Sudah Saatnya Kalinic Mengubah Komedi Gelapnya Menjadi Epos

14 Agustus 2018 5:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyerang Kroasia, Nikola Kalinic. (Foto: NICOLAS TUCAT / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Penyerang Kroasia, Nikola Kalinic. (Foto: NICOLAS TUCAT / AFP)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Piala Dunia 2018 sudah berakhir, tapi cerita tentang Nikola Kalinic belum juga usai. Pemain mana pun yang terbang ke Rusia saat itu, pasti menyimpan asa untuk berkontribusi sebesar-besarnya bagi tim, terlepas apa pun yang menjadi kenyataan selama perhelatan berlangsung.
ADVERTISEMENT
Namun, komedi gelap mengiringi narasi kiprah Kalinic bersama Timnas Kroasia. Kalinic yang waktu itu masih berstatus sebagai pemain AC Milan dipulangkan oleh timnya usai laga pertama Kroasia di Grup D. Langkah pertama Kroasia di Piala Dunia 2018 sebenarnya berjalan lancar. Melawan Nigeria, anak-anak asuh Zlatko Dalic berhasil merebut kemenangan 2-0 di Kaliningrad Stadium.
Drama dalam tubuh tim terjadi dua hari setelah kemenangan tadi. Selidik demi selidik, Kalinic dipulangkan lebih awal karena ia menolak untuk dimainkan sebagai pemain pengganti. Di laga melawan Nigeria itu, nama Kalinic memang tidak ada di daftar sebelas pemain awal. Dalic tadinya sudah bersiap memasukkan Kalinic pada menit 86 menggantikan Mario Mandzukic. Alih-alih menyambut tugas ini dengan antusias, Kalinic justru menolak dengan alasan sedang bermasalah dengan punggungnya,
ADVERTISEMENT
Sialnya, Kroasia tampil luar biasa dan berhasil menjejak ke final Piala Dunia 2018 walaupun pulang dengan menyandang status runner-up. Sewajarnya runner-up, setiap orang dalam tim itu dihadiahi medali perak. Kalinic tadinya termasuk orang yang masuk daftar untuk dihadiahi medali tersebut. Namun, sosok yang sekarang berstatus sebagai pemain Atletico Madrid itu menolak. Alasannya sederhana, Kalinic merasa ia tidak bermain di Rusia.
Usai drama di Rusia itu, Kalinic kerap menjadi pergunjingan. Tak sulit untuk menemukan olok-olok soal Kalinic dengan mesin pencari di internet. Terlebih, penampilannya bersama Milan juga buruk. Didatangkan dengan harapan bakal menjadi mesin gol Milan, bahkan diwarisi jersi dengan nomor punggung yang dulu dipakai Andriy Shevchenko, Kalinic hanya mampu menorehkan enam gol di Serie A. Padahal, ia bermain 31 kali meski 11 di antaranya masuk sebagai pemain pengganti.
ADVERTISEMENT
Beruntung, cerlang Kalinic yang tak tampak itu tak menyurutkan niat Atletico untuk memboyongnya ke Wanda Metropolitano. Di bawah asuhan Diego Simeone-lah, Kalinic siap digembleng agar segala cerita komedi gelapnya itu berganti menjadi epos. Kepada kepemimpinan dan racikan taktik Simeone-lah, Kalinic bisa berharap agar segala pergunjingan tak sedap tentangnya beralih rupa menjadi puja-puji, termasuk soal pemulangan cepat dari Timnas itu.
"Apa yang terjadi di Piala Dunia sudah terjadi. Pelatih (Dalic) tidak mau memperhitungkan saya dan saya menerimanya. Saya tidak menginginkan medali karena saya tidak berkontribusi di sepanjang turnamen. Di sana, saya tidak ambil bagian dalam keberhasilan tim. Sekarang, kita dapat menutup cerita itu dan berhenti melihat ke belakang," tutur Kalinic, dilansir ESPN.
ADVERTISEMENT
Keputusan Atletico untuk tetap memboyong Kalinic bisa dibilang berisiko. Pertama, dilihat dari prosesnya saja sudah rumit. Untuk mendatangkan Kalinic, Atletico harus menyingkirkan satu pemain karena di La Liga, setiap tim hanya boleh mendaftarkan 25 pemain. Kabar baiknya, berbarengan dengan proses transfer itu, penyerang Prancis, Kevin Gameiro, yang sudah berkostum Rojiblancos sejak 2016 bakal segera berpindah klub menuju Valencia.
Kedua, Atletico bukannya klub tanpa penyerang mumpuni. Di lini depan sudah ada dua nama pamungkas, Antoine Griezmann dan Diego Costa. Gelaran La Liga dan Liga Europa 2017/18 ditandai Griezmann dengan torehan 25 gol dan 11 assist miliknya. Sementara, Costa berhasil membukukan lima gol dan empat assist di dua kompetisi yang sama.
ADVERTISEMENT
Berkaca dari penampilan gemilang dua rekannya ini, Kalinic sadar bahwa ia akan melangkah di jalan yang terjal seiring dengan kepindahannya ke Atletico. Namun, bukan berarti langkah yang sulit itu tak bisa diatasinya. Setidaknya, optimisme ini dapat digunakannya sebagai bekal untuk membuktikan bahwa cerlangnya belum padam.
"Kita sedang membicarakan dua sosok yang mungkin bisa disebut sebagai penyerang-penyerang terbaik di Eropa. Saya begitu menghormati mereka. Saya harus bersaing dan mencoba untuk mendapatkan menit bermain. Ada banyak pertandingan di sepanjang musim, dan saya berharap, saya dapat memainkan peran saya di sini," papar eks pemain Fiorentina itu.
Debut Kalinic bersama Atletico tidak berakhir menyenangkan. Berlaga di gelaran International Champions Cup 2018 pada Minggu (12/8/2018), Kalinic keluar lapangan sambil membawa cerita kekalahan 0-1 dari Inter Milan.
ADVERTISEMENT
Tapi, kesempatan Kalinic memang belum habis. Pada Kamis (16/8/2018) pukul 02:00 WIB di A. Le Coq Arena, Estonia, Atletico bakal melakoni derbi melawan Real Madrid di Piala Super Eropa 2018. Laga melawan Madrid tak akan pernah dipandang mudah oleh tim mana pun, tak terkecuali Atletico. Namun, selalu ada 'emas' yang tersembunyi di balik tantangan berat. Laga melawan Madrid bukannya tak mungkin menjadi batu pijakan pertama Kalinic untuk menuai kesuksesan.
"Saya masih harus beradaptasi, ini masih awal. Pertandingan melawan Madrid nanti bakal sulit, tapi saya harap, kami dapat memenanginya," pungkas Kalinic.