Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali, mengeklaim ada pungutan liar saat proses seleksi wasit Liga 1 yang berlangsung pada 15-16 Juni 2023. Ia mengatakan adanya pungutan sejumlah Rp 500 ribu untuk mendapatkan bocoran soal.
ADVERTISEMENT
Seleksi wasit itu dipimpin oleh dua instruktur dari Jepang, yakni Yoshimi Ogawa dan Toshiyugi Nagi. Ini adalah kerja sama PSSI dengan Japan Football Association (JFA).
Namun, untuk teknis di lapangan, peran lebih banyak diberikan kepada instruktur lokal yang dipimpin Purwanto sebagai Koordinator dengan anggota Alil Rineggo, Jajat Sudrajat, Agus Haryono, Riswanda, Ayi Daud Dakhiri, Fakhrizal Kahar dab Nurwahid.
"Sejumlah wasit mengaku diminta uang Rp 500 ribu bila ingin dibantu bisa dapat bocoran jawaban soal. Atau paket Rp 1 juta buat dibantu lolos tes fisik dan tes LOTG [Laws of The Game]. Ini harus diungkap pelakunya dan diberikan hukuman berat," kata Akmal dalam pernyataan resminya, Selasa (11/7).
"Ada pungli yang dibarter dengan bocoran kunci jawaban dan bantuan lolos seleksi. Bagian pengumpulan uang dilakukan oleh AP, RM, dan FF serta JN, HD, HC lalu diserahkan kepada AD dan FK. Ini fakta, bukan fitnah," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Adapun berdasarkan hasil tes LOTG, ada lima wasit Liga 1 yang mendapat nilai sempurna 100. Sementara, untuk asisten wasit Liga 1 ada tujuh yang mendapat nilai sempurna. Sementara, untuk tes LOTG, terdapat tiga wasit Liga 2 yang mendapat nilai sempurna dan dua asisten wasit dengan nilai 100.
Akmal juga mendesak PSSI untuk segera membentuk tim guna menyelesaikan persoalan ini. Ia menegaskan bahwa SOS telah memiliki bukti-bukti pendukung.
"PSSI harus segera membentuk Tim Pencari Fakta Independen untuk mengusut tuntas kasus pungli dalam seleksi wasit karena secara mental akhirnya berpengaruh kepada kepemimpinan wasit di lapangan," kata Akmal.
"SOS sudah mendapatkan sejumlah bukti-bukti pendukung dari kasus ini, bahkan sejumlah wasit siap memberikan kesaksian bila dibentuk Tim Pencari Fakta Independen. Mereka takut di black list bila menyampaikan secara terbuka," tandasnya.
ADVERTISEMENT