Sepak Bola Rangga Muslim yang Berutang pada Bangku Kuliah

3 Juli 2019 9:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rangga Muslim (kostum hijau) di laga PSS Sleman vs Bhayangkara FC. Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/hp.
zoom-in-whitePerbesar
Rangga Muslim (kostum hijau) di laga PSS Sleman vs Bhayangkara FC. Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/hp.
ADVERTISEMENT
Untuk mendapatkan apa yang sudah ada di tangannya sekarang, Rangga Muslim, penggawa PSS Sleman itu, beberapa kali menjadi 'anak nakal'. Perkaranya satu: Ia aktif di sepak bola, tetapi juga berstatus mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Sekitar 2014, ia beberapa kali terpaksa membolos kuliah lantaran mesti mengikuti latihan sepak bola. Saat itu, Rangga memang masih tercatat sebagai mahasiswa jurusan Teknik Mesin di Universtas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) angkatan 2011 sekaligus pemain profesional milik PSIM Yogyakarta.
"Waktu itu pernah bolos kuliah karena ada latihan. Kalau tidak salah, pas masih main di PSIM tahun 2014 atau 2015-an," kenang Rangga kepada kumparanBOLA usai sesi latihan jelang laga melawan Persija Jakarta di Stadion Patriot Candrabhaga, Selasa (2/7/2019).
Beruntung, dosen yang mengampu beberapa mata kuliahnya kala itu memaklumi. Hal semacam ini, menurut Rangga, memang lumrah untuk seorang mahasiswa kampusnya yang aktif di kegiatan luar. Namun, tak jarang pula ada dosen yang sengaja menanyakan keberadaannya.
ADVERTISEMENT
"Mungkin karena (absen) saya nggak pernah lewat tiga kali. 'Kan ada aturannya itu, nggak boleh absen lebih dari tiga. Kalau lebih, bisa tidak diluluskan atau dapat nilai D, nilai C," ucapnya.
Sebenarnya, jumlah absen Rangga pernah di 'ujung tanduk'. Apa lagi alasannya kalau bukan sepak bola?
Karena tak bisa meninggalkan latihan dan tak ingin gagal pada satu mata kuliah sekaligus, Rangga terpaksa melakukan hal terlarang nan populer di kalangan mahasiswa: Titip absen.
"Jumlah absen saya hampir pernah lebih dari tiga. Sampai-sampai harus titip tanda tangan sama teman karena tidak bisa kuliah. Tapi tidak seringlah kayak gitu," tutur Rangga yang kali ini diiringi sedikit tawa.
Kendati sempat beberapa kali mangkir, pendidikan baginya tetaplah penting dan derajatnya mesti dijunjung pada posisi yang setara dengan renjananya, sepak bola.
ADVERTISEMENT
Karena itulah, Rangga sebisa mungkin membagi waktu pada kesempatan lain. Intinya, ia tak mau mengorbankan sepak bola dan pendidikan. Keduanya mesti berjalan beriringan.
Mulanya memang terasa amat sulit. Namun, lama-kelamaan ia mulai terbiasa hingga akhirnya menemukan celah.
"Di sela-sela latihan, atau saat libur, saya manfaatin waktu buat kuliah. Saya pakai juga buat ngerjain tugas," ucapnya.
"Atau bisa juga saya latihan pagi, siang-siang atau sorenya saya pakai buat kuliah. Agak repot karena harus memaksakan diri, tapi lama-lama terbiasa," cerita pemain kelahiran Bima, 13 Mei 1994, ini.
Suasana latihan PSS Sleman di Stadion UNY. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Dengan cara-cara itu, Rangga bisa lebih lancar mengikuti latihan. Sementara, kegiatan perkuliahannya tak begitu terganggu.
Walau demikian, ia mengakui bahwa kesibukan di dunia sepak bola membuatnya tak bisa menyelesaikan tugas akhir secara tepat waktu. Alhasil, ia baru bisa lulus pada awal 2019 atau sekitar tujuh tahun sejak pangkal perkuliahannya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Rangga tinggal menunggu waktu wisuda yang artinya masa perkuliahannya benar-benar akan segera berakhir. Namun, ia enggan melupakan masa-masa tersebut serta tak ingin pula menganggap waktu belajarnya telah usai.
Alasannya, ya, itu tadi. Rangga menganggap pendidikan sama pentingnya dengan sepak bola. Di luar itu, ia juga merasa punya 'utang' yang tak sedikit dengan bangku kuliah.
Rangga tak asal bual. Sebab, segala sesuatu yang ia capai sekarang, terutama di dunia sepak bola, memang bermula sejak ia duduk di bangku kuliah.
Rangga Muslim (tengah, kostum putih) di laga melawan Persipura. Foto: ANTARA FOTO/Gusti Tanati/nz.
Tanpa kuliah, ia tak akan bergabung dengan tim sepak bola kampusnya yang bernama PS HW. Tim inilah yang pada beberapa tahun silam mengantarkannya mengikuti Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) dengan mewakili Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Ketika itu, bakat yang ia miliki tercium oleh PSIM Yogyakarta yang merekrutnya sebagai pemain profesional untuk yang pertama kali, tepatnya pada 2014.
Semenjak saat itu, karier Rangga perlahan-lahan menanjak. Lepas dari PSIM, ia hijrah ke Persebaya Surabaya pada 2017 dan turut andil dalam keberhasilan klub kebanggaan kota Surabaya itu lolos ke Liga 1 dengan menjuarai Liga 2.
Prestasi serupa kemudian juga berlanjut pada 2018 tatkala ia membela PSS Sleman, tim yang hingga kini masih ia perkuat.
"Saya nggak mau bilang lebih penting ini atau itu. Karena menurut saya, dua-duanya memang penting untuk saya sampai sekarang," ujar Rangga mantap.