Sengaja Injak Perut Lawan, Elisa Basna Hanya Dilarang Main Dua Laga

16 Juni 2019 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Persebaya Surabaya, Elisa Basna. Foto: Instagram/@officialpersebaya
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Persebaya Surabaya, Elisa Basna. Foto: Instagram/@officialpersebaya
ADVERTISEMENT
Tiga pekan Liga 1 2019 bergulir, sudah tiga kali pula Komisi Disiplin (Komdis) PSSI mengeluarkan rangkaian sanksinya. Kali ini, sembilan hukuman dijatuhkan baik kepada perorangan maupun klub usai sidang yang digelar pada Jumat (14/6/2019) lalu.
ADVERTISEMENT
Satu dari sembilan sanksi itu dijatuhkan untuk pemain Persebaya Surabaya, Elisa Yahya Basna. Nama Basna sempat menjadi perbincangan manakala ia kedapatan secara sengaja menginjak perut pemain PSIS Semarang, Fredyan Wahyu, ketika kedua tim bertemu di Stadion Gelora Bung Tomo pada 30 Mei lalu.
Meski demikian, atas aksi brutal itu, Komdis PSSI hanya memberikan sanksi berupa larangan bermain sebanyak dua pertandingan plus denda Rp. 10.000.000. Hukuman itu pun serupa dengan apa yang diterima Sandi Darma Sute yang menginjak kaki Evan Dimas pada laga Barito Putera vs Persija Jakarta pada 20 Mei silam.
Pelanggaran yang dilakukan Basna sejatinya sangat berbahaya. Injakan atau tendangan kepada perut bahkan pernah menewaskan mantan pemain PKT Bontang, Jumadi Abdi, dan mantan pemain Persiraja Banda Aceh, Akli Fairuz.
ADVERTISEMENT
Pada 7 Maret 2009, Jumadi yang kala itu berlaga untuk PKT Bontang, mengembuskan napas terakhir usai mendapat perawatan akibat mendapat tekel dari pemain Persela Lamongan, Denny Tarkas, di perut. Denny Tarkas kemudian dijatuhi hukuman larangan bermain selama empat bulan.
Sementara, Akli meninggal dunia di rumah sakit usai perutnya ditendang penjaga gawang PSAP, Agus Rohman, pada 2014 silam. Atas tindakannya itu, Agus akhirnya dihukum selama setahun dilarang berkecimpung di sepak bola nasional.
Pada laga melawan PSIS, suporter Persebaya juga diketahui menyalakan flare dan smoke bomb. Alhasil, kubu 'Bajul Ijo' pun harus menanggung dosa para pendukungnya dengan mendapat denda Rp 150 juta.
Meski berstatus sebagai tim tamu, manajemen PSIS nyatanya tak juga lepas dari sanksi Komdis PSSI. Dalam laga melawan Persebaya, suporter PSIS kedapatan melempar botol ke dalam lapangan. 'Laskar Mahesa Jenar' pun didenda Rp 75 juta.
ADVERTISEMENT
Sejumlah suporter klub PSIS Semarang, Panser Biru melakukan gerakan koreografi dalam pertandingan lanjutan Liga 1 Indonesia antara PSIS melawan Persebaya Surabaya di Stadion Moch. Soebroto, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (22/7) Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Namun, sanksi terhadap PSIS tak berhenti sampai di situ. Kala menjamu Persija pada 26 Mei lalu, suporter PSIS didakwa bersalah karena saling lempar botol dengan suporter lawan serta menyalakan petasan.
Untuk itu, Komdis PSSI menghukum mereka dengan denda sebesar Rp 100 juta. Akibat aksi serupa, Persija juga dihukum Rp 50 juta.
Hukuman akibat menyalakan flare juga harus dirasakan Semen Padang kala menjamu Persib Bandung pada 29 Mei lalu. Suporter 'Kabau Sirah' didakwa bersalah karena menyalakan flare di dalam stadion lebih dari lima kali. Tindakan itu pun berujung kepada denda sebesar Rp 100 juta.
Flare dan petasan tampaknya masih dapat dengan mudah masuk ke dalam stadion di Tanah Air setelah Arema FC dihukum karena hal ini. Suporter mereka kedapatan menyalakan flare dan petasan saat menjamu Persela Lamongan yang berujung kepada denda Rp 50 juta.
ADVERTISEMENT
Suporter Arema FC merayakan kemenangan tim kesayangannya atas Bhayangkara FC di Stadion Patriot Candrabhaga. Foto: Risky Andrianto/Antara
Hukuman pemungkas dijatuhkan Komdis PSSI kepada Perseru Badak Lampung FC ketika menghadapi tuan rumah Kalteng Putra pada 28 Mei lalu. Ketika itu, enam pemain Perseru mendapat kartu kuning dalam satu pertandingan sehingga didenda Rp 50 juta.