Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Musim 2019/20 belum resmi berakhir, tetapi ada baiknya kalian mulai mempersiapkan diri untuk musim depan. Pasalnya, ada sejumlah perubahan yang akan diterapkan dalam regulasi sepak bola pada 2020/21.
ADVERTISEMENT
Perubahan tersebut dibuat oleh International Football Association Board (IFAB) dalam sebuah pertemuan di Belfast, Rep. Irlandia, pada 29 Februari 2020. Namun, perubahan-perubahan itu baru dipublikasikan pada 7 April lalu.
IFAB menyatakan bahwa perubahan utama terjadi pada aturan handball, tendangan penalti, dan Video Assistant Referee (VAR ).
Nah, kumparanBOLA bakal menjelaskan perubahan di tiga aturan tersebut. Simak di bawah ini.
Handball
Peraturan handball kerap bermasalah karena beberapa hal. Utamanya, karena rancunya bagian tangan mana yang dianggap handball. Nah, IFAB mengklarifikasi kerancuan tersebut.
Menurut IFAB, bagian di bawah ketiak sudah tergolong handball. Mudahnya, bagian bahu atau sepertiga siku bagian atas tidak tergolong handball dan sisa bagian lengan termasuk handball.
ADVERTISEMENT
Selain itu, IFAB membuat perubahan menyoal mengapa dan kapan aturan handball berlaku. Intinya, seorang pemain akan dianggap melakukan handball jika timnya diuntungkan, baik sengaja atau tidak. Misalnya, handball tersebut berakhir dengan gol atau membuka kesempatan untuk mencetak gol.
Jika bola mengenai bagian lengan yang dianggap handball dan bola tak berbuah gol atau kesempatan, tak dianggap sebagai handball. Selain itu, tentu saja, jika pemain sengaja menyentuh bola dengan tangannya, akan dianggap handball.
Penalti
Perubahan yang dibuat IFAB terhadap tendangan penalti kali ini meliputi beberapa hal.
Pertama, apabila kiper melakukan pelanggaran dan tendangan yang dilakukan meleset atau membentur tiang, tak akan ada pengulangan penalti.
Situasi ini bakal terjadi jika pelanggaran yang dilakukan kiper tak berdampak terhadap penendang. Jika berdampak, penalti akan diulang.
ADVERTISEMENT
Namun, jika kiper melakukan pelanggaran dan ia menyelamatkan tendangan yang diambil, penalti akan diulang. Sang kiper juga akan mendapat teguran.
Perubahan terhadap peraturan penalti tak berhenti di situ. Apabila pemain dari kedua tim masuk ke kotak penalti sebelum tendangan dilakukan, penalti akan diulang.
Selain itu, apabila kiper dan penendang sama-sama melakukan pelanggaran, yang mendapatkan hukuman adalah si penendang. Kondisi ini sejatinya jarang terjadi.
Namun, IFAB menyatakan bahwa penendang yang mendapatkan hukuman karena kejadian seperti ini terjadi karena si penendang melakukan gerakan tipuan yang dilarang (illegal feinting).
Yang terakhir, adu penalti dianggap bukan bagian dari pertandingan penuh (90 menit + 30 menit extra time). Apabila ada pemain yang mendapat satu kartu kuning di pertandingan dan satu kartu kuning di adu penalti, dua keputusan itu tak akan berbuah kartu merah.
ADVERTISEMENT
Video Assistant Referee (VAR)
Inti dari perubahan terhadap VAR adalah wasit di lapangan menjadi orang yang mengambil keputusan terakhir.
Maksudnya begini. Wasit diminta untuk melihat video dari monitor yang ada di pinggir lapangan jika merasa perlu atau rekomendasi VAR tak terlalu jelas. Sebaliknya, wasit juga bisa langsung menuruti keputusan VAR. Intinya, keputusan terakhir ada di tangan wasit.
Premier League menjadi salah satu liga top Eropa yang akan terdampak keputusan ini. Di 2019/2020, wasit Premier League hanya bisa mendengar rekomendasi VAR tanpa melihat rekaman ulang kejadian.
Perubahan ini bakal diberlakukan pada 2020/21. Namun, IFAB menyatakan bahwa peraturan ini bisa diterapkan untuk sisa laga di musim 2019/20 meski sampai sekarang, hampir semua kompetisi masih ditangguhkan akibat wabah virus corona.
ADVERTISEMENT
---
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!