Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Satgas Antimafia Bola bertemu Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Gatot S. Dewa Broto, di Direktorat Reserse Kriminal Umum pada Selasa (18/2/2020). Perjumpaan itu membahas koordinasi antara pemerintah dan kepolisian dalam memberantas pengaturan laga.
ADVERTISEMENT
Saat dijumpai selepas audiensi pada pukul 10.30 WIB, Gatot membeberkan bahwa Kemenpora menginginkan kerja bareng Satgas bisa dijalankan hingga selesai Piala Dunia U-20 2021.
“Kami berterima kasih sudah bisa bertemu Satgas, dalam hal ini (Brigjen Pol.) Hendro Pandowo selaku Kasatgas. Ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan beberapa waktu lalu antara Satgas dan Pak Menpora."
"Sebagai bentuk apresiasi dari pemerintah, kami memohon kalau bisa Satgas bekerja sampai Piala Dunia U-20 2021 kelar. Itu hajatan besar. Kami tidak ingin tercemar hal-hal yang namanya dugaan mafia bola,” kata Gatot.
Poin kedua yang disampaikan Gatot ialah terkait pembekuan PSSI. Sesmenpora menuturkan bahwa pembekuan federasi bisa terjadi jika terbukti adanya pengaturan laga di sepak bola Indonesia.
ADVERTISEMENT
Gatot mencontohkan pembekuan PSSI pada 2015 lalu yang disinyalir munculnya dugaan mafia bola. Sekarang, kata Sesmenpora, praktik pengaturan laga lebih rapi.
Tak heran Gatot menyebut bahwa modusnya berubah seiring ketatnya pengawasan terhadap mafia bola.
“Kami bagikan tentang pengalaman apa yang terjadi dengan Tim 9 dulu saat pembekuan PSSI. Salah satu alasan Tim 9 dibentuk itu karena adanya dugaan pengaturan laga. Saya menyarankan ke beliau (Hendro Pandowo), bukan berarti ke depan ada pembekuan PSSI."
"Namun, masalah pengaturan laga harus dicermati lebih baik. Ada perubahan paradigma. Sebelum melakukan pembekuan (PSSI), Satgas harus kenal betul-betul ruang lingkupnya karena ditengarai masih terjadi,” ujar Gatot.