcelona. Tekad inilah yang membuat kami mampu meraih 100 poin, memecahkan segala macam rekor, dan mendorong mereka lebih lagi,"jelas Guardiola, dilansir ESPNFC.
ADVERTISEMENT
"Satu-satunya hal yang saya tahu adalah semakin sering kami menang, harus semakin keras kami bekerja," ucap Guardiola.
Pembicaraan tentang Guardiola dan Barcelona adalah pembicaraan yang mau tak mau membawa kita pada empat tahun yang luar biasa itu. Empat tahun itu ditandai dengan 14 gelar juara, termasuk tiga mahkota La Liga dan dua trofi Liga Champions.
Perjalanan Guardiola bersama Barcelona adalah penyempurnaan sepak bola warisan Johan Cruyff. Lewat kepelatihannya yang tak panjang-panjang amat itu, Guardiola tak cuma membikin lemari klub penuh dengan trofi juara.
Lebih dari itu, ia mengangkat martabat Barcelona sebagai tim yang bertanding dengan kekhasan, sebagai tim yang percaya bahwa dalam sepak bola, kemenangan juga bisa direngkuh dengan cara elegan.
ADVERTISEMENT
Maka, kebutuhan, ambisi, visi--apa pun namanya--untuk merengkuh gelar juara musim ini, adalah hal yang mesti direngkuh City bersama Guardiola dengan cara yang agung. Itu artinya, mereka akan terlibat dalam baku-hantam melawan tim-tim hebat, beradu kuat dengan jadwal yang begitu padat dan tak jarang menyiksa fisik dan mental tim.
Sebagai pegiat sepak bola, Guardiola tak bisa menutup mata terhadap apa-apa yang mesti ia hadapi bersama tim. Namun, sebagai orang yang malang-melintang di atas lapangan bola sejak remaja, Guardiola tahu bahwa manusia bukan diciptakan untuk ditaklukkan.
"Seminggu lalu kami kalah dari Newcastle, kalian ingat? Seminggu lalu, lho, bukan dua bulan atau berbulan-bulan lalu. Apa yang kami lalui sudah berat dan akan bertambah berat. Tapi, segala hal dalam sepak bola akan selalu menjadi lebih baik jika kamu tetap tenang," tegas Guardiola.
ADVERTISEMENT